tag:blogger.com,1999:blog-12998336812633243722024-03-05T14:48:50.849+07:00nursing blogKnow Y'r HealtSuhardihttp://www.blogger.com/profile/02077185241004712710noreply@blogger.comBlogger37125tag:blogger.com,1999:blog-1299833681263324372.post-23451101563481875822012-07-07T21:11:00.001+07:002012-07-07T21:11:29.073+07:00<a href="http://nursingbegin.com/"><img src="http://nursingbegin.com/nursingbeginbanner.bmp" /></a>Suhardihttp://www.blogger.com/profile/02077185241004712710noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1299833681263324372.post-15994165582653199732011-09-03T17:29:00.001+07:002011-09-03T17:30:36.116+07:00hipertensi<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><a href="http://nursingbegin.com/"> </a><br />
PENGERTIAN<br />
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Smeltzer,2001)<br />
Menurut WHO ( 1978 ), tekanan darah sama dengan atau diatas 160 / 95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
KLASIFIKASI<br />
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas : ( Darmojo, 1999 )<br />
Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan / atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.<br />
Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu :<br />
Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya<br />
Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain<br />
ETIOLOGI<br />
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan – perubahan pada :<br />
Elastisitas dinding aorta menurun<br />
Katub jantung menebal dan menjadi kaku<br />
Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.<br />
Kehilangan elastisitas pembuluh darah<br />
Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi<br />
Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer<br />
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :<br />
Faktor keturunan<br />
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi<br />
Ciri perseorangan<br />
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:<br />
Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )<br />
Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )<br />
Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )<br />
Kebiasaan hidup<br />
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :<br />
Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )<br />
Kegemukan atau makan berlebihan<br />
Stress<br />
Merokok<br />
Minum alcohol<br />
Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )<br />
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :<br />
Ginjal<br />
Glomerulonefritis<br />
Pielonefritis<br />
Nekrosis tubular akut<br />
Tumor<br />
Vascular<br />
Aterosklerosis<br />
Hiperplasia<br />
Trombosis<br />
Aneurisma<br />
Emboli kolestrol<br />
Vaskulitis<br />
Kelainan endokrin<br />
DM<br />
Hipertiroidisme<br />
Hipotiroidisme<br />
Saraf<br />
Stroke<br />
Ensepalitis<br />
SGB<br />
Obat – obatan<br />
Kontrasepsi oral<br />
Kortikosteroid<br />
PATOFISIOLOGI / PATHWAY<br />
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.<br />
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.<br />
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer, 2001).<br />
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi palsu” disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff sphygmomanometer (Darmojo, 1999).<br />
TANDA DAN GEJALA<br />
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :<br />
Tidak ada gejala<br />
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.<br />
Gejala yang lazim<br />
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.<br />
Menurut Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu : Mengeluh sakit kepala, pusing Lemas, kelelahan, Sesak nafas, Gelisah, Mual Muntah, Epistaksis, Kesadaran menurun.<br />
PEMERIKSAAN PENUNJANG<br />
Hemoglobin / hematokrit<br />
Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan ( viskositas ) dan dapat mengindikasikan factor – factor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.<br />
BUN : memberikan informasi tentang perfusi ginjal<br />
Glukosa<br />
Hiperglikemi ( diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi ) dapat diakibatkan oleh peningkatan katekolamin ( meningkatkan hipertensi )<br />
Kalium serum<br />
Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama ( penyebab ) atau menjadi efek samping terapi diuretik.<br />
Kalsium serum<br />
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi<br />
Kolesterol dan trigliserid serum<br />
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya pembentukan plak ateromatosa ( efek kardiovaskuler )<br />
Pemeriksaan tiroid<br />
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi<br />
Kadar aldosteron urin/serum<br />
Untuk mengkaji aldosteronisme primer ( penyebab )<br />
Urinalisa<br />
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes.<br />
Asam urat<br />
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi<br />
Steroid urin<br />
Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme<br />
IVP<br />
Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit parenkim ginjal, batu ginjal / ureter<br />
Foto dada<br />
Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung<br />
CT scan<br />
Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati<br />
EKG<br />
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi<br />
PENATALAKSANAAN<br />
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.<br />
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :<br />
Terapi tanpa Obat<br />
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :<br />
Diet<br />
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :<br />
Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr<br />
Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh<br />
Penurunan berat badan<br />
Penurunan asupan etanol<br />
Menghentikan merokok<br />
Latihan Fisik<br />
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :<br />
Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain<br />
Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu<br />
Edukasi Psikologis<br />
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :<br />
Tehnik Biofeedback<br />
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal.<br />
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.<br />
Tehnik relaksasi<br />
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks<br />
Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )<br />
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.<br />
Terapi dengan Obat<br />
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita. <br />
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi ( JOINT NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION AND TREATMENT OF HIGH BLOOD PRESSURE, USA, 1988 ) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita.<br />
Pengobatannya meliputi :<br />
Step 1<br />
Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor<br />
Step 2<br />
Alternatif yang bisa diberikan :<br />
Dosis obat pertama dinaikkan<br />
Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama<br />
Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca antagonis, Alpa<br />
blocker, clonidin, reserphin, vasodilator<br />
Step 3 : Alternatif yang bisa ditempuh<br />
Obat ke-2 diganti<br />
Ditambah obat ke-3 jenis lain<br />
Step 4 : Alternatif pemberian obatnya<br />
Ditambah obat ke-3 dan ke-4<br />
Re-evaluasi dan konsultasi<br />
Follow Up untuk mempertahankan terapi<br />
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan ( perawat, dokter ) dengan cara pemberian pendidikan kesehatan.<br />
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien dengan petugas kesehatan adalah sebagai berikut :<br />
Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran tekanan darahnya<br />
Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan darahnya<br />
Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh, namun bisa dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan mortilitas<br />
Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan tingginya tekanan darah atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya dapat diketahui dengan mengukur memakai alat tensimeter<br />
Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih dahulu<br />
Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup penderita<br />
Ikutsertakan keluarga penderita dalam proses terapi<br />
Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau keluarga dapat mengukur tekanan darahnya di rumah<br />
Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x sehari atau 2 x sehari<br />
Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek samping dan masalah-masalah yang mungkin terjadi<br />
Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau mengganti obat untuk mencapai efek samping minimal dan efektifitas maksimal<br />
Usahakan biaya terapi seminimal mungkin<br />
Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering<br />
Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang ditentukan.<br />
Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat diperlukan sekali pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan pelaksanaan pengobatan hipertensi.<br />
PENGKAJIAN<br />
Aktivitas / istirahat<br />
Gejala :<br />
Kelemahan<br />
Letih<br />
Napas pendek<br />
Gaya hidup monoton<br />
Tanda :<br />
Frekuensi jantung meningkat<br />
Perubahan irama jantung<br />
Takipnea<br />
Sirkulasi<br />
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner / katup, penyakit serebrovaskuler<br />
Tanda :<br />
Kenaikan TD<br />
Nadi : denyutan jelas<br />
Frekuensi / irama : takikardia, berbagai disritmia<br />
Bunyi jantung : murmur<br />
Distensi vena jugularis<br />
Ekstermitas<br />
Perubahan warna kulit, suhu dingin( vasokontriksi perifer ), pengisian kapiler mungkin lambat<br />
Integritas Ego<br />
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, marah, faktor stress multiple ( hubungsn, keuangan, pekerjaan )<br />
Tanda :<br />
Letupan suasana hati<br />
Gelisah<br />
Penyempitan kontinue perhatian<br />
Tangisan yang meledak<br />
otot muka tegang ( khususnya sekitar mata )<br />
Peningkatan pola bicara<br />
Eliminasi<br />
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( infeksi, obstruksi, riwayat penyakit ginjal )<br />
Makanan / Cairan<br />
Gejala :<br />
Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, lemak dan kolesterol<br />
Mual<br />
Muntah<br />
Riwayat penggunaan diuretic<br />
Tanda :<br />
BB normal atau obesitas<br />
Edema<br />
Kongesti vena<br />
Peningkatan JVP<br />
glikosuria<br />
Neurosensori<br />
Gejala :<br />
Keluhan pusing / pening, sakit kepala<br />
Episode kebas<br />
Kelemahan pada satu sisi tubuh<br />
Gangguan penglihatan ( penglihatan kabur, diplopia )<br />
Episode epistaksis<br />
Tanda :<br />
Perubahan orientasi, pola nafas, isi bicara, afek, proses pikir atau memori ( ingatan )<br />
Respon motorik : penurunan kekuatan genggaman<br />
Perubahan retinal optic<br />
Nyeri/ketidaknyamanan<br />
Gejala :<br />
nyeri hilang timbul pada tungkai sakit kepala oksipital berat nyeri abdomen<br />
Pernapasan<br />
Gejala :<br />
Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas<br />
Takipnea<br />
Ortopnea<br />
Dispnea nocturnal proksimal<br />
Batuk dengan atau tanpa sputum<br />
Riwayat merokok<br />
Tanda :<br />
Distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan<br />
Bunyi napas tambahan ( krekles, mengi )<br />
Sianosis<br />
Keamanan<br />
Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan<br />
Tanda : Episode parestesia unilateral transien<br />
Pembelajaran / Penyuluhan<br />
Gejala :<br />
Factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, DM , penyakit serebrovaskuler, ginjal<br />
Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormon lain<br />
Penggunaan obat / alcohol<br />
DIAGNOSA KEPERAWATAN<br />
Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular<br />
Tujuan :<br />
Tidak terjadi penurunan curah jantung setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam.<br />
Kriteria hasil :<br />
Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD<br />
Mempertahankan TD dalam rentang yang dapat diterima<br />
Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil<br />
Intervensi :<br />
Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang tepat<br />
Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer<br />
Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas<br />
Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler<br />
Catat edema umum<br />
Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas, batasi jumlah pengunjung.<br />
Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditempat tidur/kursi<br />
Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan<br />
Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan leher, meninggikan kepala tempat tidur.<br />
Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan<br />
Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah<br />
Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi<br />
Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi<br />
Diuretik Tiazid misalnya klorotiazid ( Diuril ), hidroklorotiazid ( esidrix, hidrodiuril ),<br />
bendroflumentiazid ( Naturetin )<br />
Diuretic Loop misalnya Furosemid ( Lasix ), asam etakrinic ( Edecrin ), Bumetanic ( Burmex )<br />
Diuretik hemat kalium misalnay spironolakton ( aldactone ), triamterene ( Dyrenium ), amilioride ( midamor )<br />
Inhibitor simpatis misalnya propanolol ( inderal ), metoprolol ( lopressor ), Atenolol ( tenormin ), nadolol ( Corgard ), metildopa ( aldomet ), reserpine ( Serpasil ), klonidin ( catapres )<br />
Vasodilator misalnya minoksidil ( loniten ), hidralasin ( apresolin ), bloker saluran kalsium ( nivedipin, verapamil )<br />
Anti adrenergik misalnya minipres, tetazosin ( hytrin )<br />
Bloker nuron adrenergik misalnya guanadrel ( hyloree ), quanetidin ( Ismelin ), reserpin ( Serpasil )<br />
Inhibitor adrenergik yang bekerja secara sentral misalnya klonidin ( catapres ), guanabenz ( wytension ), metildopa ( aldomet )<br />
Vasodilator kerja langsung misalnya hidralazin ( apresolin ), minoksidil, loniten<br />
Vasodilator oral yang bekerja secara langsung misalnya diazoksid ( hyperstat ), nitroprusid ( nipride, nitropess )<br />
Bloker ganglion misalnya guanetidin ( ismelin ), trimetapan ( arfonad ), ACE inhibitor ( captopril, captoten )<br />
Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral<br />
Tujuan :<br />
Nyeri atau sakit kepala hilang atau berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam<br />
Kriteria hasil :<br />
Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala<br />
Pasien tampak nyaman<br />
TTV dalam batas normal<br />
Intervensi :<br />
Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan<br />
Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan<br />
Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan<br />
Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin<br />
Beri tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala seperti kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi dan distraksi<br />
Hilangkan / minimalkan vasokonstriksi yang dapat meningkatkan sakit kepala misalnya mengejan saat BAB, batuk panjang, membungkuk<br />
Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi : analgesik, antiansietas (lorazepam, ativan, diazepam, valium )<br />
Resiko perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan adanya tahanan pembuluh darah<br />
Tujuan :<br />
Tidak terjadi perubahan perfusi jaringan : serebral, ginjal, jantung setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam<br />
Kriteria hasil :<br />
Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti ditunjukkan dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada keluhan sakit kepala, pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas normal.<br />
Haluaran urin 30 ml/ menit<br />
Tanda-tanda vital stabil<br />
Intervensi :<br />
Pertahankan tirah baring<br />
Tinggikan kepala tempat tidur<br />
Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan pemantau tekanan arteri jika tersedia<br />
Ambulasi sesuai kemampuan; hindari kelelahan<br />
Amati adanya hipotensi mendadak<br />
Ukur masukan dan pengeluaran<br />
Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai program<br />
Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai program<br />
Intoleransi aktifitas berhubungan penurunan cardiac output<br />
Tujuan :<br />
Tidak terjadi intoleransi aktifitas setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam<br />
Kriteria hasil :<br />
Meningkatkan energi untuk melakukan aktifitas sehari – hari<br />
Menunjukkan penurunan gejala – gejala intoleransi aktifitas<br />
Intervensi :<br />
Berikan dorongan untuk aktifitas / perawatan diri bertahap jika dapat ditoleransi.<br />
Berikan bantuan sesuai kebutuhan<br />
Instruksikan pasien tentang penghematan energy<br />
Kaji respon pasien terhadap aktifitas<br />
Monitor adanya diaforesis, pusing<br />
Observasi TTV tiap 4 jam<br />
Berikan jarak waktu pengobatan dan prosedur untuk memungkinkan waktu istirahat yang tidak terganggu, berikan waktu istirahat sepanjang siang atau sore<br />
Gangguan pola tidur berhubungan adanya nyeri kepala<br />
Tujuan :<br />
Tidak terjadi gangguan pola tidur setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam<br />
Kriteria hasil :<br />
Mampu menciptakan pola tidur yang adekuat 6 – 8 jam per hari<br />
Tampak dapat istirahat dengan cukup<br />
TTV dalam batas normal<br />
Intervensi :<br />
Ciptakan suasana lingkungan yang tenang dan nyaman<br />
Beri kesempatan klien untuk istirahat / tidur<br />
Evaluasi tingkat stress<br />
Monitor keluhan nyeri kepala<br />
Lengkapi jadwal tidur secara teratur<br />
Berikan makanan kecil sore hari dan / susu hangat<br />
Lakukan masase punggung<br />
Putarkan musik yang lembut<br />
Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi<br />
Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan adanya kelemahan fisik.<br />
Tujuan :<br />
Perawatan diri klien terpenuhi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam<br />
Kriteria hasil :<br />
Mampu melakukan aktifitas perawatan diri sesuai kemampuan<br />
Dapat mendemonstrasikan tehnik untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri<br />
Intervensi :<br />
Kaji kemampuan klien untuk melakukan kebutuhan perawatan diri<br />
Beri pasien waktu untuk mengerjakan tugas<br />
Bantu pasien untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri<br />
Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang dilakukan klien / atas keberhasilannya<br />
Kecemasan berhubungan dengan krisis situasional sekunder adanya hipertensi yang diderita klien<br />
Tujuan:<br />
Kecemasan hilang atau berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24<br />
Jam<br />
Kriteria hasil :<br />
Klien mengatakan sudah tidak cemas lagi / cemas berkurang<br />
Ekspresi wajah rilek<br />
TTV dalam batas normal<br />
Intervensi :<br />
Kaji keefektifan strategi koping dengan mengobservasi perilaku misalnya kemampuan menyatakan perasaan dan perhatian, keinginan berpartisipasi dalam rencana pengobatan<br />
Catat laporan gangguan tidur, peningkatan keletihan, kerusakan konsentrasi, peka rangsang, penurunan toleransi sakit kepala, ketidakmampuan untuk menyelesaikan masalah<br />
Bantu klien untuk mengidentifikasi stressor spesifik dan kemungkinan strategi untuk mengatasinya<br />
Libatkan pasien dalam perencanaan perawatan dan beri dorongan partisipasi maksimum dalam rencana pengobatan<br />
Dorong pasien untuk mengevaluasi prioritas atau tujuan hidup<br />
Kaji tingkat kecemasan klien baik secara verbal maupun non verbal<br />
Observasi TTV tiap 4 jam<br />
Dengarkan dan beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaanya<br />
Berikan support mental pada klien<br />
Anjurkan pada keluarga untuk memberikan dukungan pada klien<br />
Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit<br />
Tujuan :<br />
Klien terpenuhi dalam informasi tentang hipertensi setelah dilakukan tindakan ekperawatan selama 1 x 24 jam<br />
Kriteria hasil:<br />
Pasien mengungkapkan pengetahuan akan hipertensi<br />
Melaporkan pemakaian obat-obatan sesuai program<br />
Intervensi :<br />
Jelaskan sifat penyakit dan tujuan dari pengobatan dan prosedur<br />
Jelaskan pentingnya lingkungan yang tenang, tidak penuh dengan stress<br />
Diskusikan tentang obat-obatan : nama, dosis, waktu pemberian, tujuan dan efek samping atau efek toksik<br />
Jelaskan perlunya menghindari pemakaian obat bebas tanpa pemeriksaan dokter<br />
Diskusikan gejala kambuhan atau kemajuan penyulit untuk dilaporkan dokter : sakit kepala, pusing, pingsan, mual dan muntah.<br />
Diskusikan pentingnya mempertahankan berat badan stabil<br />
Diskusikan pentingnya menghindari kelelahan dan mengangkat berat<br />
Diskusikan perlunya diet rendah kalori, rendah natrium sesuai program<br />
Jelaskan penetingnya mempertahankan pemasukan cairan yang tepat, jumlah yang diperbolehkan, pembatasan seperti kopi yang mengandung kafein, teh serta alcohol<br />
Jelaskan perlunya menghindari konstipasi dan penahanan<br />
Berikan support mental, konseling dan penyuluhan pada keluarga klien<br />
<br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><u>Pathway Hipertensi</u></b></div><div class="MsoNormal"><span style="height: 12px; margin-left: 287px; margin-top: 770px; position: absolute; width: 39px; z-index: 251657728;"><img height="12" src="file:///C:/Users/suhardi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="39" /></span><span style="height: 42px; margin-left: 323px; margin-top: 751px; position: absolute; width: 162px; z-index: 251656704;"> </span></div><table cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <td bgcolor="white" height="42" style="background: white; border: .75pt solid black; vertical-align: top;" width="162"><span style="position: absolute; z-index: 251656704;"> </span><br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <td><div class="shape" style="padding: 4.35pt 7.95pt 4.35pt 7.95pt;"><div class="MsoNormal"><span style="font-size: 10pt;">Kelebihan volume cairan</span></div></div></td> </tr>
</tbody></table> </td> </tr>
</tbody></table><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><u><img height="796" src="file:///C:/Users/suhardi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.gif" width="669" /></u></b><br />
<br />
<div class="MsoNormal"><br />
</div></div>Suhardihttp://www.blogger.com/profile/02077185241004712710noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1299833681263324372.post-68353860750610242392011-07-27T10:11:00.000+07:002011-07-27T10:11:07.608+07:00TREN DAN ISSUE LEGAL DALAM KEPERAWATAN PROFESIONAL<strong>1.1 Latar Belakang</strong><br />
Keperawatan sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan keilmuannya sebagai wujud kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia baik dalam tingkatan preklinik maupun klinik. Untuk dapat mengembangkan keilmuannya maka keperawatan dituntut untuk peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya setiap saat.<br />
Keperawatan medikal bedah sebagai cabang ilmu keperawatan juga tidak terlepas dari adanya berbagai perubahan tersebut, seperti teknologi alat kesehatan, variasi jenis penyakit dan teknik intervensi keperawatan. Adanya berbagai perubahan yang terjadi akan menimbulkan berbagai trend dan isu yang menuntut peningkatan pelayanan asuhan keperawatan.<br />
Berdasarkan fenomena diatas, penulis tertarik untuk membahas Trend dan Isu Keperawatan Medikal Bedah serta Implikasinya terhadap Perawat di Indonesia.<br />
<a name='more'></a><br />
<strong>1.2 Tujuan</strong><br />
Mengidentifikasi trend dalam keperawatan medikal bedah di Indonesia<br />
Mengidentifikasi isu dalam keperawatan medikal bedah di Indonesia<br />
Mengetahui implikasi trend dan isu keperawatan medikal bedah terhadap perawat di Indonesia<br />
<strong>1.3 Manfaat</strong><br />
Meningkatkan pemahaman perawat terhadap perkembangan trend dan isu keperawatan medikal bedah di Indonesia<br />
Sebagai dasar dalam mengembangkan ilmu keperawatan medikal bedah<br />
Mengetahui keterkaitan keperawatan medikal bedah dengan trend dan isu yang berkembang dalam bidang kesehatan<br />
Sebagai landasan dalam melakukan penelitian baik klinik dan preklinik<br />
<strong>BAB II</strong><br />
<strong> PEMBAHASAN</strong><br />
<strong>ISU ASPEK LEGAL</strong><br />
Telenursing akan berkaitan dengan isu aspek legal, peraturan etik dan kerahasiaan pasien sama seperti <em>telehealth</em> secara keseluruhan. Di banyak negara, dan di beberapa negara bagian di Amerika Serikat khususnya praktek <em>telenursing</em> dilarang (perawat yang online sebagai koordinator harus memiliki lisensi di setiap resindesi negara bagian dan pasien yang menerima <em>telecare</em> harus bersifat lokal) guna menghindari malpraktek perawat antar negara bagian. Isu legal aspek seperti akontabilitas dan malprakatek, dsb dalam kaitan telenursing masih dalam perdebatan dan sulit pemecahannya.<br />
Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan kebijakan umum kesehatan (terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar operasi prosedur, etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan. Kegiatan <em>telenursing</em> mesti terintegrasi dengan startegi dan kebijakan pengembangan praktek keperawatan, penyediaan pelayanan asuhan keperawatan, dan sistem pendidikan dan pelatihan keperawatan yang menggunakan model informasi kesehatan/berbasis internet.<br />
Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan. Beberapa hal terkait dengan isu ini, yang secara fundamental mesti dilakukan dalam penerapan tehnologi dalam bidang kesehatan dalam merawat pasien adalah :<br />
<ol start="1"><li>Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang diberikan harus tetap terjaga</li>
<li>Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus diinformasikan potensial resiko (seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan informasi, melalui internet atau telepon) dan keuntungannya</li>
<li>Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar) dapat dikontrol dengan membuat <em>informed consent</em> (pernyataan persetujuan) lewat email</li>
<li>Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan penyalah gunaan informasi dapat dikenakan hukuman/legal aspek.</li>
</ol><strong>2.1 Trend Keperawatan Medikal Bedah dan Implikasinya di Indonesia</strong><br />
Perkembangan trend keperawatan medikal bedah di Indonesia terjadi dalam berbagai bidang yang meliputi:<br />
A.Definisi<br />
a. <strong>Telenursing (Pelayanan Asuhan Keperawatan Jarak Jauh)</strong><br />
Menurut Martono, telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) adalah upaya penggunaan tehnologi informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Keuntungan dari teknologi ini yaitu mengurangi biaya kesehatan, jangkauan tanpa batas akan layanan kesehatan, mengurangi kunjungan dan masa hari rawat, meningkatkan pelayanan pasien sakit kronis, mengembangkan model pendidikan keperawatan berbasis multimedia (Britton, Keehner, Still & Walden 1999). Tetapi sistem ini justru akan mengurangi intensitas interaksi antara perawat dan klien dalam menjalin hubungan terapieutik sehingga konsep perawatan secara holistik akan sedikit tersentuh oleh ners. Sistem ini baru diterapkan dibeberapa rumah sakit di Indonesia, seperti di Rumah Sakit Internasional. Hal ini disebabkan karena kurang meratanya penguasaan teknik informasi oleh tenaga keperawatan serta sarana prasarana yang masih belum memadai.<br />
<strong>b.Definisi :</strong><br />
<strong>b.1</strong>. Telenursing (pelayanan Asuhan keperawatan jarak jauh) adalah penggunaan tehnologi komunikasi dalam keperawatan untuk memenuhi asuhan keperawatan kepada klien. Yang menggunakan saluran elektromagnetik (gelombang magnetik, radio dan optik) dalam menstransmisikan signal komunikasi suara, data dan video. Atau dapat pula di definisikan sebagai komunikasi jarak jauh, menggunakan transmisi elektrik dan optik, antar manusia dan atau komputer 4)<br />
<strong>b.2 </strong>Telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) adalah upaya penggunaan tehnologi informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Sebagai bagian dari telehealth, dan beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non-medis, seperti telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring. 5)<br />
<strong>b.3.</strong> <strong>Telenursing is defined as the practice of nursing over distance using telecommunications technology (National Council of State Boards of Nursing).</strong> 6)<br />
b.4. Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini, menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai peralatan video conference (bagian integral dari telemedicine atau telehealth)7)<br />
<strong>B.Bagaimana aplikasi dan keuntungan telenursing</strong><br />
Aplikasi <em>telenursing</em> tersedia di rumah, rumah sakit, melalui <em>telenursing</em> <em>centre </em>dan melalui unit mobile. Telepon triage dan <em>home care</em> saat ini merupakan aplikasi yang tumbuh yang paling cepat. Perawat <em>home care</em> menggunakan sistem yang memberikan ijin untuk melakukan monitoring parameter fisiologi di rumah, seperti tekanan darah, glukosa darah, pernapasan, dan menimbang berat badan, via internet. Melalui sistem video interaktif, pasien menghubungi perawat bertugas dan menyusun suatu konsultasi melalui video untuk menunjukkan permasalahan yang dihadapi; sebagai contoh, bagaimana cara mengganti balutan luka, memberi suntikan hormon insulin atau mendiskusikan peningkatan nafas pendek (sesak nafas). Hal ini sangat membantu orang dewasa dan anak-anak dengan kondisi-kondisi kronis dan macam-macam penyakit yang melemahkan, terutama sekali mereka yang mempunyai <em>cardiopulmonary diseases</em>.<br />
<em>Telenursing</em> membantu pasien dan keluarganya untuk berpartisipasi aktif dalam perawatan, terutama sekali untuk <em>self management</em> pada penyakit kronis. Hal itu memungkinkan perawat untuk menyediakan informasi secara akurat dan tepat waktu dan memberikan dukungan secara langsung (<em>online</em>). Kesinambungan pelayanan ditingkatkan dengan memberi kesempatan kontak yang sering antara penyedia pelayanan kesehatan dan pasien dan keluarga-keluarga merek<br />
Telenursing saat ini semakin berkembang pesat di banyak negara, terkait dengan beberapa faktor seperti mahalnya biaya pelayanan kesehatan, banyak kasus penyakit kronik dan lansia, sulitnya mendapatkan pelayanan kesehatan di daerah terpencil, rural, dan daerah yang penyebaran pelayanan kesehatan belum merata. Dan keuntungannya, telenursing dapat menjadi jalan keluar kurangnya jumlah perawat (terutama di negara maju), mengurangi jarak tempuh, menghemat waktu tempuh menuju pelayanan kesehatan, mengurangi jumlah hari rawat dan jumlah pasien di RS, serta menghambat infeksi nosokomial. 5)<br />
Sama seperti telemedicine yang saat ini berkembang sangat luas yang telah diaplikasikan di Amerika, Yunani, Israel, Jepang, Italia, Denmark , Belanda, Norwegia, Jordania dan India bahkan Malaysia. 7). Telenursing telah lama diaplikasikan di Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Inggris. Di Amerika Serikat sendiri ANA (American Nurses Association) dalam dialog nasional telemedicine/telehealth Agustus 1999, telah menganjurkan pengembangan analisa komprehensif penggunaaan telehealth/telemedicine termasuk didalamnya telenursing.<br />
Di Amerika Serikat 36% peningkatan kebutuhan perawat home care dalam 7 tahun mendatang, dapat ditanggulangi oleh telenursing. Sedangkan di Inggris sendiri 15% pasien yang dirawat di rumah (home care) dilaporkan memerlukan tehnologi telekomunikasi, dan sejumlah studi di Eropa memperlihatkan sejumlah besar pasien mendapatkan pelayanan telekomunikasi di rumah dengan telenursing 4). Pasien tirah baring, pasien dengan penyakit kronik seperti COPD/PPOM, DM, gagal jantung kongestif, cacat bawaan, penyakit degeneratif persyarafan (Parkinson, Alzheimer, Amyothropic lateral sclerosis) dll, yang dirawat di rumah dapat berkunjung dan dirawat secara rutin oleh perawat melalui videoconference, internet, videophone, dsb. Atau pasien post op yang memerlukan perawatan luka, ostomi, dan pasien keterbelakangan mental. Yang dalam keadaan normal seorang perawat home care hanya dapat berkunjung maksimal 5 – 7 pasien perhari, maka dengan menggunakan telenursing dapat ditingkatkan menjadi 12 – 16 pasien seharinya 5).<br />
Telenursing dapat mengurangi biaya perawatan, mengurangi hari rawat di RS, peningkatan jumlah cakupan pelayanan keperawatan dalam jumlah yang lebih luas dan merata, dan meningkatkan mutu pelayanan perawatan di rumah (home care). Aplikasi telenursing di Denmark pada perawat yang bekerja di poliklinik (OPD – outpatient) yang mempertahankan kontak dengan pasien melalui telepon, maka jumlah kunjungan ke RS, dan hari rawat berkurang setengahnya. Di Islandia, dengan penduduk yang terpencar, pelayanan asuhan keperawatan berbasis telepon dapat mensuport ibu yang kelelahan dan stress merawat bayinya. Dan beberapa program telenursing dapat membantu mengurangi hipertensi pada ibu bersalin dengan eklamsia. Bahkan di Irlandia utara telenursing untuk perawatan luka diabetik telah menjadi alternatif pelayanan keperawatan untuk pasien penderita diabetik ulcer. 4)<br />
Aplikasi telenursing juga dapat diterapkan dalam model hotline/call centre yang dikelola organisasi keperawatan, untuk melakukan triage pasien, dengan memberikan informasi dan konseling dalam mengatur kunjungan RS dan mengurangi kedatangan pasien di ruang gawat darurat. Telenursing juga dapat digunakan dalam aktifitas penyuluhan kesehatan, telekonsultasi keperawatan, pemeriksaan hasil lab dan uji diagnostik, dan membantu dokter dalam mengimplementasikan protokol penanganan medis.8.)<br />
Telenursing melalui telepon triage dan home care merupakan bentuk aplikasi yang berkembang pesat saat ini. Dalam perawatan pasien di rumah, maka perawat dapat memonitor tanda-tanda vital pasien seperti tekanan darah, gula darah, berat badan, peak flow pernapasan pasien melalui internet. Dengan melakukan video conference, pasien dapat berkonsultasi dalam perawatan luka, injeksi insulin dan penatalaksanaan sesak napas.<br />
Pada akhirnya telenursing dapat meningkatkan partisipasi aktif pasien dan keluarga, terutama dalam manajemen pribadi penyakit kronik. Dapat memberikan pelayanan akurat, cepat dan dukungan online, perawatan yang berkelanjutan dan kontak antara perawat dan pasien yang tidak terbatas.<br />
<strong>Menurut Britton, Keehner, Still & Walden 1999 ada beberapa keuntungan telenursing adalah yaitu :</strong><br />
1. Efektif dan efisiensi dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi kunjungan ke pelayanan kesehatan (dokter praktek, ruang gawat darurat, RS dan nursing home)<br />
2. Dengan sumber daya minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan keperawatan tanpa batas geografis<br />
3. Telenursing dapat mengurangi jumlah kunjungan dan masa hari rawat di RS<br />
4. Dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis, tanpa memerlukan biaya dan meningkatkan pemanfaatan tehnologi<br />
5. Dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan (model distance learning) dan perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan. Telenursing dapat pula digunakan dalam pembelajaran di kampus, video conference, pembelajaran online dan multimedia distance learning. Ketrampilan klinik keperawatan dapat dipelajari dan dipraktekkan melalui model simulasi lewat secara interaktif.<br />
<strong>KEUNTUNGAN</strong><br />
<em>Telenursing</em> dapat mengurangi biaya perawatan, mengurangi hari rawat di RS, peningkatan jumlah cakupan pelayanan keperawatan dalam jumlah yang lebih luas dan merata, dan meningkatkan mutu pelayanan perawatan di rumah (<em>home care</em>).<br />
<strong>BAB III</strong><br />
<strong> PENUTUP</strong><br />
<strong><br />
3.1 Kesimpulan</strong><br />
<strong>a</strong>. Trend Keperawatan Medikal Bedal Bedah dan Dampaknya di Indonesia.<br />
Beberapa trend yang terjadi dalam Keperawatan Medikal Bedah di Indonesia, diantaranya adalah: telenursing, Prinsip Moisture Balance dalam Perawatan Luka, Pencegahan HIV-AIDS pada Remaja dengan Peer Group, Program sertifikasi perawat keahlian khusus, Hospice Home Care, One Day Care, Klinik HIV, Klinik Rawat Luka, Berdirinya organisasi profesi keperawatan kekhususan, Pengembangan Evidence Based Nursing Practice di Lingkungan Rumah Sakit dalam Lingkup Keperawatan Medikal Bedah. Disadari bahwa semua trend tersebut belum seutuhnya diterapkan dalam pelayanan keperawatan di seluruh Indonesia.<br />
<strong>b</strong>. Isu dalam Keperawatan Medikal Bedah dan Dampaknya di Indonesia<br />
Beberapa isue yang berkembang dalam Keperawatan Medikal Bedah di Indonesia, antara lain: Pemakaian tap water (air keran) dan betadine yang diencerkan pada luka, Belum ada dokumentasi keperawatan yang baku sehingga setiap institusi rumah sakit mengunakan versi atau modelnya sendiri-sendiri, Prosedur rawat luka adalah kewenangan dokter, Euthanasia: suatu issue kontemporer dalam keperawatan, Pengaturan sistem tenaga kesehatan, Lulusan D3 Keperawatan lebih banyak terserap di Rumah sakit pemerintah dibandingkan S1, dan Peran dan tanggung jawab yang belum ditetapkan sesuai dengan jenjang pendidikan sehingga implikasi di rs antara DIII, S1 dan Spesialis belum jelas terlihat.<br />
<strong>3.2 Saran</strong><br />
<strong>a.</strong> Seluruh perawat agar meningkatkan pemahamannya terhadap berbagai trend dan isu keperawatan medikal bedah di Indonesia sehingga dapat dikembeangkan dalam tatanan layanan keperawatan.<br />
<strong>b</strong>. Diharapkan agar perawat bisa menindaklanjuti trend dan isu tersebut melalui kegiatan riset sebagai dasar untuk pengembangan Evidence Based Nursing Practice di Lingkungan Rumah Sakit dalam Lingkup Keperawatan Medikal Bedah.Suhardihttp://www.blogger.com/profile/02077185241004712710noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1299833681263324372.post-51815429044032544092011-07-17T15:16:00.000+07:002011-07-17T15:16:07.860+07:00CONTOH ASKEP HALUSINASI PENDENGARAN<!--[if !mso]> <style>
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves>false</w:TrackMoves> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style> <![endif]--> <h1 style="line-height: 200%; margin-left: 21.3pt; text-indent: -21.3pt;">Pengkajian </h1><div class="MsoHeader" style="line-height: 200%; margin-left: .25in; text-indent: 3.3pt;">1. Pengumpulan data</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 42.55pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -7.1pt;">a. Identitas klien</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Nama : Nn. (S)</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Jenis kelamin : Perempuan</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Umur : 40 tahun</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt;">Agama : Islam</div><a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Alamat : Kupang Krajan Gg. I /41-A Surabaya</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Suku /bangsa : Jawa / Indonesia</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Bahasa yang dipakai : Bahasa Jawa</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Status perkawinan : Belum kawin</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Pekerjaan : Tidak bekerja</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Pendidikan : Kelas IV SD</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Ruang rawat : Ruang E</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Rekam Medik : 00-08.97</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Tanggal masuk : 19 Maret 2001 </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Tanggal pengkajian : 20 Maret 2001</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 37.4pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -1.95pt;">b. Riwayat penyakit sekarang</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 37.85pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 11.8pt;">1) Keluhan utama</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63.8pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 28.35pt;">Klien mengatakan sedang berbicara dengan teman laki-lakinya yang telah meninggal. </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 37.85pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 11.8pt;">2) Analisa keluhan utama</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63.8pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 28.35pt;">Menurut ibu angkat klien yang merupakan kakak klien perempuan yang nomor tiga, saat sakitnya kambuh dirumah klien sering bicara dan tertawa sendiri sambil tiduran atau duduk menyendiri, kadang-kadang klien tampak sedih dan tiba-tiba menangis bila ditanya ada apa klien tidak menjawab hanya diam saja. Klien juga suka mengganggu tetangganya dan orang lain yang lewat didepannya sambil marah-marah dan terkadang berusaha untuk memegang orang tersebut. Klien di rumah juga sering merusak dengan melempari barang-barang dirumah. Hal ini berlangsung selama 5 hari sebelum klien masuk rumah sakit. Saat klien sendiri ditanya mengapa ia disini, klien menjawab bahwa klien tidak tahu mengapa klien dibawa ke Rumah Sakit Jiwa dn klien hanya tahu bahwa ia disini menurut penjelasan ibu klien kepada klien adalah karena klien sakit dan marah-marah, lalu klien menangis dan mengatakan bahwa ia ingin pulang saja dan tak ingin disini. Menurut ibu klien, klien kambuh setelah tidak lagi mau minum obat.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -1.95pt;">c. Riwayat penyakit dahulu</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63.8pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 28.35pt;">Menurut ibu klien, klien sudah yang ke-12 kali ini dirawat di RSJ. Menur, klien mengalami gangguan jiwa seperti sekarang ini sejak usia 15 tahun, semenjak ayah kandung klien meninggal, lalu 1 bulan kemudian klien terlihat sering ngomong sendiri dan tertawa sendiri terkadang disertai marah-marah sambil melempar barang-barang yang ada dirumah dan tiba-tiba klien diam menyendiri sambil menangis. Kemudian kakak klien yang nomor III (ibu angkat) memeriksakan klien ke RSJ. Menur dan sampai disana klien harus rawat inap. Setelah 3 minggu klien pulang dari RSJ dan tetap kontrol tiap minggunya. Setelah dirumah dan bila sudah merasa baikan klien selalu menolak untuk minum obat meski sudah dipaksa sehingga penyakitnya kambuh lagi dan masuk rumah sakit lagi, begitu seterusnya sampai klien masuk rumah sakit sebanyak 12 kali.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 37.4pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 12.25pt;">d. Riwayat penyakit keluarga</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63.8pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 28.35pt;">Dalam keluarga klien, menurut ibu klien ada anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa seperti klien, yaitu adik perempuan kakek klien yang nomor 7 tetapi sudah meninggal dan kakak kandung klien laki-laki nomor 1 tetapi juga sudah meninggal. Klien adalah anak nomor 8 dari 9 bersaudara, saat ini klien tinggal bersama kakak klien yang nomor 3 yang dianggap klien sebagai ibu angkat klien, karena sejak kecil klien berpisah dengan ibu kandungnya yang saat ini tetap tinggal di Nganjuk tempat tinggal asal klien.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .55in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 28.35pt;">Interaksi klien dengan keluarganya cukup baik menurut ibu angkat klien, klien sudah dianggap seperti anak sendiri, apalagi orang tua angkat klien tidak mempunyai anak kandung.</div><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 37.4pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 28.35pt;"><img height="233" src="file:///C:/Users/suhardi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="507" /><em><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Genogram;</span></em></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 37.4pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Keterangan :</div><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="mso-cellspacing: 0in; mso-padding-alt: 0in 0in 0in 0in; mso-yfti-tbllook: 1184; width: 100.0%;"><tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0; mso-yfti-lastrow: yes;"> <td style="padding: 0in 0in 0in 0in;"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">: laki – laki <span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"></span></div></td> </tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal"><br />
</div><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="mso-cellspacing: 0in; mso-padding-alt: 0in 0in 0in 0in; mso-yfti-tbllook: 1184; width: 100.0%;"><tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0; mso-yfti-lastrow: yes;"> <td style="padding: 0in 0in 0in 0in;"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">: klien <span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"></span></div></td> </tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal"><br />
</div><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="mso-cellspacing: 0in; mso-padding-alt: 0in 0in 0in 0in; mso-yfti-tbllook: 1184; width: 100.0%;"><tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0; mso-yfti-lastrow: yes;"> <td style="padding: 0in 0in 0in 0in;"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">: adik kakek klien yang nomor 3 yang menderita gangguan jiwa<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"></span></div></td> </tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal"><br />
</div><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="mso-cellspacing: 0in; mso-padding-alt: 0in 0in 0in 0in; mso-yfti-tbllook: 1184; width: 100.0%;"><tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0; mso-yfti-lastrow: yes;"> <td style="padding: 0in 0in 0in 0in;"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">: meninggal dunia<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"></span></div></td> </tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal"><br />
</div><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="mso-cellspacing: 0in; mso-padding-alt: 0in 0in 0in 0in; mso-yfti-tbllook: 1184; width: 100.0%;"><tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0; mso-yfti-lastrow: yes;"> <td style="padding: 0in 0in 0in 0in;"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">: tinggal serumah dengan klien<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"></span></div></td> </tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal"><br />
</div><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="mso-cellspacing: 0in; mso-padding-alt: 0in 0in 0in 0in; mso-yfti-tbllook: 1184; width: 100.0%;"><tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0; mso-yfti-lastrow: yes;"> <td style="padding: 0in 0in 0in 0in;"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">: Perempuan <span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"></span></div></td> </tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal"><br />
</div><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="mso-cellspacing: 0in; mso-padding-alt: 0in 0in 0in 0in; mso-yfti-tbllook: 1184; width: 100.0%;"><tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0; mso-yfti-lastrow: yes;"> <td style="padding: 0in 0in 0in 0in;"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">: kawin <span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"></span></div></td> </tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal"><br />
</div><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="mso-cellspacing: 0in; mso-padding-alt: 0in 0in 0in 0in; mso-yfti-tbllook: 1184; width: 100.0%;"><tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0; mso-yfti-lastrow: yes;"> <td style="padding: 0in 0in 0in 0in;"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">: saudara laki-laki klien yang menderita skizofrenia hebefrenik<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"></span></div></td> </tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal"><br />
</div><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="mso-cellspacing: 0in; mso-padding-alt: 0in 0in 0in 0in; mso-yfti-tbllook: 1184; width: 100.0%;"><tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0; mso-yfti-lastrow: yes;"> <td style="padding: 0in 0in 0in 0in;"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">: tinggal serumah dengan klien<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"></span></div></td> </tr>
</tbody></table><table align="left" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="margin-left: .45pt; margin-right: .45pt; mso-cellspacing: 0in; mso-padding-alt: 0in 0in 0in 0in; mso-table-anchor-horizontal: column; mso-table-anchor-vertical: paragraph; mso-table-left: left; mso-table-lspace: 2.25pt; mso-table-rspace: 2.25pt; mso-yfti-tbllook: 1184;"><tbody>
<tr style="height: .75pt; mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;"> <td style="height: .75pt; padding: 0in 0in 0in 0in; width: 48.0pt;" width="80"><br />
</td> </tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 1; mso-yfti-lastrow: yes;"> <td style="padding: 0in 0in 0in 0in;"><br />
</td> </tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">e. Pola-pola fungsi kesehatan</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">1) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 28.35pt;">Menurut ibu klien sebelum sakit, klien kadang-kadang merokok, tidak menggunakan obat-obat terlarang kecuali dari rumah sakit. Klien juga tidak pernah olahraga. </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 28.35pt;">Setelah sakit dan masuk rumah sakit, klien kadang-kadang mengikuti terapi olahraga selama <u>+</u> 2 jam, tetapi sebelum acara terapi selesai, bila merasa lelah klien istirahat dan duduk-duduk, klien tidak merokok dan minum obat yang diberikan oleh rumah sakit.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -14.15pt;">2) Pola nutrisi dan metabolisme</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 28.35pt;">Menurut keterangan ibu klien, sebelum sakit klien makan teratur 3 kali sehari nasi putih, lauk pauk seadanya, minum air putih 5 – 6 gelas sehari, tidak ada kesulitan makan, klien tidak pernah merasa mual dan muntah, BB : 68 kg, TB : 156 cm.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 28.35pt;">Setelah sakit, klien mau makan meskipun sebelumnya harus dibujuk dulu dan makan selalu habis terutama bila ada yang menemani sewaktu makan baik oleh perawat atau klien lain. Menu nasi putih, lauk pauk (daging, tahu, tempe, telur), sayuran dan buah-buahan (pisang atau pepaya). Pukul 10.00 klien mandapat snack berupa kacang ijo, roti atau kolak pisang, klien makan sendiri tanpa disuapi, makanan disiapkan oleh petugas, tidak ada keluhan mual, kesulitan menelan dan muntah. Setelah makan klien tidak mau mencuci alat makannya sendiri.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -14.15pt;">3) Pola eliminasi</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 28.35pt;">Sebelum sakit menurut ibu klien, klien buang air besar 2 hari sekali. Buang air kecil 4 – 5 kali sehari, tidak ada kesulitan buang air besar dan buang air kecil klien selalu membersihkan tempat ia buang air dan tubuhnya. Klien juga tidak pernah ngompol.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 28.35pt;">Saat sakit klien buang air besar dan buang air kecil sendiri tanpa bantuan perawat atau orang lain. Klien selalu membersihkan tempat ia buang air dan tubuhnya. Frekuensi buang air besar 2 hari sekali dan tidak ada kesulitan buang air besar. Begitu juga saat buang air kecil 5-6 kali sehari tanpa kesulitan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: .25in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 52.9pt;">4) Pola aktivitas dan latihan</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 28.35pt;">Sebelum sakit, klien menyatakan pernah bekerja di pabrik tapi itu sudah 3 tahun yang lalu, setelah tidak bekerja lagi ia dirumah membantu ibunya bersih-bersih rumah, kadang-kadang ia juga bermain-main dengan keponakannya.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 28.35pt;">Saat sakit klien mau bila disuruh perawat atau petugas lain untuk bersih-bersih tapi klien lebih suka disuruh membersihkan kaca atau merapikan tempat tidurnya klien juga mau bila diajak terapi olahraga, meskipun ditempat terapi klien hanya duduk-duduk saja, diwaktu senggangnya klien lebih suka tiduran, duduk menyendiri di depan ruangan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: .25in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 52.9pt;">5) Pola tidur dan istirahat</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 28.35pt;">Sebelum sakit menurut penjelasan ibu klien biasanya pukul 20.00 – 06.00, tidur siang kadang-kadang. Klien tidak pernah terbangun atau jalan-jalan sambil tidur di malam hari.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 28.35pt;">Saat sakit, menurut perawat ruangan klien tidur mulai pukul 20.00 – 06.00, saat belum tidur tapi sudah tiduran di tempat tidur dan sudah mengatakan bahwa ia mengantuk klien masih saja bicara dan tertawa sendiri, itu juga terjadi saat klien akan tidur siang. Hal tersebut berlangsung <u>+</u> 15 –20 menit setelah itu klien tertidur.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: .25in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 52.9pt;">6) Pola konsep diri.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 28.35pt;">Sebelum sakit, menurut ibunya klien menyadari bahwa dirinya sebagai anak dalam keluarga tersebut, jadi klien mau bila disuruh membantu ibunya untuk melakukan pekerjaan rumah tangga. Tetangga dan anggota keluarga yang lain memperlakukan klien dengan baik meskipun klien berperilaku kadang-kadang seperti anak kecil.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 28.35pt;">Saat sakit menurut klien meskipun ia gemuk ia tidak merasa malu, harapan klien saat ini adalah bahwa dia ingin segera pulang karena ia kangen ibunya. Klien hanya mau bila disuruh untuk membantu merapikan tempat tidurnya dan membersihkan kaca karena menurut klien bila dirumah ia sering melakukan pekerjaan tersebut.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: .25in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 52.9pt;">7) Pola sensori</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 28.35pt;">Saat sakit, daya penciuman klien baik, ini dibuktikan klien menyatakan bahwa bau bunga melati harum saat ia sedang memetik bunga tersebut. Daya pendengaran juga baik, daya rasa baik karena klien bisa menyatakan bila masakannya asin atau tidak ada rasanya (hambar). Daya raba, klien merasa kesakitan saat dicubit. Daya penglihatan tidak baik karena klien manyatakan tidak begitu jelas bila melihat wajah orang lain dari jarak jauh.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: .25in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 52.9pt;"><span style="mso-no-proof: yes;"><img alt="8)" height="15" src="file:///C:/Users/suhardi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.gif" width="15" /></span>Pola reproduksi seksual</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 28.35pt;">Klien sadar sebagai perempuan, klien masih mau berdandan meskipun kurang baik cara berdandannya misalnya mau memakai lipstik meski blepotan. Menurut ibu klien, klien menstruasi umur 14 tahun dan klien belum menikah.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: .25in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 52.9pt;">9) Pola hubungan sosial</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 28.35pt;">Sebelum sakit, klien lebih senang berteman dan bermain dengan anak kecil. Klien orangnya memang pendiam apalagi terhadap orang yang belum pernah dikenal. Klien di rumah lebih dekat ibunya dan bila punya keinginan lebih suka disampaikan kepada ibunya. Saat ditanya siapa orang yang paling klien sayangi, klien menjawab “Ibu”.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 28.35pt;">Saat sakit, klien jarang berbicara atau berkumpul dan berbincang-bincang dengan perawat dan klien lain. Bila tidak diajak bicara dulu, klien cenderung diam dan menyendiri, bila diajak bicara atau ditanya klien mau menjawab dengan jawaban singkat dan kembali diam. Bila telah menjawab pertanyaan tersebut klien tidak pernah melakukan kontak mata dengan lawan bicaranya. Bila diajak terapi olahraga klien menolak dengan menggelengkan kepala.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: .25in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 45.8pt;">10) Pola penanggulangan stress</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 28.35pt;">Sebelum sakit, klien selalu mengadu kepada ibunya bila ia sehabis bertengkar atau bila diolok-olok orang lain atau temannya, klien mengadu sambil menangis. Tetapi bila sudah dinasehati dan dijelaskan klien berhenti menangis dan kembali bermain-main.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 28.35pt;">Saat sakit, bila klien tiba-tiba menangis dan ditanya penulis mengapa klien menangis, klien menjawab tidak tahu sambil menggelengkan kepalanya.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: .25in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 45.8pt;">11) Pola kepercayaan beragama</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 28.35pt;">Berdasarkan penuturan ibu dan klien sendiri sebelum sakit, klien masih sering mengikuti pengajian dan shalat berjamaah di masjid.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 28.35pt;">Saat sakit, bila waktunya shalat klien selalu ingat dan selalu bertanya apakah sudah tiba waktunya shalat, lalu klien berwudhu dan memakai mukena, lalu shalat dengan jumlah raka’at yang tidak tentu serta biasanya sebelum shalat selesai klien sudah membuka mukenanya lalu mengakhiri shalatnya.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 37.4pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 19.3pt;">f. Status mental </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -14.15pt;">1) Penampilan</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 28.35pt;">Penampilan tidak rapi, rambut acak-acakan, tidak pernah disisir, mandi satu kali dalam 2 hari ini tanpa sabun, setelah mandi klien selalu terbalik cara memakai bajunya, bagian depan selalu dibelakang.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 73.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -2.8pt;">2) Pembicaraan</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -2.8pt;">Klien pendiam dan tidak pernah bicara bila tidak diajak bicara dahulu, suara pelan dan lambat bicaranya. Bila ditanya tidak langsung menjawab, diam dulu setelah beberapa saat baru menjawab dengan jawaban yang singkat. Klien juga sering tidak mau untuk menjawab pertanyaan dengan menggelengkan kepala.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -14.15pt;">3) Aktivitas motorik </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -2.8pt;">Gerak tubuh klien lambat dan tampak lesu. Bila diajak untuk membantu bersih-bersih klien bersedia membantu tetapi bila ia hanya ingin merapikan tempat tidur maka klien tidak mau membantu pekerjaan yang lain dan sebelum tugas selesai klien biasanya duduk-duduk dan bila ditanya mengapa berhenti, dia menjawab karena ia sudah merasa lelah.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 73.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -2.8pt;">4) Alam perasaan</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -2.8pt;">Klien terlihat sedih dan terkadang ketakutan dan tiba-tiba menangis. Bila ditanya mengapa, ia cuma diam sambil menggelengkan kepalanya.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 73.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -2.8pt;">5) Afek </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -2.8pt;">Emosi klien labil, tanpa ada sebab tiba-tiba klien menangis dan tampak sedih lalu diam sambil menundukkan kepala.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 73.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -2.8pt;">6) Interaksi selama wawancara</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -2.8pt;">Klien tidak pernah melakukan kontak mata dengan lawan bicaranya, klien lebih senang menundukkan kepalanya sambil memainkan jari-jarinya selama diajak berbicara, klien tampak malu bila diajak bicara.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 73.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -2.8pt;">7) Persepsi</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -2.8pt;">Klien bicara dan tertawa sendiri sambil memainkan tangannya seolah-olah sedang menerangkan sesuatu, bila ditanya dengan siapa ia berbicara, klien menjawab bahwa ia bicara dengan teman laki-lakinya yang sudah meninggal. Bila ditanya siapa nama temannya itu dia menjawab tidak tahu, klien hanya mengatakan bahwa temannya itu adalah teman lamanya, saat ditanya apa yang sedang dibicarakan klien menjawab bahwa temannya tersebut menceritakan sesuatu yang lucu dan cerita tersebut tidak boleh diceritakan kepada siapa-siapa (halusinasi dengar).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 73.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -2.8pt;"><span style="mso-no-proof: yes;"><img alt="8)" height="15" src="file:///C:/Users/suhardi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.gif" width="15" /></span>Proses pikir</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 99.25pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -14.2pt;">a) Arus pikiran</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 99.25pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Klien bila akan menjawab pertanyaan terdiam dulu, seolah-olah sedang merenung lalu mulai menjawab, jawaban belum selesai diutarakan klien diam lagi lalu meneruskan jawabannya dengan singkat (blocking).</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 99.25pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -14.2pt;">b) Bentuk pikiran</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 99.25pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Klien lebih sering diam dan larut dalam halusinasinya dengan menyendiri dan bicara serta tertawa sendiri (otistik).</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 99.25pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -14.2pt;">c) Isi pikiran</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 99.25pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -2.8pt;">Klien merasa lebih senang menyendiri daripada berkumpul dengan orang lain. Saat diajak untuk duduk-duduk dan berbincang-bincang dengan klien yang lain, klien menolak dengan menggelengkan kepala (isolasi sosial).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 73.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -2.8pt;">9) Tingkat kesadaran</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -2.8pt;">Orientasi tempat, waktu dan orang jelas saat ditanya dimana klien sekaramg, sekarang siang atau malam dan menyebutkan siapa nama orang yang ditunjuk oleh penanya apalagi orang yang dimaksud sudah pernah dikenal klien cukup lama misal : ayah dan ibu klien, klien dapat menjawab dengan benar.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 73.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -9.9pt;">10) Memori</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -2.8pt;">Klien dapat mengingat dengan baik siapa nama ibu kandungnya, kapan pertama kali ia disini, meskipun untuk menjawabnya klien terdiam dulu setelah ditanya seolah-olah sedang berusaha mengingat-ingat baru manjawab. Tapi ingatan jangka pendek klien jelek, karena klien tidak bisa menjawab siapa nama penulis meskipun baru saja berkenalan dan berkali-kali diberitahu nama penulis.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 73.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -9.9pt;">11) Tingkat konsentrasi dan berhitung</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -2.8pt;">Klien mampu berhitung 1-10 dan mampu menjawab soal-soal penjumlahan sederhana meskipun menghitungnya dalam waktu yang lama dan terkadang jawabannya salah tapi klien mampu menjawab ulang dengan jawaban yang benar.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 73.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -9.9pt;">12) Kemampuan penilaian</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 28.05pt;">Saat tiba waktunya makan, bila sebelumnya klien belum mandi, jika disuruh memilih mandi dulu baru makan atau makan (sarapan) dulu mandinya nanti saja, klien memilih mandi dahulu tanpa perawat menjelaskan pilihan mana yang harus dipilih dulu.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 73.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -9.9pt;">13) Daya tilik diri</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 28.05pt;">Saat ditanya mengapa klien disini, klien menjawab bahwa ia disini karena ia sakit jiwanya. “Apa mbak merasa bahwa mbak sakit dan pernah marah-marah ?”, klien menjawab “Tidak<em><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"> </span></em>tahu, tapi kata ibu saya, saya sakit jiwa dan saya katanya dibawa kesini biar sembuh”. Klien tidak mengingkari penyakitnya.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 37.4pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 19.3pt;">g. Pemeriksaan fisik</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: .25in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 52.9pt;">1) Keadaan umum</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 28.35pt;">Penampilan tidak rapi, rambut acak-acakan, panjang sebahu, tipis warna hitam, agak keriting, bentuk kepala normal, tidak ada nyeri kepala, wajah kusam, nafas berbau, gigi kotor, suara serak dan pelan, postur tubuh gemuk.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: .25in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 52.9pt;">2) Sistem integumen</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 31.95pt;">Kulit kuning langsat, turgor kulit baik tidak ada oedema, kuku tampak kotor dan panjang-panjang, rambut acak-acakan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: .25in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 52.9pt;">3) Sistem pernafasan</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 52.9pt;">RR : 20 kali per menit tidak ada sesak nafas, pergerakan pernafasan simetris.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: .25in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 52.9pt;">4) Sistem kardiovaskular</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 52.9pt;">Denyut nadi 88 kali per menit, tekanan darah 130/80 mmHg akral hangat.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: .25in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 52.9pt;">5) Sistem persarafan</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 28.35pt;">Suhu tubuh : 37<sup>6</sup> <sup>o</sup> C, tidak demam, klien tidak tampak gelisah, klien tidak mengalami kelumpuhan pada extremitasnya.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: .25in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 52.9pt;">6) Sistem gastrointestinal dan Urologi</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 28.35pt;">Klien defekasi 2 hari sekali tidak ada kesulitan defekasi, tidak penah mengalami nyeri perut, miksi 5 – 6 kali perhari, tidak pernah ngompol.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: .25in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 52.9pt;">7) Sistem muskuloskeletal</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 28.35pt;">Tidak ada nyeri gerak, tidak ada kelainan tulang belakang dan tidak ada cedera pada ekstremitas atau anggota tubuh yang lain.</div><div class="MsoHeader" style="line-height: 200%; margin-left: .25in; text-indent: 3.3pt;">2. Analisa data</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 99.25pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -63.8pt;">a. Tanggal 20 Maret 2001 </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: .25in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 31.65pt;">1) Data subyektif</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Klien mengatakan bahwa ia sedang berbicara dengan teman laki-lakinya dan temannya tersebut sedang menceritakan sesuatu yang lucu dan cerita tersebut tidak boleh diceritakan kepada siapa-siapa</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: .25in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 31.65pt;">2) Data obyektif</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 78.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -14.2pt;">a) Klien bila akan menjawab pertanyaan terdiam seolah-olah sedang merenung lalu mulai menjawab, jawaban belum selesai diutarakan klien diam lagi lalu meneruskan jawabannya dengan singkat.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 78.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -14.2pt;">b) Klien sering bicara dan tertawa sendiri dengan suara pelan dengan memainkan tangannya seolah-olah sedang menerangkan sesuatu sambil duduk menyendiri didepan ruangan atau tiduran diatas tempat tidur.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 78.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -14.2pt;">c) Klien tiba-tiba terlihat sedih, ketakutan dan menangis tanpa suatu sebab.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: .25in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 31.65pt;">3) Masalah</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 66.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Halusinasi dengar</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: .25in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 31.65pt;">4) Kemungkinan penyebab</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 66.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Menarik diri</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 99.25pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -63.8pt;">b. Tanggal 20 Maret 2001 </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: .5in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 13.65pt;">1) Data subyektif</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 78.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -14.2pt;">a) Klien menolak bila diajak terapi olahraga dengan menggelengkan kepala.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 78.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -14.2pt;">b) Klien tidak mau bicara bila tidak diajak bicara dahulu.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: .5in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 13.65pt;">2) Data obyektif</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 78.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -14.2pt;">a) Klien lebih sering menyendiri daripada berkumpul dan berbincang-bincang dengan perawat atau klien lainnya.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 78.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -14.2pt;">b) Klien tidak pernah melakukan kontak mata dengan lawan bicara (menundukkan kepala).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 78.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -14.2pt;">c) Suara klien pelan dan lambat bicaranya.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 78.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -14.2pt;">d) Klien tiba-tiba sedih, menangis dan terlihat ketakutan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: .5in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 13.65pt;">3) Masalah </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 66.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Isolasi sosial</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: .5in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 13.65pt;">4) Kemungkinan penyebab</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 66.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Hubungan interpersonal</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 99.25pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -63.8pt;">c. Tanggal 20 Maret 2001 </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: .5in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 13.65pt;">1) Data subyektif</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -21.25pt;">a) Ibu klien menyatakan bahwa klien sudah 3 hari selama di rumah tidak mau mandi sendiri ataupun dimandikan ibunya.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -21.25pt;">b) Klien menyatakan selama di rumah sakit baru mandi 1 kali tanpa sabun.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -21.25pt;">c) Klien mau membantu bersih-bersih tapi sebelum tugas selesai klien duduk-duduk dengan alasan karena merasa lelah.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -21.25pt;">d) Klien lebih suka menyendiri dan tiduran di tempat tidur.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: .5in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 13.65pt;">2) Data obyektif</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: .75in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 9.8pt;">a) Penampilan tidak rapi, rambut acak-acakan / tidak disisir.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: .75in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 9.8pt;">b) Cara berpakaian klien terbalik.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: .5in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 13.65pt;">3) Masalah</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 66.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Perawatan diri : kebersihan diri kurang</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: .5in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 13.65pt;">4) Kemungkinan penyebab </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 66.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Penurunan kemauan</div><h1 style="line-height: 200%; margin-left: 21.3pt; text-indent: -21.3pt;">Diagnosa Keperawatan</h1><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 19.85pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 28.35pt;">Setelah dilakukan analisa data, selanjutnya dilakukan perumusan diagnosa keperawatan yang sudah diprioritaskan sebagai berikut :</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 35.45pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -14.15pt;">1. Perubahan persepsi sensori : halusianasi dengar berhubungan dengan menarik diri, ditandai dengan klien sering tertawa dan bicara sendiri tanpa ada orang lain yang mengajak bicara dan bergurau.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 35.45pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -14.15pt;">2. Isolasi sosial berhubungan dengan perubahan hubungan interpersonal, ditandai dengan klien lebih sering menyendiri daripada berkumpul dengan orang lain.</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">3. Perawatan diri: kebersihan diri kurang berhubungan dengan penurunan kemauan, ditandai dengan penampilan klien tidak rapi, rambut acak-acakan dan tidak pernah tuntas dalam menyelesaikan tugas.</div><h1 style="line-height: 200%; margin-left: 21.3pt; text-indent: -21.3pt;">Perencanaan</h1><div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Berdasarkan diagnosa diatas, maka rencana tindakan keperawatan adalah sebagai berikut :</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 17.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 4.3pt;">1. Diagnosa I (tanggal 20 Maret 2001)</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 28.35pt;">Perubahan persepsi sensori : halusinasi pendengaran berhubungan dengan menarik diri ditandai dengan klien sering tertawa dan bicara sendiri.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 1.0in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -36.55pt;">a. Tujuan : </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Klien dapat mendefinisikan dan memeriksa realitas, mengurangi terjadinya halusinasi dalam waktu 1 minggu.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 1.0in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -36.55pt;">b. Kriteria hasil :</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -22.35pt;">1) Klien dapat mengakui bahwa halusinasi terjadi pada saat ansietas meningkat secara ekstrim.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -22.35pt;">2) Klien dapat mengatakan tanda-tanda peningkatan ansietas dan menggunakan tehnik-tehnik tertentu untuk memutuskan ansietas tersebut.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 1.0in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -36.55pt;">c. Rencana tindakan</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -21.85pt;">1) Observasi klien dari tanda-tanda halusinasi (sikap seperti mendengarkan sesuatu, bicara atau tertawa sendiri, terdiam di tengah-tengah pembicaraan). </div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Rasional: Intervensi awal dan mencegah respon agresif yang diperintah dari halusinasinya.</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -21.85pt;">2) Sikap menerima dan mendorong klien untuk menceritakan isi halusinasinya dengan perawat. </div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Rasional: Intervensi awal dan mencegah respon agresif yang diperintah dari halusinasinya.</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -21.85pt;">3) Jangan dukung halusinasi. Biarkan klien tahu bahwa anda tidak sedang membagikan persepsi anda.</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Rasional: Perawat harus jujur kepada klien sehingga klien menyadari bahwa halusinasi tersebut adalah tidak nyata.</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -21.85pt;">4) Coba untuk menghubungkan waktu terjadinya halusinasi dengan waktu meningkatnya ansietas. Bantu klien untuk mengerti hubungan ini.</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Rasional: Jika klien dapat belajar untuk menghentikan peningkatan ansietas, halusinasi dapat dicegah.</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -21.85pt;">5) Coba untuk mengalihkan klien dari halusinasinya dengan mengikuti kegiatan interpersonal.</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Rasional: Keterlibatan klien dalam kegiatan interpersonal dan penjelasan tentang situasi kegiatan tersebut, hal ini akan menolong klien untuk kembali pada realita.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 17.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 4.3pt;">2. Diagnosa II (tanggal 20 Maret 2001)</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 39.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 28.35pt;">Isolasi sosial berhubungan dengan perubahan hubungan interpersonal ditandai dengan klien lebih sering menyendiri daripada berkumpul dengan orang lain.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 1.0in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -36.55pt;">a. Tujuan : </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 56.1pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Klien dapat segera sukarela meluangkan waktu bersama klien lain dan perawat dalam aktivitas kelompok di unit rawat inap dalam waktu kurang dari 1 minggu.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 1.0in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -36.55pt;">b. Kriteria hasil :</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -.25in;">1) Klien dapat mendemonstrasikan keinginan dan hasrat untuk bersosialisasi dengan orang lain.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -.25in;">2) Klien dapat mengikuti aktivitas kelompok tanpa disuruh.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -.25in;">3) Klien dapat melaksanakan pendekatan interaksi satu-satu dengan orang lain dengan cara yang sesuai atau dapat diterima.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 56.1pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -.25in;">c. Rencana tindakan</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -21.85pt;">1) Perlihatkan sikap menerima dengan cara melakukan kontak yang sering tapi singkat.</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Rasional : Sikap menerima dari orang lain akan meningkatkan harga diri klien dan memfasilitasi rasa percaya kepada orang lain.</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -21.85pt;">2) Perlihatkan penguatan positif kepada klien.</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Rasional : Hal ini akan membuat klien merasa menjadi seseorang yang berguna.</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -21.85pt;">3) Temani klien untuk memperlihatkan dukungan selama aktivitas kelompok yang mungkin merupakan hal yang menakutkan atau sukar untuk klien.</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Rasional : Kehadiran seseorang yang dipercayai akan memberikan rasa aman kepada klien.</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -21.85pt;">4) Berikan obat antipsikosa sesuai program pengobatan klien. Pantau keefektifan dan efek samping obat.</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Rasional : Obat-obat antipsikosa menolong untuk menurunkan gejala psikosis pada seseorang dengan demikian memudahkan interaksi dengan orang lain.</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -21.85pt;">5) Berikan pengakuan dan penghargaan tanpa disuruh klien berinteraksi dengan orang lain.</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Rasional : Penguatan akan meningkatkan harga diri klien ddan mendorong terjadinya pengulangan perilaku tersebut.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 17.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 4.3pt;">3. Diagnosa III (tanggal 20 Maret 2001)</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 38.1pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 28.35pt;">Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan penurunan kemauan ditandai dengan klien sudah 3 hari ini belum mandi, penampilan tidak rapi.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 52.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -17.0pt;">a. Tujuan : </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 53.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Klien mampu melakukan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri dan mendemonstrasikan suatu keinginan untuk melakukannya dalam waktu kurang dari 1 minggu.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 52.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -17.0pt;">b. Kriteria hasil :</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -.25in;">1) Klien memilih pakaian yang sesuai, berpakaian, merawat dirinya tanpa bantuan.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -.25in;">2) Klien mempertahankan kebersihan diri secara optimal dengan mandi setiap hari.</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Rencana tindakan</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -21.85pt;">1) Pantau kemampuan klien dalam melakukan kegiatan hidup sehari-hari sesuai dengan tingkat kemampuannya, seperti kemampuan klien dalam menjaga kebersihan tubuh.</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Rasional : Keberhasilan menampilkan kemandirian dalam melakukan suatu aktivitas akan meningkatkan harga diri.</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -21.85pt;">2) Berikan bantuan saat klien tidak mampu melakukan beberapa kegiatan.</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Rasional : Kenyamanan dan keamanan klien merupakan prioritas dalam keperawatan.</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -21.85pt;">3) Berikan pujian atas kemampuan klien dalam melakukan kegiatan sehari-hari.</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Rasional : Penguatan positif akan meningkatkan harga diri dan mendukung terjadinya pengulangan perilaku yang diharapkan.</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -21.85pt;">4) Perlihatkan klien secara konkrit, bagaimana melakukan kegiatan yang menurut klien sulit untuk dilakukannya.</div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">Rasional : Karena berlaku pikiran konkret, penjelasan harus diberikan sesuai dengan tingkat pengertian yang nyata.</div><h4>Implementasi</h4><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 19.85pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 28.35pt;">Pelaksanaan rencana keperawatan tersebut diatas disusun sebagai berikut :</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 37.4pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -18.7pt;">Diagnosa I</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 55.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -.25in;">a. Tanggal 20 Maret 2001 </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 72.6pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -15.6pt;">Menyapa klien dengan ramah (pukul 07.15)</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 72.6pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -15.6pt;">Menjelaskan kepada klien maksud dari perawat mengadakan pertemuan ini adalah untuk membantu klien dalam mengatasi masalah klien (pukul 08.00).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 72.6pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -15.6pt;">Memberikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan klien mengapa klien lebih senang duduk dan menyendiri daripada duduk menonton televisi bersama teman-teman yang lain (pukul 08.45).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 72.6pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -15.6pt;">Memuji klien atas kemampuan dan kemauannya mengungkapkan perasaannya (pukul 08.45).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 72.6pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -15.6pt;">Membina hubungan saling percaya dengan orang tua klien memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan pertemuan ( pukul 11.00 ).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 72.6pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -15.6pt;">Mendiskusikan dengan keluarga klien tentang penyebab halusinasi antara lain kurang percaya diri, harga diri rendah, kurang dukungan keluarga dan karena kekambuhan akibat kurang teratur minum obat (pukul 11.15). </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 55.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -.25in;">b. Tanggal 21 Maret 2001 </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 1.0in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -16.5pt;">1) Mengucapkan salam pada klien dan menanyakan kondisinya hari ini (pukul 07.20)</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 1.0in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -16.5pt;">2) Mengajak klien untuk menyapu dan mengepel serta membersihkan tempat tidur (pukul 07.30)</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 1.0in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -16.5pt;">3) Menemani klien jalan-jalan ke sekeliling rumah sakit sambil mengajak klien ngobrol (pukul 08.30)</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 1.0in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -16.5pt;">4) Mengajak klien untuk mengikuti terapi kerja (pukul 09.30)</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 1.0in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -16.5pt;">5) Saat klien mulai ngomong dan tertawa sendiri, perawat segera mengalihkan perhatian klien dengan mengajak klien bicara tentang segala aktivitas klien beserta keluarganya sehari-hari (pukul 11.00).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 55.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -.25in;">c. Tanggal 22 Maret 2001</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 71.1pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -19.85pt;">1) Mengucapkan salam pada klien dan menanyakan kondisi klien hari ini (pukul 07.00)</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 71.1pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -19.85pt;">2) Mengajak klien untuk mengikuti terapi musik (pukul 09.00)</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 71.1pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -19.85pt;">3) Memuji klien atas peran sertanya mengikuti terapi musik (pukul 11.45)</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 71.1pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -19.85pt;">4) Mengajak klien beserta klien lainnya mengambil makan siang (pukul 12.15)</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 71.1pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -19.85pt;">5) Menanyakan kepada klien bagaimana perasaannya setelah dirinya seharian mengikuti kegiatan bersama teman-temannya (pukul 12.30).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 71.1pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -19.85pt;">6) Memuji dan mengucapkan terima kasih atas apa yang klien lakukan hari ini (pukul 12.40).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 55.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -.25in;">d. Tanggal 23 Maret 2001</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 73.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -17.0pt;">1) Mengucapkan salam kepada klien dan menanyakan kondisi klien hari ini (pukul 07.15).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 73.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -17.0pt;">2) Berkomunikasi dengan klien dengan dengan penuh perhatian dan empati (pukul 08.00).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 73.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -17.0pt;">3) Mendengarkan segala ungkapan perasaan klien dan mengenalkan kenyataan dengan menanyakan bagaimana kondisi di rumah sakit tersebut mnyenangkan atau tidak bagi klien (pukul 08.45)</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 73.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -17.0pt;">4) Memuji klien atas kemauan dan kemampuannya dalam mengungkapkan perasaannya (pukul 09.30).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 73.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -17.0pt;">5) Mengajak klien mengikuti terapi religius (pukul 12.00).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 73.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -17.0pt;">6) Memotivasi klien agar tidak larut dalam halusinasinya dengan tidak sering menyendiri, melakukan interaksi dan berbincang-bincang dengan klien lain atau perawat dan giat dalam kegiatan terapi baik musik, olahraga atau kerja dan religius (pukul 12.45).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 37.4pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -18.7pt;">Diagnosa II</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 56.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -17.0pt;">a. Tanggal 20 Maret 2001 </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 73.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -17.0pt;">Mengajak klien berbincang-bincang dengan penuh perhatian dan empati apa yang diceritakan klien (pukul 08.00)</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 73.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -17.0pt;">Memuji klien saat klien mulai bercerita tentang hal-hal positif yang menyenangkan dan tentang kelebihan-kelebihan yang diungkapkan klien tentang dirinya (pukul 08.45).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 73.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -17.0pt;">Memuji klien karena telah mau datang ke tempat terapi olahraga dan berpesan agar lain kali mau datang tanpa dipaksa (pukul 09.30).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 73.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -17.0pt;">Memberitahukan kepada klien kapan ia harus minum obat oral yaitu Clorpromazine 100 mg dan Trifluoperazin 5 mg (pukul 11.30).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 73.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -17.0pt;">Menunjukkan pada klien tempat dia harus mengambil makan siang, caranya dan mengajak klien lainnya untuk membantu klien (pukul 12.30).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 73.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -17.0pt;">Menjelaskan kepada klien tentang manfaat bila sering mengikuti terapi kerja dan terapi yang lainnya yaitu kita bisa berbagi macam keterampilan, punya banyak teman (pukul 13.00).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 56.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -17.0pt;">b. Tanggal 21 Maret 2001 </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 72.6pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -17.85pt;">1) Mengajak klien membersihkan kaca bersama klien lainnya dan perawat ruangan (pukul 07.30).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 72.6pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -17.85pt;">2) Menanyakan ke klien bagaimana perasaannya bila bekerja bersama-sama dengan teman-teman yang lain senang atau tidak (pukul 08.15).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 72.6pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -17.85pt;">3) Mengajak klien mengikuti terapi kerja dan mengajarkan cara menyulam dan membuat klien merasa betah ditempat tersebut bila klien bosan menyulam perawat mengajak klien melihat klien lain belajar terapi kerja lainnya (pukul 09.30).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 72.6pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -17.85pt;">4) Memberikan obat oral Clorpromazine 100 mg dan Trifluoperazin 5 mg dan menerangkan kerugian atau apa yang terjadi bila klien tidak teratur minum obat (pukul 11.30).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 72.6pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -17.85pt;">5) Mengajak klien bergabung dan berinteraksi dengan klien lainnya sambil mengambil menu makan siang dan mengamati perilaku klien selama berinteraksi (pukul 12.00).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 72.6pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -17.85pt;">6) Mengajak klien berbincang-bincang seputar bagaimana perasaan klien hari ini setelah berinteraksi dengan klien lainnya (pukul 12.35).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 56.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -17.0pt;">c. Tanggal 22 Maret 2001</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 72.6pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -17.85pt;">1) Menyapa klien dan menanyakan kondisinya hari ini (pukul 07.00).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 72.6pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -17.85pt;">2) Memuji klien akan apa yang dilakukan kemarin termasuk peran serta klien dalam kegiatan-kegiatan kemarin (pukul 07.30).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 72.6pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -17.85pt;">3) Mengajak klien untuk merapikan tempat tidur (pukul 07.35).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 72.6pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -17.85pt;">4) Mengajak klien mengikuti terapi musik (pukul 09.00).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 72.6pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -17.85pt;">5) Memberikan obat oral yaitu Clorpromazine 100 mg dan Trifluoperazine 5 mg (pukul 11.30).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 72.6pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -17.85pt;">6) Mengamati perilaku klien dalam berinteraksi dengan orang lain (pukul 12.00).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 56.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -17.0pt;">d. Tanggal 23 Maret 2001</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 74.55pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -17.85pt;">1) Mengajak klien mengobrol seputar kondisi dan perasaannya sekarang setelah tidak lagi suka menyendiri (pukul 08.30).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 74.55pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -17.85pt;">2) Menasehati dan memotivasi klien agar mengurangi kebiasaannya menyendiri dengan berkumpul, melihat televisi dan melakukan aktivitas lain bersama perawat atau klien lainnya (pukul 09.00)</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 74.55pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -17.85pt;">3) Memuji dan memotivasi klien agar aktif dalam aktivitas di rumah sakit tersebut setiap harinya (pukul 09.30).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 74.55pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -17.85pt;">4) Memberikan obat oral yaitu Clorpromazine 100 mg dan Trifluoperazine 5 mg ke klien dan memberitahukan ke klien agar klien teratur dalam minum obat (pukul 11.30).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 37.4pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -18.7pt;">Diagnosa III</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 53.1pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -9.0pt;">Tanggal 20 Maret 2001</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 73.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -.25in;">Menanyakan kepada klien sudah mandi apa belum hari ini (pukul 07.00).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 73.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -.25in;">Menanyakan ke klien mengapa ia tidak mau mandi apakah klien takut air ataukah karena malas (pukul 08.00).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 73.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -.25in;">Mendiskusikan dengan klien pentingnya kebersihan diri bagi seseorang adalah untuk kesehatan dan kerapian agar bila terlihat bersih, rapi dan tidak berbau maka orang lain pasti suka bergaul dengan kita (pukul 08.30).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 73.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -.25in;">Memuji klien karena klien sudah mau mandi dan ganti pakaian serta keramas dan merapikan rambut klien (pukul 09.30). </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 57.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -9.0pt;">Tanggal 21 Maret 2001</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 72.6pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -.25in;">Memonitor kebersihan dan perawatan diri klien hari ini misalnya mandi, gosok gigi, ganti baju dan menyisir rambut (pukul 07.30).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 72.6pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -.25in;">Mengajari klien cara menyisir dan berdandan serta menggunakan baju secara benar (pukul 07.40).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 72.6pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -.25in;">Memuji kemampuan klien dalam merawat dirinya hari ini (pukul 08.30).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 55.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -9.0pt;">Tanggal 22 Maret 2001</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 71.1pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -.25in;">Memberikan pujian kepada klien karena pagi hari sudah terlihat bersih, rapi dan cantik (pukul 07.30).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 71.1pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -.25in;">Mengajak klien untuk membersihkan kaca dan merapikan tempat tidur (pukul 07.35).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 71.1pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -.25in;">Mengajak klien untuk mengikuti terapi musik (pukul 09.00).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 71.1pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -.25in;">Memberikan pujian atas apa yang dilakukan klien pada hari ini (pukul 12.00).</div><h4>Evaluasi </h4><div class="MsoHeader" style="line-height: 200%; margin-left: 14.2pt;">1. Catatan perkembangan</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 1.0in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 11.05pt;">Diagnosa I</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 105.6pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -63.05pt;">1) Tanggal 20 Maret 2001</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 56.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">S : – klien menyatakan masih mendengar teman laki-lakinya mengajak </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 56.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 28.35pt;">bicara tentang sesuatu hal yang lucu</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -14.15pt;">- klien tidak mau menjawab dan hanya diam saja ketika ditanya mengapa tidak mau duduk dan berbincang-bincang dengan klien lainnya</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -14.15pt;">- keluarga klien mau bekerjasama dengan penulis untuk kesembuhan klien dan mulai menceritakan perihal diri klien hingga klien mengalami gangguan jiwa</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 56.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">O : - klien bicara dan tertawa sendiri</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 78.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">- klien duduk menyendiri di depan ruangan </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 78.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">- klien bicara dengan suara pelan sendirian</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 78.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">- klien terlihat sedih dan ketakutan lalu tiba-tiba menangis</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 56.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">A : Masalah belum teratasi </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 56.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">P : Rencana tindakan nomor 1, 2, 3, 4, 5 tetap dilaksanakan</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 105.6pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -63.05pt;">2) Tanggal 21 Maret 2001</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 56.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">S : – klien menjawab salam yang diucapkan penulis dan menyatakan bahwa kondisinya baik-baik saja hari ini</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -14.15pt;">- klien menyatakan kesediaannya untuk membantu bersih-bersih tapi hanya membersihkan tempat tidur</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -7.05pt;">- klien mau saat diajak terapi kerja</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -7.05pt;">- saat klien mulai menyendiri, penulis berusaha untuk mengajak klien membicarakan aktivitas klien sehari-hari dirumah, klien tidak menolak dan mau bercerita sambil tersenyum</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 56.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">O : – klien tidak lagi bicara dan tertawa sendiri, klien juga masih sering menyendiri.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -7.05pt;">- klien mau bercerita dengan ekspresi wajah ceria dan tidak bersedih</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -7.05pt;">- klien tidak menunjukkan sikap menghindari penulis saat diajak bicara</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 56.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">A : Masalah teratasi sebagian</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 56.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">P : Rencana tindakan nomor 1, 2, 5 tetap dilaksanakan</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 105.6pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -63.05pt;">3) Tanggal 22 Maret 2001</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 56.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">S : – klien menjawab salam penulis sambil menghampiri penanya.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -14.15pt;">- klien menyatakan keinginannya untuk menyumbangkan sebuah lagu (menyanyi) </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -14.15pt;">- klien menyatakan senang sekali perasaannya bisa ikut terapi musik dan menanyakan kepada penulis apakah besok ada kegiatan lagi seperti hari ini. Klien juga mengucapkan terima kasih atas pujian yang diberikan penulis</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 56.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">O : - klien tidak terlihat menyendiri, bicara dan tertawa sendiri lagi.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -14.15pt;">- klien tampak ceria dan bercanda penuh akrab dengan klien lainnya</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 78.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">- klien tidak tampak sedih dan menangis lagi</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 56.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">A : Masalah teratasi sebagian</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 56.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">P : Rencana tindakan nomor 1, 2, 5 tetap dilaksanakan</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 105.6pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -63.05pt;">4) Tanggal 23 Maret 2001</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 56.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">S : – klien menjawab salam penulis dan menyatakan bahwa kondisinya </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 70.9pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">hari ini baik-baik saja</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 70.9pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -7.1pt;">- klien menyatakan bahwa sebenarnya ia tidak betah di rumah sakit jiwa ini tapi klien menyadari dia disini adalah untuk kesembuhannya sendiri dan klien ingin segera sembuh agar cepat pulang</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 70.9pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -7.1pt;">- klien juga menyatakan bahwa dirinya sudah dua hari ini sudah tidak mendengar suara-suara bisikan teman laki-lakinya yang sudah meninggal dulu</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 56.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">O : - klien tidak tampak menyendiri dan bicara sendiri dan tampak tenang</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 70.9pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">- klien mau ikut serta dalam kegiatan</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 56.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">A : Masalah teratasi</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 56.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">P : Rencana tindakan nomor 5 tetap dipertahankan</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 1.0in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 11.05pt;">Diagnosa II</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 105.6pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -63.05pt;">1) Tanggal 20 Maret 2001</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 56.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">S : – klien menyatakan tidak mau sambil menggelengkan kepala ketika </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 78.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">penanya meminta kepada klien untuk bercerita tentang dirinya</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 78.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -7.1pt;">- klien tidak mau menjawab pertanyaan penanya dan hanya diam saja ketika ditanya mengapa menyendiri dan tidak mau berbincang-bincang dengan klien lainnya</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 78.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -21.3pt;">O : - klien terlihat sedih terkadang ketakutan dan jarang melakukan kontak mata dengan penanya</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 78.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -7.1pt;">- klien bila tiduran tidak langsung tidur melainkan bicara dan tertawa sendiri </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 78.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -7.1pt;">- klien lebih sering terlihat meringkuk di tempat tidur</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 78.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -7.1pt;">- klien minum obat oral yaitu Clorpromazine 100 mg dan Trifluoperazine 5 mg</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 56.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">A : Masalah belum teratasi </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 56.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">P : Rencana tindakan nomor 1, 2, 3, 4, 5 tetap dilaksanakan</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 105.6pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -63.05pt;">2) Tanggal 21 Maret 2001</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 56.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">S : – klien menyatakan bersedia ketika diajak bersih ruangan</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 78.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -7.1pt;">- Klien menyatakan senang mengikuti kegiatan bersama teman-temannya sambil tersenyum lalu segera menundukkan kepalanya</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 56.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">O : - Klien masih sering menundukkan kepala bila diajak bicara</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 78.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -7.1pt;">- Klien jarang berinteraksi dan berbincang-bincang dengan klien lain-nya serta masih sering menyendiri</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 78.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -7.1pt;">- Klien minum obat oral yaitu Clorpromazine 100 mg dan Trifluoperazine 5 mg</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 56.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">A : Masalah belum teratasi </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 56.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">P : Rencana tindakan nomor 1, 2, 5 tetap dilaksanakan</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 105.6pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -63.05pt;">3) Tanggal 22 Maret 2001</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 84.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -27.3pt;">S : – Klien mau menjawab salam penanya sambil tersenyum dan menghampiri penanya </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 78.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">- Klien bersedia ketika diajak untuk membantu merapikan tempat tidur</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 78.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">- Ketika diajak terapi musik klien bersedia dan ingin menyumbangkan sebuah lagu</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 84.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -27.3pt;">O : - Klien tampak ceria dan tidak terlihat ketakutan saat berinteraksi dengan teman-temannya</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 78.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">- Klien minum obat oral yaitu Clorpromazine 100 mg dan Trifluoperazine 5 mg</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 84.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -27.3pt;">A : Masalah teratasi sebagian</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 84.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -27.3pt;">P : Rencana tindakan nomor 2, 3, 4, 5 tetap dipertahankan</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 105.6pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -63.05pt;">4) Tanggal 23 Maret 2001</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -28.35pt;">S : – Klien menyatakan senang sekali punya banyak teman dan tidak merasa sedih lagi dan mengucapkan terima kasih atas pujian yang diberikan penanya</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 84.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -27.3pt;">O : - Klien terlihat lebih sering berinteraksi dengan klien lainnya</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -7.05pt;">- Klien minum obat oral yaitu Clorpromazine 100 mg dan Trifluoperazine 5 mg</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 84.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -27.3pt;">A : Masalah teratasi</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 84.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -27.3pt;">P : Rencana tindakan nomor 4 tetap dipertahankan</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 1.0in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 11.05pt;">Diagnosa III</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 105.6pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -63.05pt;">1) Tanggal 20 Maret 2001</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -28.35pt;">S : – Klien menyatakan dirinya malas mandi tapi setelah dibujuk dan dinasehati klien akhirnya bersedia mandi. Klien mau diajak menyapu ruangan</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -28.35pt;">O : - Klien mandi cuma sebentar, keluar dari kamar mandi dalam keadaan basah tapi belum bersih tubuhnya. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -7.05pt;">- Klien mau menyisir rambutnya dan memakai lipstik tapi belepotan</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 84.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -27.3pt;">A : Masalah belum sebagian</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 56.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">P : Rencana tindakan nomor 1, 2, 3,4 tetap dilaksanakan</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 105.6pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -63.05pt;">2) Tanggal 21 Maret 2001</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 78.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -21.3pt;">S : Klien menyatakan belum mandi saat penanya datang tapi ia bersedia untuk segera mandi bila dibelikan sabun dan shampo</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 78.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -21.3pt;">O : - setelah keluar dari kamar mandi klien tampak segar dan mau menggunakan handuk sesudah mandi</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 78.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">- Klien mampu berpakaian dengan benar denagn baju yang masih bersih</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 78.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">- Klien menyisir rambut dan berdandan dengan bantuan penulis</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 84.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -27.3pt;">A : Masalah teratasi sebagian</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 56.7pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">P : Rencana tindakan nomor 1, 2,3 tetap dilaksanakan</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 105.6pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -63.05pt;">3) Tanggal 22 Maret 2001</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -28.35pt;">S : - Klien menyatakan pagi ini sudah mandi dengan sabun sebelum penanya datang</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -14.15pt;">- Klien bersedia ketika dimintai tolong membantu penanya merapikan tempat tidur</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 85.05pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -14.15pt;">- Klien juga mengajak penanya mengikuti terapi musik</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 84.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -27.3pt;">O : - Klien tampak lebih rapi dan bersih</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 70.9pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">- Klien mau mencuci piringnya sendiri sehabis makan</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 84.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -27.3pt;">A : Masalah teratasi </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 84.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -27.3pt;">P : Rencana tindakan dihentikan</div><h4 style="margin-left: 7.1pt;"><strong><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-weight: normal; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-latin;">2. Evaluasi Terakhir</span></strong></h4><div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 24.05pt;">Evaluasi mulai tanggal 20 Maret 2001 sampai dengan 23 Maret 2001, hasil akhirnya sebagai berikut :</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 17.3pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 4.0pt;">a. Diagnosa I</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 28.35pt;">Pada tanggal 23 Maret 2001, klien sudah mampu mengungkapkan perasaannya dan tidak lagi menyendiri dan sudah tidak bicara dan tertawa sendiri.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 17.3pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 4.0pt;">b. Diagnosa II</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 28.35pt;">Pada tanggal 23 Maret 2001, klien telah mampu melakukan hubungan interpersonal dan tidak lagi menyendiri.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 17.3pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 4.0pt;">c. Diagnosa III</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 35.45pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 28.35pt;">Pada tanggal 22 Maret 2001, klien dapat melakukan kegiatan sehari-hari (kebersihan diri) secara mandiri.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 35.45pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 28.35pt;">http://moveamura.wordpress.com/dsm-1v/askep-halusinasi-pendengaran/</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 1;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 1;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 1;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 1;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 24.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-kerning: 18.0pt;">Halusinasi / Berpikir teratur Studi Kasus </span></b></div><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="3" class="MsoNormalTable" style="mso-cellspacing: 1.5pt; mso-yfti-tbllook: 1184;"><tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0; mso-yfti-lastrow: yes;"> <td style="padding: .75pt .75pt .75pt .75pt;"> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 2;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Isi </span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">[</span><a href=""><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">hide</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">]</span></div><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l4 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.medrevise.co.uk/wiki/Hallucinations/Disordered_Thinking_Case_Study&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhisNqrrMcE4zQSt0-OgswwytE2aiQ#Sample_Case"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1 Contoh Kasus</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></li>
<ul type="circle"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l4 level2 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 1.0in;"><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.medrevise.co.uk/wiki/Hallucinations/Disordered_Thinking_Case_Study&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhisNqrrMcE4zQSt0-OgswwytE2aiQ#Cause"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.1 Penyebab</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l4 level2 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 1.0in;"><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.medrevise.co.uk/wiki/Hallucinations/Disordered_Thinking_Case_Study&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhisNqrrMcE4zQSt0-OgswwytE2aiQ#Management"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.2 Manajemen</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></li>
</ul><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l4 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.medrevise.co.uk/wiki/Hallucinations/Disordered_Thinking_Case_Study&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhisNqrrMcE4zQSt0-OgswwytE2aiQ#Common_Questions"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2 Pertanyaan Umum</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></li>
<ul type="circle"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l4 level2 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 1.0in;"><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.medrevise.co.uk/wiki/Hallucinations/Disordered_Thinking_Case_Study&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhisNqrrMcE4zQSt0-OgswwytE2aiQ#Define_the_terms_hallucination_and_delusion"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.1 Menetapkan persyaratan dan delusi halusinasi</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l4 level2 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 1.0in;"><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.medrevise.co.uk/wiki/Hallucinations/Disordered_Thinking_Case_Study&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhisNqrrMcE4zQSt0-OgswwytE2aiQ#Describe_the_different_types_of_hallucination_and_delusion_that_psychiatric_patients_may_present_with."><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.2 Menjelaskan berbagai jenis halusinasi dan delusi bahwa pasien kejiwaan mungkin hadir dengan.</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l4 level2 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 1.0in;"><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.medrevise.co.uk/wiki/Hallucinations/Disordered_Thinking_Case_Study&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhisNqrrMcE4zQSt0-OgswwytE2aiQ#List_the_possible_differential_diagnoses_for_patients_presenting_with_hallucinations_and_delusions."><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.3 Daftar diagnosa diferensial mungkin bagi pasien dengan halusinasi dan delusi.</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l4 level2 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 1.0in;"><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.medrevise.co.uk/wiki/Hallucinations/Disordered_Thinking_Case_Study&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhisNqrrMcE4zQSt0-OgswwytE2aiQ#Describe_the_first_rank_symptoms_of_schizophrenia."><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.4 Jelaskan gejala skizofrenia peringkat pertama.</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l4 level2 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 1.0in;"><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.medrevise.co.uk/wiki/Hallucinations/Disordered_Thinking_Case_Study&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhisNqrrMcE4zQSt0-OgswwytE2aiQ#Be_able_to_appropriately_investigate_the_causes_of_psychotic_symptoms."><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.5 Mampu tepat menyelidiki penyebab gejala psikotik.</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l4 level2 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 1.0in;"><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.medrevise.co.uk/wiki/Hallucinations/Disordered_Thinking_Case_Study&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhisNqrrMcE4zQSt0-OgswwytE2aiQ#Be_able_to_assess_risk_in_patient_with_psychotic_symptoms."><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.6 Mampu menilai risiko pada pasien dengan gejala psikotik.</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l4 level2 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 1.0in;"><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.medrevise.co.uk/wiki/Hallucinations/Disordered_Thinking_Case_Study&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhisNqrrMcE4zQSt0-OgswwytE2aiQ#Understand_when_and_how_to_employ_the_Mental_Health_Act."><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.7 Memahami kapan dan bagaimana menggunakan Undang-Undang Kesehatan Mental.</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l4 level2 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 1.0in;"><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.medrevise.co.uk/wiki/Hallucinations/Disordered_Thinking_Case_Study&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhisNqrrMcE4zQSt0-OgswwytE2aiQ#Understand_the_treatment_options_for_psychosis_and_the_basic_pharmacology_of_antipsychotic_drugs."><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.8 Memahami pilihan pengobatan untuk psikosis dan farmakologi dasar obat antipsikotik.</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l4 level2 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 1.0in;"><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.medrevise.co.uk/wiki/Hallucinations/Disordered_Thinking_Case_Study&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhisNqrrMcE4zQSt0-OgswwytE2aiQ#Know_how_to_screen_for_common_psychotic_symptoms_.28including_First_Rank_symptoms.29"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2,9 Tahu bagaimana layar untuk gejala psikotik umum (termasuk Rank gejala Pertama)</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></li>
</ul></ul></td> </tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 2;"><a href="" name="Sample_Case"></a><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Contoh Kasus </span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mr P adalah seorang mahasiswa 21 tahun. Dia dirujuk ke psikiater oleh Universitas Pelayanan Kesehatan karena ia mengeluh mendengar suara-suara. Selama wawancara rawat jalan, dia mengatakan kepada psikiater bahwa ia telah marah untuk tahun terakhir sebagai dia telah mendengar seseorang berbicara tentang dia ketika ia sendirian. Ia berkata bahwa ia biasanya akan mendengar dua suara laki-laki membahas dia di rata-rata tiga kali seminggu. Suara-suara juga akan kadang-kadang mengomentari tindakannya. Dia telah menunda akan melihat dokternya selama lebih dari setahun karena dia takut dimata-matai oleh agen-agen keamanan M15, yang ia yakin telah merencanakan untuk membunuh dia. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mr P tinggal sendirian di akomodasi sewaan. Dia mengatakan kepada psikiater bahwa ayahnya adalah "belah" untuk rumah sakit jiwa bertahun-tahun lalu karena masalah yang sama. Dia tidak memiliki riwayat medis masa lalu catatan. Dia mengakui untuk memiliki ganja merokok secara teratur selama 2 tahun ketika ia berusia 17 tahun tetapi menolak segala penggunaan narkoba sejak datang ke universitas. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Selama wawancara, Mr P terus pemindaian ruangan dan tampak sangat mencurigakan. Pada satu titik ia menjadi bingung, tiba-tiba berhenti di tengah kalimat, melihat dari atas bahu kanan dan berteriak: "! Anda tutup mulut" Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa ia merasa rendah dalam suasana hati dan frustrasi karena ia tidak mengerti mengapa agen-agen keamanan itu setelah dia. Ia mengakui bahwa ia telah memikirkan melompat di depan mobil sehingga ia bisa melarikan diri ini "penyiksaan". Ketika ditanya apa yang dia pikir masalahnya mungkin, Mr P membantah bahwa ia memiliki penyakit mental atau bahwa ia membutuhkan pengobatan. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Apa gejala apakah Mr P miliki dan apa diagnosis diferensial untuk dia? Diskusikan etiologi faktor yang mungkin dan isu-isu manajemen penting dalam kasus ini. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><a href="" name="Cause"></a><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Menyebabkan </span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.medrevise.co.uk/wiki/Schizophrenia&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhjsvcddtLEPwt2a0jYf5wtSTSMd-A" title="Skizofrenia"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Skizofrenia</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><a href="" name="Management"></a><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Manajemen </span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Olanzipine, atau </span><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.medrevise.co.uk/index.php%3Ftitle%3DAnti-psychotics%26action%3Dedit%26redlink%3D1&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhg0nleM4an9ny88uvOtX2OBeSAoNQ" title="Anti-psikotik (halaman tidak ada)"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">anti-psikotik</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> . <br />
Mempertimbangkan </span><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.medrevise.co.uk/wiki/SSRI&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhhxsNt_ny7Jqxd9NzpBMyTsw39CIQ" title="SSRI"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">SSRI</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> jika </span><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.medrevise.co.uk/wiki/Depression&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhjmn7vPWz2Vxi1z0Vzfgt8vRA3qTg" title="Depresi"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">depresi</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> gejala menetap. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 2;"><a href="" name="Common_Questions"></a><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pertanyaan Umum </span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.medrevise.co.uk/index.php%3Ftitle%3DSpecial:Upload%26wpDestFile%3DRelevantpicture.jpg&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhiLKH6hFj4TfA3Li7G30Rzq7SZGNQ" title="Berkas: Relevantpicture.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Berkas: Relevantpicture.jpg</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Keterangan. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><a href="" name="Define_the_terms_hallucination_and_delus"></a><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tentukan halusinasi syarat dan khayalan </span></b></div><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l7 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">halusinasi adalah persepsi yang salah - <i>Ada gajah berdiri di sudut ruangan.</i> </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l7 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">khayalan adalah suatu kepercayaan salah - <i>Semua gajah di dunia ibadah saya sebagai raja mereka.</i> </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l7 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mereka dapat keduanya ada bersama-sama - <i>gajah Bahwa dalam memuja sudut saya sebagai raja.</i> </span></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Contoh di atas dapat, sayangnya, menyebabkan masalah jika pasien anda kebetulan berada Raja Gajah, dan Anda memegang sebuah klinik di kebun binatang. Gunakan kebijaksanaan Anda, dengan kata lain. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><a href="" name="Describe_the_different_types_of_hallucin"></a><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Menjelaskan berbagai jenis halusinasi dan delusi bahwa pasien kejiwaan mungkin hadir dengan. </span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Halusinasi: </span></div><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Auditory</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> - Paling umum, <i>saya mendengar suara-suara</i> </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Visual</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> - juga cukup umum, <i>Lihatlah pesawat ruang angkasa itu!</i> </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Taktil - Kurang umum, namun terlihat setelah </span><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.medrevise.co.uk/index.php%3Ftitle%3DCocaine%26action%3Dedit%26redlink%3D1&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhgMq_y5DQpLR4WPdAAjxF5vzelALA" title="Kokain (halaman tidak ada)"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">kokain</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> digunakan, <i>saya merasa bug merayapi seluruh tubuhku!</i> </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pencium - Langka, tetapi dapat terjadi sebelum serangan epilepsi, <i>saya bau kopi, dapat Anda bau itu?</i> </span></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><a href="" name="List_the_possible_differential_diagnoses"></a><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Daftar diagnosa diferensial mungkin bagi pasien dengan halusinasi dan delusi. </span></b></div><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l6 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.medrevise.co.uk/wiki/Schizophrenia&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhjsvcddtLEPwt2a0jYf5wtSTSMd-A" title="Skizofrenia"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Skizofrenia</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l6 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.medrevise.co.uk/index.php%3Ftitle%3DSchizo-Affective_Disorders%26action%3Dedit%26redlink%3D1&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhjpzrza_DgV580U-f3S5fyuMPh6aA" title="Orang yg menderita skizofrenia-Affective Gangguan (halaman tidak ada)"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">-Orang yg menderita skizofrenia Gangguan Afektif</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l6 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.medrevise.co.uk/wiki/Mania&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhh3oFDCeCjU_AdO6WE6cf5DyGcz8w" title="Mania"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mania</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l6 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.medrevise.co.uk/wiki/Depression&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhjmn7vPWz2Vxi1z0Vzfgt8vRA3qTg" title="Depresi"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Depresi psikotik</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l6 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.medrevise.co.uk/wiki/Dementia&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhhaxF74cY9fbyJwBxO1unkbn6tyUA" title="Singkat akal"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Singkat akal</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l6 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.medrevise.co.uk/wiki/Delirium&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhirmeuTvOx43VDf7ppgxCv4teFzFA" title="Igauan"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Igauan</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l6 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.medrevise.co.uk/index.php%3Ftitle%3DDrug_Induced_Psychosis%26action%3Dedit%26redlink%3D1&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhjLxeRB0cA6o6XuGGyp7OEpOeYM5A" title="Drug Induced Psikosis (halaman tidak ada)"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Drug Induced Psikosis</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><a href="" name="Describe_the_first_rank_symptoms_of_schi"></a><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jelaskan gejala-gejala skizofrenia peringkat pertama. </span></b></div><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l2 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Audible pikiran </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l2 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Berdebat suara di kepala mereka </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l2 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Menjalankan komentar di kepala mereka </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l2 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Merasa seperti dikendalikan oleh kekuatan luar. </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l2 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pemikiran penarikan </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l2 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pemikiran penyisipan </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l2 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pemikiran siaran </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l2 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Delusional persepsi </span></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">cara Nice rememebering itu adalah <b>ABCD: A</b> halusinasi uditory, <b>B</b> roadcasting pemikiran, <b>C</b> pikir ontrolled (delusi kontrol) <b>D</b> elusional persepsi,. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><a href="" name="Be_able_to_appropriately_investigate_the"></a><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mampu tepat menyelidiki penyebab gejala psikotik. </span></b></div><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l1 level1 lfo6; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Carilah penyebab organik </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l1 level1 lfo6; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mengesampingkan </span><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.medrevise.co.uk/wiki/Delirium&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhirmeuTvOx43VDf7ppgxCv4teFzFA" title="Igauan"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">igauan</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> - </span><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.medrevise.co.uk/index.php%3Ftitle%3DWCC%26action%3Dedit%26redlink%3D1&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhi-9hriH99vIyLptgtmZ1RCmvT3uQ" title="WCC (halaman tidak ada)"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">WCC</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> , </span><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.medrevise.co.uk/wiki/FBC&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhhqGcFpHjzFxliNjXjJ4_d-byU8rw" title="FBC"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">FBC</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> , </span><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.medrevise.co.uk/wiki/ESR&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhgc-QMlvpgrz9OZltXniIYFjYix_A" title="ESR"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">LED</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> , </span><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.medrevise.co.uk/wiki/CRP&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhgYfrAxZK6PRI-EjXVyDCbLIZQlBg" title="CRP"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">CRP</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> , </span><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.medrevise.co.uk/index.php%3Ftitle%3DMSU%26action%3Dedit%26redlink%3D1&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhgRaVdjqqiprNJMAAlp_IT0AaM7bw" title="MSU (halaman tidak ada)"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">MSU</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l1 level1 lfo6; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penuh </span><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.medrevise.co.uk/wiki/Psychiatric_history&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhhEh2l5z3mqkRsbN665mmFrXoZEZQ" title="Psikiatri sejarah"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">sejarah Psikiatri</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><a href="" name="Be_able_to_assess_risk_in_patient_with_p"></a><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dapat menilai risiko pada pasien dengan gejala psikotik. </span></b></div><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l5 level1 lfo7; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.medrevise.co.uk/wiki/Suicide&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhim_dpBNfPYmZieo8fWQ6j4FO17pw" title="Bunuh diri"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bunuh diri</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> - <i>Suara-suara yang mengatakan saya untuk bunuh diri</i> </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l5 level1 lfo7; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Risiko kepada orang lain - <i>The alien ingin aku membunuh orang Welsh</i> </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l5 level1 lfo7; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">mengabaikan Diri - <i>Jika saya makan apa dunia akan meledak</i> </span></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><a href="" name="Understand_when_and_how_to_employ_the_Me"></a><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Memahami kapan dan bagaimana menggunakan Undang-Undang Kesehatan Mental. </span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Itu adalah satu rumit, tetapi secara umum, </span><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.medrevise.co.uk/wiki/Mental_Health_Act&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhhbOWwQKjkk1SKHMQEKvnk4rxXUUg" title="Undang-Undang Kesehatan Mental"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Undang-Undang Kesehatan Mental</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> hanya digunakan ketika pasien </span></div><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l8 level1 lfo8; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">bahaya untuk dirinya sendiri </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l8 level1 lfo8; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">bahaya kepada orang lain </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l8 level1 lfo8; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">memburuk ke titik bahwa ia akan menjadi salah satu di atas </span></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kondisi di atas <b>harus</b> dikaitkan dengan penyakit mental. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><a href="" name="Understand_the_treatment_options_for_psy"></a><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Memahami pilihan pengobatan untuk psikosis dan farmakologi dasar obat antipsikotik. </span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Andalan pengobatan </span><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.medrevise.co.uk/wiki/Antipsychotics&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhhCma9GWMeoPHXV-8lItmgxZryurA" title="Antipsikotik"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">antipsikotik</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> , seperti olanzipine dan clozapine. Mereka bekerja dengan meningkatkan reuptake dopamin, dan memblokir reseptor dopamin, pada dasarnya mereka berhenti bertindak begitu banyak dopamin di otak. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><a href="" name="Know_how_to_screen_for_common_psychotic_"></a><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tahu cara untuk menyaring gejala psikotik umum (termasuk Rank gejala Pertama) </span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Menggunakan ABCD dari sebelumnya: </span></div><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l3 level1 lfo9; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">halusinasi pendengaran - <i>Apakah Anda pernah mendengar suara-suara yang tidak ada orang lain dapat mendengar?</i> </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l3 level1 lfo9; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penyiaran pemikiran - <i>Apakah Anda pernah merasa orang bisa mendengar pikiran Anda?</i> </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l3 level1 lfo9; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pengendalian pikiran (delusi kontrol) - <i>Apakah Anda pernah merasa anda tidak berada dalam kendali tubuh Anda atau tindakan?</i> </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l3 level1 lfo9; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">persepsi Delusional - <i>sesuatu yang aneh baru-baru ini? Dilihat,</i> atau mungkin tidak, tapi hanya mencoba untuk menilai melalui percakapan jika mereka memiliki punya beberapa. </span></li>
</ul><div class="MsoNormal"><br />
</div>Suhardihttp://www.blogger.com/profile/02077185241004712710noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1299833681263324372.post-53666943814708627942011-07-17T14:36:00.000+07:002011-07-17T14:36:36.616+07:00<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:-12.25pt;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:50%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style> <![endif]--> <br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZiUkzxHShX0QI6DwdBZCOBrZ0AzHvomtIc9MNCYHsvmz2ZDvQ-gbgXMwsowCq7qH2Fn-5Ert-vE4ewAXzezHRduvaj19fjHOn_YG913bhBpGvX_GkGHP5AvxD2jDpXEAHuOSuXgFZGbWj/s1600/Dekubitus_Back.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZiUkzxHShX0QI6DwdBZCOBrZ0AzHvomtIc9MNCYHsvmz2ZDvQ-gbgXMwsowCq7qH2Fn-5Ert-vE4ewAXzezHRduvaj19fjHOn_YG913bhBpGvX_GkGHP5AvxD2jDpXEAHuOSuXgFZGbWj/s320/Dekubitus_Back.jpg" width="320" /></a></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-indent: .5in;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="text-indent: 0.5in;">Dekubitus merupakan masalah yang dihadapi oleh pasien-pasien dengan npenyakit kronis, pasien yang sangat lemah, dan pasien yang lumpuh dalam waktu lama, bahkan saat ini merupakan suatu penderitaan sekunder yang banyak dialami oleh pasien-pasien yang dirawat di rumah sakit.</div><div class="MsoNoSpacing">Penelitian menunjukkan bahwa 6,5-9,4% dari populasi umum orang dewasa yang di rumah sakit, menderita paling sedikit satu dekubitus pada setiap kali masuk rumah sakit(Barbenel et el, 1997; Jordan dan nikol, 1997); davil et al, 1983). Pada populasi pasien lanjut usia yang dirawat di rumah sakit, insiden dekubitus dapat menajadi jauh lebih tinggi (exton-smith,1987)</div><a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">.</div><div class="MsoNoSpacing">Keberhasilan pengobatan dekubitus melalui pembedahan di mulai pada saat perang dunia II ketika para dokter dihadapkan pada meningkatnya jumlah pasien muda yang menderita cedera saraf spinal. Pada saat yang sama, diketahui pula diet tinggi protein dibutuhkan untuk mengatasi keseimbangan nitrogen negative pada pasien luka terbuka yang kronis (Mulholland et al, 1943).</div><div class="MsoNoSpacing"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Sejak itu, meskipun pencegahan dan pengobatan dekubitus telah diteliti secara luas lebih dari 30 tahun terakhir ini , hanya terdapat sedikit bukti yang menunjukkan adanya penurunan insidens dekubitus atau adanya suatu perbaikan dalam pengobatannya. Dalam penelitian besar yang dipublikasikan pada tahun 1983, perawat diketahui telah menggunakan 98 substansi yang berbeda untuk mengobati dekubitus( david et al, 1983). Kebanyakan hanya membuang waktu dan tenaga,sedangkan lainnya secaara nyata menghambat penyembuhan . penelitian lain baru-baru ini, menunjukkan adanya ketidakmengertian tentang penyembuhan luka diantara para perawat maupun mereka yang mengajari para perawat tersebut(gould, 1985, 1986). Pengetahuan yang kita miliki tentang etiologi dekubitus, pencegahan, serta pengobatannya seperti kurang dipergunakan.</div><div class="MsoNoSpacing">Insidens dekubitus dapat secara nyata diturunkan bila penanggung jawab dibidang<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>kesehatan atau rumah sakit<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>telah mengembangkan suatu kebijakan tentang pencegahan dan pengobatan dekubitus yang diketahui dan dilaksanakan semua karyawan (livesly, 1987; hibbs 1988). Kebutuhan untuk mengenalkan pelayanan pencegahan dan pengobatan dekubitus yang diorganisasi<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dan diaudit denga tepat , telah disadari oleh para dokter dari Royal Collage(1986), </div><div class="MsoNoSpacing">Tetapi kebanyakan dokter tidak memandang pencegahan dan penatalaksanaan dekubitus sebagai tanggung jawab mereka.</div><div class="MsoNoSpacing"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></b>Definisi dekubitus adalah: suatu daerah kerusakan seluler yang terlokalisasi, baik akibat tekanan langsung pada kulit,sehingga menyebabkan “iskemia tekanan”, maupun akibat kekuatan gesekan, sehingga menyebabkan stress mekanik terhadap jaringan. Tekanan dan kekuatan gesekan akan mengganggu mikrosirkulasi jaringan local, dan mengakibatkan hipoksia serta memperbesar penbuangan metabolic yang dapat menyababkan nekrosis. Beberapa system klasifikasi yang pernah dikembangkan (forrest 1980;Torrance 1983) didasarkan pada penyabab, tampilan makroskopis dan manifestasi klinis dekubitus. </div><div class="MsoNoSpacing">Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dekubitus </div><div class="MsoNoSpacing"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Hampir semua dekubitus terutama disebabkan oleh tekanan yang terus menerus, biasanya terjadi pada pasien yang mengalami imobilisasi baik relatif maupun total (barbenal, 1990). Dimana kulit dan jaringan di bawahnya secara langsung tertekan diantara tulang dan permukaan keras lainnya seperti tempat tidur, kursi, meja operasi, atau brankar(versluysen, 1986). Tempat yang paling sering mengalami dekubitus adalah daerah sacrum, mudian daerah trokanter pada femur, tuberositas ishii, dan lutut</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Klasifikasi perkembangan dekubitus</b></div><div class="MsoNoSpacing"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Derajat 1 hiperemia yang memucat. Tekana yang ringan dan singkat denga jari pada tempat terjadinya eritema yang diakibatkan tekanan di atas kulit dalam priode lama, dapat menyebabkan kulit menjadi pucat, </div><div class="MsoNoSpacing"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Derajat 2 hiperemia yang tidak memucat. Eritema yang tidak hilang pada saat dilakukan tekanan ringan denga jari, mengindikasikan adanya beberapa gangguan mikrosirkulasi. Mungkin terjadi kerusakan superficial, termasuk ulserasi epidermal.</div><div class="MsoNoSpacing"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Derajat 3 ulserasi perkembangan melewati dermis. Ulserasi perkembangan kebidang pemisah dengan jaringan subkutan.</div><div class="MsoNoSpacing"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Derajat 4 ulkus meluas ke dalam lemak. Otot yang berada dibawahnya mengalami pembengkakan dan inflamasi. Ulkus cendrung untuk menyebar kearah lateral , sementara perkembangan ke bawah dihalangi oleh fasia profunda.</div><div class="MsoNoSpacing"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Derajat 5 nekrosis infektif menembus ke bawah menuju fasia profunda<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>pada saat ini , destruksi muskulus terjadi dengan cepat. </div><div class="MsoNoSpacing"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Tidak terdapat persetujuan ilmiah tentang lamanya waktu penekanan yang diberikan sebelum cedera terjadi. Tekanan ringan yang berkepanjangan dapat sama berbahayanya dengan tekanan yang berat dalam waktu singkat (kosiak,1959). Pada masa lalu, secara umum dianggap bahwa setiap periode tekanan yang lebih dari 2 jam, sangat mungki dapat menyebabkan trauma. Untuk pasien yang menderita kakeksia, kelemahan atau penyakit terminal , kerusakan jaringan dapat terjadi dalam waktu yang jauh lebih singkat dari pada yang tersebut diatas. Secara normal, pasien mengalami gesekan maupun tekanan (bennet dan lee,1985). Yang secara khusus menjadi sangat penting pada pasien paraplegia, pasien yang sangat lemah,ataupun pasien lanjut usia ketika berada dalam posisi setengah telentang . pasien paraplegia secara khusus sangat berisiko karena mereka tidak dapat merasakan adanya kerusakan yang sedang terjadi.umumnya pasienyang harus duduk pada kursi roda dalam waktu lama jauh lebih mudah mengalami dekubitus dari pada pasien yang harus menjalani tirah baring.</div><div class="MsoNoSpacing"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Efek dari kekuatan gesekan adalah terganggunya mikrosirkulasi local melalui penggantian</div><div class="MsoNoSpacing">, distorsi atau terpotongnya pembuluh darah pada saat lapisan- lapisan kulit gesekan. Mekanisme yang berperan dalam pathogenesis dekubitus telah diulas oleh scales(1990)</div><div class="MsoNoSpacing"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Pentingnya imobilisasi dalam perkembangan dekubitus, baik melalui paralisis, anastesi, nyeri, maupun melalui sedasi, tidak dapat terlalu dititikberatkan. Faktor eksaserbasi lainnya termasuk inkontinensia , malnutrisi, dan hilang nya fungsi sensoris akibat paraplegia atau hemiparesis </div><div class="MsoNoSpacing">Terdapat hubungayang kuat antara inkontinensia dengan dekubitus (exton-smith, 1987) urine dapat menyebabkan meserasi dan ekskoriasi kulit, serta abrasi superficial akibar gesekan menjadi jauh lebih mudah terjadi. Malnutrisi secara tidak langsung menyebabkan dekubitus, tetapi malnutrisi merupakan faktor eksaserbasi yang sangat penting didalam perkembangan dekubitus (agarwel et al, 1985).</div><div class="MsoNoSpacing">Insidens dekubitus tertinggi terdapat pada lansia yang juga mempunyai gangguan patologis multiple berkaitan dengan usia. Kulit pasien lansia mudah terkena cedera dan menjadi lebih<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>buruk<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>penyembuhan lukanya karena kondisi seperti tersebut diatas dan juga karena<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>perubahan fisiologis<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>normal berkaitan dengan usia yang terjadi dalam jaringan.</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing">Morison, J.M. (2003). Manajemen luka. Jakarta:EGC</div>Suhardihttp://www.blogger.com/profile/02077185241004712710noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1299833681263324372.post-34408270487962142402011-07-17T14:30:00.000+07:002011-07-17T14:30:17.389+07:00KESALAHAN DALAM PEMBERIAN OBAT<a href="http://nursingbegin.com/"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:-12.25pt;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:50%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style> <![endif]--> </a><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi60eUOa1ZiRjskeL2BU4FB8UZu3BZYS4BVUPWTTykeaOEik_NWY3SXs0XQzCJbpPVedYKRG1DjZeUnTMjgvAkeFQWo0fsNZH-upp0WJ3ayfZngoXXidt7_23RYB9v591WPhCplTcSu1Rq1/s1600/lll.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi60eUOa1ZiRjskeL2BU4FB8UZu3BZYS4BVUPWTTykeaOEik_NWY3SXs0XQzCJbpPVedYKRG1DjZeUnTMjgvAkeFQWo0fsNZH-upp0WJ3ayfZngoXXidt7_23RYB9v591WPhCplTcSu1Rq1/s1600/lll.jpg" /></a></div><div class="MsoNoSpacing"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVWUf6t1YlwXWpsleRUBIrD5TTVbuegukWQHnaHY9PMEZp1hj252QTSPW0Wu6GVVphlf5fC3xDFzNcolu-XLsNLb8CH5gTtIAhiU8bMSxklrEO9-m9LZ0xVe1tnqS7OPFORyV0fL-RXIw7/s1600/n%252C.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVWUf6t1YlwXWpsleRUBIrD5TTVbuegukWQHnaHY9PMEZp1hj252QTSPW0Wu6GVVphlf5fC3xDFzNcolu-XLsNLb8CH5gTtIAhiU8bMSxklrEO9-m9LZ0xVe1tnqS7OPFORyV0fL-RXIw7/s1600/n%252C.jpg" /></a></div><div class="MsoNoSpacing">Sangaatlah disayangkan, perkara hokum yang melibatkan kesalahan perawat dalam pemberian obat sering kali terjadi. Dalam hal pemberian obat, pengadilan memiliki ket, yaentuan tentang liabilitas yang dihaarapkan dari perawat berdasarkan standard perawatan yang ada. Pada banyak keadaan, jika perawat mengetahui denga jeli dosis yang tepat, rute pemberian obat, atau proesedur pemberian obat terkait, kemungkinan ia akan terhindar dari kesalahan yang dapat diajukan sebagai perkara hukum. </div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><a name='more'></a><br />
<br />
<div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNoSpacing">Studi kasus</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing">Kasus pengadilan berikut menjelaskan bgaimana kesalahan dalam pemberian obat dapat menyebabkan perawat berurusan dengan pengadilan </div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing">Kasus 1</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing">Pada kasus Voorhees v, university of Pennsylvania (1997), pengadilan menetapkan suatu keputusan menentang rmah sakit untuk<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>janda dari seorang pasien yang telah meninggal. Putusan tersebut berdasarkan ketentuan <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>hukum kematian akibat kesalahan </b>yang menetapkan rumah sakit, melalui staf keperawatan dan medisnya, telah melakukan pelalaian. Seorang pasien dating ke rumah sakit dengankeluhan nyeri setelah mengalami cedera di tempat kerja dan dokter mendiagnosisnya mengalami nekrosis avaskuler bilateral pada kaput femoris. Pasien tersebut untuk terlibat dalam penelitian terkontrol acak untuk terapi profilaksis anti koagulan yang bertujuan menurunkan insiden pembentukan pembekuan atau emboli polmuner selama bedah penggantian panggul.</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing">Pada hari ketika bedahnpanggul kiri berlangsung, pasien diprogramkan mendapat heparin . namun, pasien tidak mendapatkannya karena kesalahan keperawatan . pasien kemudia dikeluarkan dari penelitian karena ia tidak mendpat dosis obat yang semestinya dan walaupun telah diprogramkan ,ia tidak menerima terapi profilaksis anti koagulan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>apapun sampai 36 jam setelah pembedahan ketika ia mulai diberi aspirin denga frekuensi dua kali sehari.</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing">Pembedahanpanggul kanan dilakukan tujuh hari setelah penbedahan panggul kiri , dan satu-satunya terapi diberikan kepada pasien ialah aspirin , pada hari berikutnya , pemeriksaan venogram pada tungkai kiri menunjukkan ada bekuan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>darah dibebrapa vena dalam dibawah lutut dan terombus pada banyak percabangan otot . meskipun sudah diperoleh temuan dari pemeriksaan venogram , heparin tidak diprogramkan untuk mengatasi bekuan yang ada dan pemeriksaan pembuluh darah pada tungkai kanan tidak diprogramkan.</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing">Pada hari kepulangan pasien perawat mencatat pergelangan kaki sebelah kana bengkak. Akan tetapi , perawat tidak mengukur betis pasien atau member tahu dokter jaga . pasien telah dipulangkan tanpa pemeriksaan lebih lanjut</div>Suhardihttp://www.blogger.com/profile/02077185241004712710noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1299833681263324372.post-2630521742432878642011-07-14T19:45:00.000+07:002011-07-14T19:45:40.171+07:00Kejadian anemia<span class="Apple-style-span" style="font-family: sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"></span><br />
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0.5em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0.4em;"><b>Anemia</b> (dalam bahasa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yunani" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #0645ad; text-decoration: none;" title="Yunani">Yunani</a>: Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_merah" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #0645ad; text-decoration: none;" title="Sel darah merah">sel darah merah</a> atau jumlah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hemoglobin" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #0645ad; text-decoration: none;" title="Hemoglobin">hemoglobin</a> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Protein" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #0645ad; text-decoration: none;" title="Protein">protein</a> pembawa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Oksigen" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #0645ad; text-decoration: none;" title="Oksigen">oksigen</a>) dalam sel darah merah berada di bawah normal.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0.5em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0.4em;">Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Paru-paru" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #0645ad; text-decoration: none;" title="Paru-paru">paru-paru</a>, dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0.5em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0.4em;">Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Darah" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #0645ad; text-decoration: none;" title="Darah">darah</a> tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh .</div><a name='more'></a><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><h2 style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-color: rgb(170, 170, 170); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; color: black; font-size: 19px; font-weight: normal; margin-bottom: 0.6em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; overflow-x: hidden; overflow-y: hidden; padding-bottom: 0.17em; padding-top: 0.5em; width: auto;"><span class="mw-headline" id="Penyebab_Anemia">Penyebab Anemia</span></h2><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0.5em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0.4em;">Penyebab umum dari anemia:</div><ul style="line-height: 1.5em; list-style-image: url(http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/1/18/Monobook-bullet.png); list-style-type: square; margin-bottom: 0px; margin-left: 1.5em; margin-right: 0px; margin-top: 0.3em; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><li style="margin-bottom: 0.1em;"><ul style="line-height: 1.5em; list-style-image: url(http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/1/18/Monobook-bullet.png); list-style-type: square; margin-bottom: 0px; margin-left: 1.5em; margin-right: 0px; margin-top: 0.3em; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><li style="margin-bottom: 0.1em;">Perdarahan hebat</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;">Akut (mendadak)</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;">Kecelakaan</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;">Pembedahan</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;">Persalinan</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;">Pecah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pembuluh_darah" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #0645ad; text-decoration: none;" title="Pembuluh darah">pembuluh darah</a></li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;">Kronik (menahun)</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;">Perdarahan hidung</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wasir" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #0645ad; text-decoration: none;" title="Wasir">Wasir</a> (hemoroid)</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ulkus_peptikum&action=edit&redlink=1" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #ba0000; text-decoration: none;" title="Ulkus peptikum (halaman belum tersedia)">Ulkus peptikum</a></li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kanker" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #0645ad; text-decoration: none;" title="Kanker">Kanker</a> atau <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Polip&action=edit&redlink=1" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #ba0000; text-decoration: none;" title="Polip (halaman belum tersedia)">polip</a> di saluran pencernaan</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tumor_ginjal&action=edit&redlink=1" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #ba0000; text-decoration: none;" title="Tumor ginjal (halaman belum tersedia)">Tumor ginjal</a> atau kandung kemih</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;">Perdarahan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Menstruasi" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #0645ad; text-decoration: none;" title="Menstruasi">menstruasi</a> yang sangat banyak</li>
</ul></li>
</ul><ul style="line-height: 1.5em; list-style-image: url(http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/1/18/Monobook-bullet.png); list-style-type: square; margin-bottom: 0px; margin-left: 1.5em; margin-right: 0px; margin-top: 0.3em; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><li style="margin-bottom: 0.1em;">Berkurangnya pembentukan sel darah merah<ul style="line-height: 1.5em; list-style-image: url(http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/1/18/Monobook-bullet.png); list-style-type: square; margin-bottom: 0px; margin-left: 1.5em; margin-right: 0px; margin-top: 0.3em; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><li style="margin-bottom: 0.1em;">Kekurangan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Zat_besi" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #0645ad; text-decoration: none;" title="Zat besi">zat besi</a></li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;">Kekurangan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Vitamin_B12" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #0645ad; text-decoration: none;" title="Vitamin B12">vitamin B12</a></li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;">Kekurangan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_folat" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #0645ad; text-decoration: none;" title="Asam folat">asam folat</a></li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;">Kekurangan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Vitamin_C" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #0645ad; text-decoration: none;" title="Vitamin C">vitamin C</a></li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;">Penyakit kronik</li>
</ul></li>
</ul><ul style="line-height: 1.5em; list-style-image: url(http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/1/18/Monobook-bullet.png); list-style-type: square; margin-bottom: 0px; margin-left: 1.5em; margin-right: 0px; margin-top: 0.3em; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><li style="margin-bottom: 0.1em;"><ul style="line-height: 1.5em; list-style-image: url(http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/1/18/Monobook-bullet.png); list-style-type: square; margin-bottom: 0px; margin-left: 1.5em; margin-right: 0px; margin-top: 0.3em; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><li style="margin-bottom: 0.1em;">Meningkatnya penghancuran sel darah merah</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;">Pembesaran <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Limpa" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #0645ad; text-decoration: none;" title="Limpa">limpa</a></li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;">Kerusakan mekanik pada sel darah merah</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;">Reaksi <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Autoimun" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #0645ad; text-decoration: none;" title="Autoimun">autoimun</a> terhadap sel darah merah:<ul style="line-height: 1.5em; list-style-image: url(http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/1/18/Monobook-bullet.png); list-style-type: square; margin-bottom: 0px; margin-left: 1.5em; margin-right: 0px; margin-top: 0.3em; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><li style="margin-bottom: 0.1em;"><i>Hemoglobinuria nokturnal paroksismal</i></li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><i>Sferositosis herediter</i></li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><i>Elliptositosis herediter</i></li>
</ul></li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;">Kekurangan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=G6PD&action=edit&redlink=1" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #ba0000; text-decoration: none;" title="G6PD (halaman belum tersedia)">G6PD</a></li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;">Penyakit <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_sabit" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #0645ad; text-decoration: none;" title="Sel sabit">sel sabit</a></li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;">Penyakit <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hemoglobin_C&action=edit&redlink=1" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #ba0000; text-decoration: none;" title="Hemoglobin C (halaman belum tersedia)">hemoglobin C</a></li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;">Penyakit <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hemoglobin_S-C&action=edit&redlink=1" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #ba0000; text-decoration: none;" title="Hemoglobin S-C (halaman belum tersedia)">hemoglobin S-C</a></li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;">Penyakit <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hemoglobin_E&action=edit&redlink=1" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #ba0000; text-decoration: none;" title="Hemoglobin E (halaman belum tersedia)">hemoglobin E</a></li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Thalasemia" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #0645ad; text-decoration: none;" title="Thalasemia">Thalasemia</a></li>
</ul></li>
</ul><h2 style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-color: rgb(170, 170, 170); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; color: black; font-size: 19px; font-weight: normal; margin-bottom: 0.6em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; overflow-x: hidden; overflow-y: hidden; padding-bottom: 0.17em; padding-top: 0.5em; width: auto;"><span class="editsection" style="float: right; font-size: 13px; margin-left: 5px;">[<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Anemia&action=edit&section=2" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #0645ad; text-decoration: none;" title="Sunting bagian: Gejala">sunting</a>]</span><span class="mw-headline" id="Gejala">Gejala</span></h2><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0.5em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0.4em;">Gejala-gejala yang disebabkan oleh pasokan oksigen yang tidak mencukupi kebutuhan ini, bervariasi. Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Stroke" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #0645ad; text-decoration: none;" title="Stroke">stroke</a> atau <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Serangan_jantung" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #0645ad; text-decoration: none;" title="Serangan jantung">serangan jantung</a>.</div><h2 style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-color: rgb(170, 170, 170); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; color: black; font-size: 19px; font-weight: normal; margin-bottom: 0.6em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; overflow-x: hidden; overflow-y: hidden; padding-bottom: 0.17em; padding-top: 0.5em; width: auto;"><span class="editsection" style="float: right; font-size: 13px; margin-left: 5px;">[<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Anemia&action=edit&section=3" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #0645ad; text-decoration: none;" title="Sunting bagian: Diagnosa">sunting</a>]</span><span class="mw-headline" id="Diagnosa">Diagnosa</span></h2><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0.5em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0.4em;">Pemeriksaan darah sederhana bisa menentukan adanya anemia. Persentase sel darah merah dalam volume darah total (<a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hematokrit&action=edit&redlink=1" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #ba0000; text-decoration: none;" title="Hematokrit (halaman belum tersedia)">hematokrit</a>) dan jumlah hemoglobin dalam suatu contoh darah bisa ditentukan. Pemeriksaan tersebut merupakan bagian dari hitung jenis darah komplit (CBC)</div></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">1. Umur Ibu</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">Keadaan yang membahayakan saat hamil dan meningkatkan bahaya terhadap bayinya, salah satunya hamil sebelum berumur 20 tahun atau setelah 35 tahun. Anemia pada wanita akan lebih diperberat bila hamil pada usia < 20 tahun, karena ibu muda tersebut membutuhkan zat besi lebih banyak untuk keperluan pertumbuhan diri sendiri serta bayi yang dikandungnya. (Depkes, 2003 : 2).</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">2. Umur kehamilan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">Hasil konsepsi (janin, plasenta, darah) membutuhkan zat besi dalam jumlah besar untuk pembuatan butir-butir darah merah dan pertumbuhannya. Selama masih mempunyai cukup persediaan besi, Hemoglobin (Hb) tidak akan turun dan bila persediaan itu habis Hemoglobin (Hb) akan turun. Ini terjadi pada bulan ke 5-6 kehamilan pada waktu janin membutuhkan zat besi.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">Dalam kehamilan darah bertambah banyak, akan tetapi bertambahnya sel-sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah mulai sejak kehamilan umur 10 minggu dan puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu. Tjiong dalam penelitiannya menemukan kadar Hb, jumlah eritrosit dan nilai hematokrit, ketiga-tiganya turun selama kehamilan sampai 7 hari postpartum. Setelah itu ketiga nilai itu meningkat, dan ketika 40 hari postpartum mencapai angka yang kira-kira 12,3 gr/ml dalam trimester I, 11,3 gr/ml dalam trimester II dan 10,8 gr/10 ml dalam trimester III. Hal itu disebabkan pengenceran darah menjadi nyata dengan lanjutnya umur kehamilan, sehingga frekuensi anemia dalam kehamilan meningkat pula. (Prawirohardjo, S. 2002 : 449).</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">3. Paritas</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">Dalam kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah ibu dan membentuk sel darah merah janin serta plasenta. Jika persediaan cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya, maka makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan akan makin banyak kehilangan zat besi dan makin menjadi anemis (Manuaba, IB. 1998 : 30).</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">4. Antenatal Care (ANC) dengan kejadian anemia</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">Antenatal care adalah pelayanan bagi ibu hamil dan janinnya oleh tenaga profesional meliputi pemeriksaan kehamilan sesuai dengan standar pelayanan yaitu minimal 4 kali pemeriksaan selama kehamilan, 2 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">Dengan pemeriksaan Antenatal Care (ANC) kejadian anemia dapat diditeksi sedini mungkin sehingga diharapkan ibu dapat merawat dirinya selama hamil dan mempersiapkan persalinannya.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">5. Jarak Kelahiran</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">Jarak kelahiran adalah waktu sejak ibu hamil sampai terjadinya kelahiran berikutnya. Jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat menyebabkan terjadinya anemia. Hal ini terjadi dikarenakan kondisi ibu masih belum pulih dan pemulihan membutuhkan zat-zat gizi belum optimal, sudah harus memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang dikandung.</span>Suhardihttp://www.blogger.com/profile/02077185241004712710noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1299833681263324372.post-51085987522324303172011-07-14T19:24:00.000+07:002011-07-14T19:24:42.171+07:00Infertilitas<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">Definisi :</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">tidak hamil setelah 1 tahun menikah,</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">tanpa menggunakan KB, serta hub</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">seksual teratur</span><br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">Macam :</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">1. Infertilitas Primer</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">2. Infertiuitas sekunder</span><br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">Penyebab Infertilitas</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">Kelainan semen (Male factor Infertility)</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">Ggn ovulasi (faktor ovulasi)</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">Tuba : injury, adesi, tersumbat, endometriosis ( faktor tuba)</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">Abnormalitas interaksi mukus serviks dg sperma (faktor serviks)</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">Lain-lain : kln uterus, ggn imunologis, infeksi</span></div><a name='more'></a><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">FAKTOR PRIA</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">Sel Reprod Pria tdd :</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">testis, epididimis, vas deferens, prostat, vesikula seminalis, duktus ejakulatorius, klj bulbouretra, uretra</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">Pd ejakulasi : sperma dikeluarkan dr vas deferens bersama dg cairan dari prostat vesikula seminalis dan klj bulbouretra</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">Faktor Ovulasi</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">Pd umumnya mdh didiagnosis dan pengelolaannya mudah</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">Siklus normal wanita : 25-35 hr</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">Wanita dg siklus haid teratur umumnya fertil</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">E/ : abnormalitas hipotalamus/hipofisis, peny. Tiroid, ggn adrenal, hiperandrogen</span><br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">Faktor Tuba</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">Faktor Tuba/peritoneal :</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">- Kerusakan tuba</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">- Sumbatan tuba</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">- Adhesi tuba</span><br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">Pemeriksaan Infertilitas</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">Male factor :</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">1. Analisa sperma :</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;"> Nilai normal :</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">- Volume : 2-6 ml</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">- Konsentrasi : > 20 jt/ml</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">- Motilitas : > 50%</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">- Morfologi : > 30%</span><br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">2. Sperm Penetration Assay</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">Faktor Ovulasi :</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">1. Temperatur suhu basal</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">2. Kadar progesteron serum midluteal</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">3. Monitoring LH</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">4. Biopsi endometrium</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: tahoma, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">5. USG</span><br />
<br />
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Pada prinsipnya, evaluasi pada pasangan infertilitas harus memerhatikan faktor wanita dan pria. Pada wanita, perhatikan pemeriksaan fisiknya termasuk endokrin, pemeriksaan <a href="http://obstetriginekologi.com/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #0066cc; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">ginekologi</a>, karakteristik haid dan galaktorea, serta masa ovulasi. Pada pria, perlu diperhatikan/dianalisis spermanya untuk mengevaluasi pasangan yang infertil. Kategori infertilitas dipengaruhi oleh faktor garnet laki-laki, gamet perempuan, dan faktor saluran genitalia perempuan.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Penanganan infertilitas</strong> dapat dibedakan penanganan pada pria. Penanganan pada wanita dapat dibagi dalarn 7 (tujuh) langkah yang digambarkan sebagai berikut:<br />
<span id="more-153" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"></span><br />
• Langkah I (anamnesis), cara yang terbaik untuk mencari penyebab infertilitas pada wanita. Banyak faktor penting yang berkaitan dengan infertilitas dapat ditanyakan pada pasien. Anamnesis meliputi hal-hal berikut.<br />
1. Lama fertilitas.<br />
2. Riwayat haid, ovulasi, dan dismenorea.<br />
3. Riwayat sanggama, frekuensi sanggama, dispareunia.<br />
4. Riwayat komplikasi pascapartum, abortus, kehamilan ektopik, kehamilan terakhir.<br />
5. Konstrasepsi yang pernah digunakan.<br />
6. Pemeriksaan infertilitas dan pengobatan sebelumnya.<br />
7. Riwayat penyakit sistematik (tuberkulosis, diabetes melitus, tiroid).<br />
8. Pengobatan radiasi, sitostatika, alkoholisme.<br />
9. Riwayat bedah perut/hipofisis/ginekologi.<br />
10. Riwayat PID, PHS, leukorea.<br />
11. Riwayat keluar ASI.<br />
12. Pengetahuan kesuburan.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">• Langkah II (analisis hormonal), dilakukan jika dari hasil anamnesis ditemukan riwayat, atau sedang mengalami gangguan haid, atau dari pemeriksaan dengan suhu basal badan (SBB) ditemukan anovulasi. Hiperprolaktinemia menyebabkan gangguan sekresi GnRH yang akibatnya terjadi anovulasi. Kadar normal prolaktin adalah 5- 25 ng/ml. Pemeriksaan dilakukan antara pukul 7 sampai 10. Jika ditemukan kadar prolaktin >50 ng/ml disertai gangguan haid, perlu dipikirkan ada tumor di hipofisis. Pemeriksaan gonadotropin dapat memberi informasi tentang penyebab tidak terjadinya haid.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">• Langkah III (uji pasca-sanggama). Tes ini dapat memberi informasi tentang interaksi antara sperma dan getah serviks. Untuk pelaksa-naan uji pasca-sanggama telah dijelaskan sebelumnya. Jika hasil UPS negatif, perlu dilakukan evaluasi kembali terhadap sperma. Hasil UPS yang normal dapat menyimpulkan penyebab infertilitas suami.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">• Langkah IV (penilaian ovulasi). Penilaian ovulasi dapat diukur dengan pengukuran suhu basal badan (SBB). SBB dikerjakan setiap hari pada saat bangun pagi hari, sebelum bangkit dari tempat tidur, atau sebelum makanlminum. Jika wanita memiliki siklus haid berovulasi, grafik akan memperlihatkan gambaran bifasik, sedangkan yang tidak berovulasi gambaran grafiknya monofasik.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Pada gangguan ovulasi idiopatik yang penyebabnya tidak diketahui, induksi ovulasi dapat dicoba dengan pemberian estrogen (umpan balik positif) atau antiestrogen (umpan balik negatif). Untuk umpan balik negatif, diberikan klomifen sitrat dosis 50-100 mg, mulai hari ke-5 sampai ke-9 siklus haid. Jika dengan pemberian estrogen dan klomifen sitrat tidak juga terjadi sekresi gonadotropin, untuk pematangan folikel terpaksa diberikan gonadotropin dari luar.<br />
Cara lain untuk menilai ovulasi adalah dengan USG. Jika diameter folikel mencapai 18-25 mm, berarti menunjukkan folikel yang matang dan tidak lama lagi akan terjadi ovulasi.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">• Langkah V (pemeriksaan bakteriologi). Perlu dilakukan pemeriksaan bakteriologi dari vagina dan porsio. Infeksi akibat Clamydia trachomatis dan gonokokus sering menyebabkan sumbatan tuba. Jika ditemukan riwayat abortus berulang atau kelainan bawaan pada kehamilan sebelumnya perlu dilakukan pemeriksaan terhadap TORCH.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">• Langkah VI (analisis fase luteal). Kadar estradiol yang tinggi pada fase luteal dapat menghambat implantasi dan keadaan seperti ini sering ditemukan pada unexplained infertility. Pengobatan insufisiensi korpus luteum dengan pemberian sediaan progesteron alamiah. Lebih diutamakan progesteron intravagina dengan• dosis 50- 200 mg daripada pemberian oral.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">• Langkah VII (diagnosis tuba falopii). Karena makin meningkatnya penyakit akibat hubungan seksual, pemeriksaan tuba menjadi sangat penting. Tuba yang tersumbat, gangguan hormon, dan anovulasi merupakan penyebab tersering infertilitas. Untuk mengetahui kelainan pada tuba tersedia berbagai cara, yaitu uji insuflasi, histerosalpingografi, gambaran tuba falopii secara sonografi, hidrotubasi, dan laparoskopi. Penanganan pada tiap predisposisi infertilitas bergantung pada penyebabnya, termasuk pemberian antibiotik untuk infertilitas yang disebabkan oleh infeksi.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Penanganan pada pria umumnya adalah dengan analisis sperma. Dari hasil analisis sperma dapat terlihat kualitas dan kuantitas dari spermatozoa. Jika ditemukan fruktosa di dalam semen, harus dilakukan tindakan biopsi testis. Jika tidak ditemukan fruktosa di dalam semen, menunjukkan tidak adanya kelainan vesikula dan vasa seminalis yang bersifat kongenital.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Langkah-langkah penanganan infertilitas</strong> dari yang paling sederhana, yaitu dengan anamnesis pasangan suami-istri, analisis sperma, uji pasca-sanggama, penilaian ovulasi, pemeriksaan bakteriologi, analisis fase luteal, diagnosis tuba falopii, dan analisis sperma. Penanganan dilakukan secara bertahap dengan mengobati satu atau lebih faktor spesifik. Observasi prospektif dan pengobatan empiris dengan clomiphene atau antibiotik empiris.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Daftar Pustaka</strong><br />
<code style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: Monaco, Consolas, 'Andale Mono', 'DejaVu Sans Mono', monospace; font-size: 13px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Kebidanan Komunitas Oleh Safrudin, SKM, M.Kes & Hamidah, S.Pd, M.Kes</code></div>Suhardihttp://www.blogger.com/profile/02077185241004712710noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1299833681263324372.post-62484530238508979052011-07-14T19:15:00.001+07:002011-07-14T19:15:41.848+07:00Gangguan Menstruasi<a href="http://nursingbegin.com/"><img src="http://nursingbegin.com/nursingbeginbanner.bmp" /></a> <br />
<br />
<br />
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; line-height: 24px;">a. Pembagian gangguan menstruasi dapat dijabarkan sebagai berikut.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; line-height: 24px;">1) Gangguan dalam jumlah darah</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; line-height: 24px;">- Hipermenorea (menoragia)</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; line-height: 24px;">- Darah banyak keluar saat menstruasi.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; line-height: 24px;">- Jumlah napkin lebih dari 5 buah/hari.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; line-height: 24px;">- Hipomenorea</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; line-height: 24px;">- Darah kurang dengan siklus normal.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; line-height: 24px;">- Jumlah napkin kurang dari 3 buah/hari.</span><br />
<span id="more-604" style="background-attachment: initial; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-color: transparent; background-image: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; line-height: 24px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"></span></div><a name='more'></a><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; line-height: 24px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; line-height: 24px;">2) Kelainan siklus</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; line-height: 24px;">- Polimenorea: siklus kurang dari 20 hari.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; line-height: 24px;">- Oligomenorea: siklus di atas 35 hari.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; line-height: 24px;">- Amenorea: terlambat menstruasi selama tiga bulan berturut-turut.</span><br />
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">3) Perdarahan di luar siklus menstruasi metroragia.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">4) Gangguan lain yang menyertai menstruasi, yaitu<br />
- premenstrual tension,<br />
- mastodinia,<br />
- mittelschmerz,<br />
- dismenorea,<br />
- vicarious menstruation.<br />
b. Premenstrual tention</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Premenstrual tention merupakan keluhan yang menyertai menstruasi dan sering dijumpai pada masa reproduksi aktif. Faktor penyebab:<br />
- Kejiwaan yang labil (premature).<br />
- Gangguan keseimbangan estrogen-progesteron.<br />
Gejala:<br />
- Terdapat kelainan hubungan di lingkungan keluarga dan terlalu peka terhadap perubahan hormonal.<br />
- Dapat terjadi:<br />
- retensi natrium dan air, payudara terasa bengkak dan<br />
saktt;<br />
- berat badan bertambah;<br />
- disertai edema tungkai.<br />
Pengobatan:<br />
- Tanpa pengobatan hilang setelah menstruasi.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">- Dapat diberikan obat penenang.<br />
- Mengurangi gejala klinis:<br />
- Diuretik ringan.<br />
- Testosteron sebagai anti estrogen sebanyak 5 mgr selama 7 hari.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">c. Mittelschmerz<br />
Mittelschmerz merupakan rasa nyeri yang terjadi saat ovulasi. Namun, hal ini jarang dirasakan oleh wanita.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">d. Mastalgia:<br />
- Rasa berat dan bengkak pada payudara menjelang menstruasi.<br />
- Pengaruh estrogen menyebabkan retensio natrium dan air pada payudara.<br />
- Tekanan ujung saraf menimbulkan rasa nyeri.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">e. Vicarious menstruasi<br />
Vicarious menstruasi merupakan perdarahan yang terjadi pada organ lainnya yang tidak ada hubungan endometrium.<br />
Pada organ tersebut dapat terjadi perdarahan sesuai dengan siklus menstruasi. Organ tersebut yaitu:<br />
- hidung menimbulkan epistaksis,<br />
- lambung.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">f Amenorea<br />
Amenorea merupakan gejala atau keadaan klinis dengan ciri belum mendapatkan mentruasi atau terlambat menstruasi selama tiga bulan berturut-turut.<br />
Amenorea dapat bersifat:<br />
1) Fisiologis:<br />
- Sebelum menarche.<br />
- Karena kehamilan.<br />
- Masa klimakterium, dan seterusnya.<br />
2) Bersifat patologis:<br />
- Primer amenorea.<br />
- Sekunder amenorea.</div>Suhardihttp://www.blogger.com/profile/02077185241004712710noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1299833681263324372.post-17532200808582370652011-07-14T19:13:00.000+07:002011-07-14T19:13:13.324+07:00Kehamilan Ektopik<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Ovum yang dibuahi (blastokista) biasanya tertanam di lapisan endometrium rongga uterus. Implantasi di tempat lain disebut kehamilan ektopik. Lebih dan 1 dalam setiap 100 kehamilan di Amerika Serikat adalah kehamilan ektopik, dan lebih dari 95% kehamilan ektopik terjadi di tuba falopii.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; line-height: 24px;">Tipe kehamilan ektopik lainnya adalah implantasi trofoblas di serviks (kehamilan serviks) atau ovarium (kehamilan ovarium). Kehamilan abdomen terjadi jika plasenta yang sedang tumbuh di dalam tuba fallopii pecah ke dalam rongga peritoneum dan terjadi implantasi di struktur panggul, termasuk uterus, usus, atau dinding samping panggul.</span><br />
<span id="more-417" style="background-attachment: initial; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-color: transparent; background-image: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; line-height: 24px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"></span></div><a name='more'></a><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; line-height: 24px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; line-height: 24px;">Telah terjadi peningkatan jurnlah absolut dan laju kehamilan ektopik yang cukup tajam di Amerika Serikat dalam dua dekade terakhir. Beberapa hal yang mungkin menjadi penyebabnya adalah: (1) peningkatan prevalensi infeksi tuba akibat penyakit menular seksual, (2) diagnosis yang lebih dini dengan pemeriksaan yang iebih peka terhadap gonadotropin korion dan ultrasound transvagina, (3) popularitas kontrasepsi yang mencegah kehamilan intrauterus tetapi tidak dapat mencegah kehamilan ekstrauterus, (4) kegagalan sterilisasi tuba, (5) induksi aborsi yang diikuti oleh in feksi, (6) peningkatan penggunaan teknik bantuan reproduksi, dan (7) pembedahan tuba, termasuk riwayat salpingotomi akibat kehamilan tuba dan tubuloplasti.</span><br />
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Kehamilan ektopik masih menjadi penyebab utama kematian ibu hamil di Amerika Serikat dan merupakan penyebab tersering mortalitas ibu pada trimester pertama. Akan tetapi, angka kefatalan kasus (case-fatality-rate) menurun secara bermakna antara tahun 1970 dan 1989. Penurunan drastis kematian akibat kehamilan ektopik ini mungkin disebabkan oleh membaiknya diagnosis dan penatalaksanaan.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">KEHAMILAN TUBA </strong><br />
<strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Gejala dan Tanda</strong><br />
Ovum yang dibuahi dapat berkembang di setiap bagian oviduktus yang menyebabkan kehamilan tuba di ampula, ismus, atau interstisium (kornu). Ampula adalah tempat tersering kehamilan tuba, sedangkan kehamilan interstisium terhitung hanya sekitar 3% dari seluruh gestasi tuba.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Nyeri</strong><br />
Gejala yang muncul berkaitan dengan apakah kehamilan ektopik sudah pecah. Gejala yang paling sering dialami adalah nyeri panggul dan perut. Gejala pencernaan dan pusing atau berkunang-kunang juga sering terjadi, terutama setelah ruptur. Nyeri dada pleuritik dapat terjadi akibat iritasi diafragma oleh perdarahan.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Haid Abnormal</strong><br />
Sebagian besar wanita melaporkan amenorea dengan bercak-bercak perdarahan per vagina. Perdarahan uterus yang terjadi pada kehamilan tuba sering disangka sebagai paid sejati. Perdarahan ini biasanya sedikit, berwarna cokelat tua, dan mungkin intermiten atau terus-menerus. Pada kehamilan tuba, jarang terjadi perdarahan per vagina yang hebat.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Nyeri Tekan Abdomen dan Panggul</strong><br />
Nyeri hebat pada pemeriksaan abdomen dan pemeriksaan vagina, terutama saat serviks digerakkan, dijumpai pada lebih dart tiga perempat wanita dengan ruptur kehamilan tuba. Akan tetapi, nyeri tekan ini mungkin tidak ada sebelum terjadi ruptur.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Perubahan Uterus</strong><br />
Pada kehamilan tuba, uterus dapat turnbuh selama 3 bulan pertama karena pengaruh hormon placenta. Konsistensi uterus juga mungkin serupa dengan yang dijumpai pada kehamilan normal. Uterus dapat terdorong ke samping oleh massy ektopik, atau jika ligament= latum terisi oleh darah, uterus dapat sangat terdesak. Silinder desidua uterus terbentuk pada 5 hingga 10 persen wanita dengan kehamilan ektopik. Keluarnra struktur ini mungkin disertai oleh rasa krain yang serupa dengan yang dialami saat abortus spontan.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Tekanan Darah dan Nadi</strong><br />
Sebelum pecah, tanda-tanda vital umumnya normal. Respons awal terhadap ruptur dapat berkisar dari tanpa perubahan tanda-tanda vital hingga peningkatan ringan tekanan darah, atau respons vasovagus disertai bradikardi dan hipotensi. Tekanan darah akan turun dan nadi meningkat hanya jika perdarahan berlanjut dan terjadi hipovolemia.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Suhu</strong><br />
Setelah perdarahan akut, suhu mungkin normal atau bahkan rendah. Suhu dapat meningkat hingga 38 C, tetapi tanpa infeksi suhu jarang melebilu angka ini.<br />
<strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><br />
Massa Panggul</strong><br />
Pada pemeriksaan bimanual, dapat diraba suatu massa di panggul pada 20 persen pasien. Massa tersebut hampir selalu terletak di posterior atau lateral uterus. Massa biasanva lunak dan elastik.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Kuldosentesis</strong><br />
Kuldosentesis adalah suatu teknik sederhana untuk mengidentifikasi hemoperitoneurn. Serviks ditarik ke arah simfisis dengan sebuah tenakulum, dan dimasukkan sebuah jarum panjang ukuran 16 atau 18 melalui forniks posterior ke dalam cul-de-sac. Potongan bekuan darah lama yang mengandung cairan, atau cairan mengandung darah yang tidak membeku, sesuai dengan diagnosis hemoperitoneum akibat kehamilan ektopik. Jika darah yang disedot membeku, maka darah tersebut mungkin berasal dari pembuluh darah yang tertusuk dan bukan dart perdarahan pada kehamilan ektopik. Tidak adanya cairan yang tersedot, tidak rnenyingkirkan diagnosis kehamilan ektopik.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Pemeriksaan Laboratorium Hemoglobin, Hematokrit, dan Hitung Leukosit</strong><br />
Setelah perdarahan, volume darah yang berkurang dikembalikan ke arah normal oleh hemodilusi rang berlangsung dalam satu atau beberapa hari. Oleh karena itu, pemeriksaan hemoglobin atau hematokrit pada awalnya mungkin hanya memperlihatkan sedikit penurunan. Pada kehamilan ektopik terganggu, derajat leukositosis sangat bervariasi. Pada sekitar separuh wanita, dapat ditemukan leukositosis hingga 30.000/p.L.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Pemeriksaan Urine untuk Kehamilan</strong><br />
Pemeriksaan urine yang tersering digunakan adalah pemeriksaan latex agglutination inhibition (hambatan penggumpalan lateks) menggunakan slide dengan sensitivitas untuk gonadotropin korion (hCG) dalam kisaran 500 hingga 800 rnIU/mL. Pada kehamilan ektopik, kemungkinan positif hanvalah 50 hingga 60 persen. Jika digunakan tabung, deteksi hCG adalah dalam kisaran 150 hingga 250 mIU/<br />
dan uji ini positif pada 80 hingga 85 persen kehamilan ektopik. Uji yang menggunakan enume-linked immunosorbent assay (ELISA) sensitif hingga 10 sampai 50 mIU/mL dan positif pada 95 persen kehamilan ektopik.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Pemeriksaan Beta-hCG Serum</strong><br />
Radioimmunoassuy, dengan sensitivitas 5 sampai 10 mIU/rni, merupakan metode paling tepat untuk mendeteksi kehamilan. Karena saw kali basil pemeriksaan serum yang positif tidak menyingkirkan kehamilan ektopik maka dirancanglah<br />
beberapa metode yang menggunakan nilai serum kuantitatif serial untuk menegakkan diagnosis. Metode ini sering digunakan bersama dengan sonografi (lihat bagian selanjutnya tentang kombinasi B-hCG plus sonografi).</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Progesteron Serum</strong><br />
Satu kali pengukuran progesteron sering dapat digunakan untuk memastikan kehamilan yang berkembang norrnal. Nilai yang melebihi 25 ng/mL menyingkirkan kemungkinan kehamilan ektopik dengan sensitivitas 97,5 persen. Nilai yang kurang dart 5 ng/mL mengisyaratkan bahwa mudigah-janin telah meninggal, tetapi tidak menunjukkan lokasinya. Kadar progesteron antara 5 dan 25 rig/mi. bersifat inkonklusif.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Pencitraan Ultrasound</strong></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Sonografi Abdomen</strong><br />
Kehamilan di tuba falopii sulit diidentifikasi dengan sonografi abdomen. Tidak adanya kehamilan di uterus secara sonografis, uji kehamilan yang positif, adanya cairan di cul-de-sac, dan adanya massa abnormal di panggul, menunjukkan kehamilan ektopik. Sayangnya, ultrasound rnungkin rnernberi gambaran kehamilan intrauterus pada sebagian kasus kehamilan ektopik saat bekuan darah atau silinder . desidua memberi gambaran seperti suatu kantong intrauterus kecil. Sebaliknya, terlihatnya suatu massa di adneksa atau cul-de-sac pada sonografi tidak selalu membantu karena kista korpus luteum dan usus yang terbelit secara sonografis kadang-kadang tampak seperti kehamilan tuba. Hal yang utama, suatu kehamilan intrauterus biasanya tidak terdeteksi dengan ultrasound abdomen hingga 5 atau 6 minggu haid atau konsentrasi B-hCG serum lebih dari 6000 mIU/mL.<br />
<strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><br />
Sonografi Vagina</strong><br />
Sonografi dengan transduser vagina dapat mendeteksi kehamilan uterus paling awal 1 minggu setelah terlambat haid jika kadar B-HCG serum lebih dart 1500 mIU/mL. Uterus yang kosong dengan konsentrasi B-hCG serum 1500 mIU/mL atau lebib sangat akurat untuk mengidentifikasi kehamilan ektopik. Identifikasi kantong gestasi dengan ukuran 1 hingga 3 mm atau lebih, yang terletak eksentrik di uterus, dan dikelilingi oleh reaksi desidua-korion meng,isyaratkan kehamilan intrauterus. Kutub janin di dalam kantong tersebut bersifat diagnostik untuk kehamilan intrauterus, terutama jika disertai oleh gerakan jantung janin. Tanpa kriteria ini, ultrasound mungkin nondiagnostik. Pada basil studi yang nondiagnostik, sebagian besar dokter menganjurkan sonografi serial disertai pengukuran serial B-hCG.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Ultrasound Doppler Warna dan Berpulsa</strong><br />
Pada teknik ini dilakukan identifikasi atas letak warna vaskular intra- atau ekstrauterus dalam bentuk khas yang disebut pola ring-of-fire dan pola aliran kecepatan-tinggi impedansi-rendah yang sesuai dengan perfusi plasenta. Jika pola ini terlihat di luar rongga uterus maka ditegakkan diagnosis kehamilan ektopik.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Kombinasi B-hCG Serum Plus Sonografi</strong><br />
Jika pada seorang wanita yang hemodinamikanya stabil dicurigai terdapat kehamilan ektopik, maka penatalaksanaan selanjutnya bergantung pada kadar B-hCG serum dan ultrasonografi. Jika kadar B-hCG kurang dari 1500 mIU/m1, dan pada sonografi, vagina uterus kosong, maka tidak dapat ditegakkan diagnosis pasti. Terdapat selang 20 hari antara deteksi labOratorium dan kemungkinan identifikasi kehamilan dengan ultrasound. Selama periode ini, wanita yang bersangkutan dapat mengalami abortus, mdanjutkan kehamilannya dan membentuk kantong gestasi normal, atau memperlihatkan tanda-tanda kehamilan ektopik.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Pada wanita dengan kehamilan normal, rerata waktu untuk hCG dalam serum meningkat dua kali lipatnya adalah sekitar 48 jam. Kegagalan mempertahankan kecepatan peningkatan produksi B-hCG ini, disertai oleh kosongnya uterus, mengisyaratkan kehamilan ektopik.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Penatalaksanaan</strong><br />
Dahulu, biasanya dilakukan pembedahan untuk mengeluarkan tuba falopii yang rusak dan berdarah. Selama dua dekade terakhir, diagnosis dan terapi yang lebih dini memungkinkan kita menangani kehamilan ektopik yang belum pecah bahkan sebelum gejala-gejala klinis muncul. Diagnosis dini ini menyebabkan banyak kasus kehamilan ektopik dapat diatasi dengan terapi medis.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Penanganan Menunggu</strong><br />
Sebagian memilih mengamati kehamilan tuba yang sangat dini dengan kadar B-hCG serum yang stabil atau turun. Hampir sepertiga dari wanita dengan kehamilan<br />
ektopik akan memperlihatkan penurunan kadar B-hCG.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Imunoglobulin Anti-D</strong><br />
Jika wanita yang bersangkutan D negatif, tetapi belum tersensitisasi antigen D maka ia perlu diberi imunoglobulin anti-D.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Metotreksat</strong><br />
Pada keadaan-keadaan klinis tertentu, dianjurkan penanganan terapi medis dengan metotreksat. Perdarahan intra-abdomen aktif merupakan kontraindikasi bagi kemoterapi mi. Angka keberhasilan dengan seleksi pasien yang benar adalah lebih dari 90.persen. Sebagian wanita mungkin memerlukan pemberian beberapa kali.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Pemilihan pasien. likuran massa ektopik dan kadar merupakan faktor penting. Keberhasilan paling besar terjadi jika gestasi berusia kurang dari 6 minggu, massa tuba bergaris tengah tidak lebih dari 3,5 cm, janin telah meninggal, dan kadar B-hCG kurang dari 15.000 Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (1998), kontraindikasi lain meliputi menyusui, imunodefisiensi, alkoholisme, penyakit hati atau ginjal, diskrasia darah, penyakit paru aktif, dan tukak peptik. Kandidat untuk terapi metotreksat harus memiliki hemodinarnika yang stabil dengan hemogram normal serta fungsi hati dan ginjal normal.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Penetapan dosis metotreksat. Metotreksat adalah suatu obat antineoplastik yang bekerja sebagai antagonis asam folat dan sangat efektif terhadap trofoblas yang berproliferasi cepat.Meskipun terapi dosis tunggal lebih mudah diberikan dan dipantau dibandingkan dengan terapi dosis bervariasi, namun terapi dosis tunggal lebih sering menyebabkan persistensi kehamilan ektopik. Parkland Hospital biasanya menggunakan terapi dosis tunggal.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Toksisitas dapat timbul secara mendadak dan mungkin parah; namun, sebagian besar regimen tidak banyak menyebabkan perubahan hasil laboratorium atau gejala. Efek samping umumnya mereda dalam 3 hingga 4 hari. Efek samping yang paling sering muncul adalah disfungsi hati, stomatitis, dan gastroenteritis. Pernah dilaporkan beberapa kasus demam dan neutropenia yang mengancam nyawa, pneumonitis transien akibat-obat, dan alopesia.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Setelah terapi metotreksat, B-hCG biasanya menghilang dari plasma dalam 14 hingga 21 hari. Terapi dosis tunggal harus dipantau dengan menggunakan pemeriksaan berulang B-hCG serum pada interval 4 dan 7 hari. Pada pemberian metotreksat dosis variabel, konsentrasi B-hCG serum diukur setiap 48 jam sampai turun lebih dari 15 persen. Setelah pengobatan berhasil, dilakukan pengukuran 3- hCG serum setiap rninggu sampai kadarnya kurang dari 5 mILI/mL. Dianjurkan pengawasan rawat jalan, tetapi jika terdapat keraguan tentang keamanan, wanita yang bersangkutan dirawat Map. Kegagalan dinilai dari tidak adanya penurunan kadar,B-hCG, menetapnya massa ektopik, atau perdarahan intraperitoneum. Lima persen wanita yang diterapi metotreksat akan mengalami ruptur tuba.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Pembedahan</strong><br />
Laparoskopi lebih dianjurkan daripada laparotomi kecuali jika wanita yang bersangkutan tidak stabil. Meskipun hasil akhir reproduktif, termasuk angka kehamilan uterus dan kekambuhan kehamilan ektopik setara, namun laparoskopi lebih efektif biaya dan menghasilkan waktu penyembuhan yang lebih singkat. Pembedahan tuba untuk kehamilan ektopik dianggap konservatif jika tuba diselamatkan. Contohnya adalah salpingostomi, salpingotomi, dan ekspresi kehamilan ektopik melalui fimbria. Pembedahan radikal dilakukan jika diperlukan salpingektomi.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Kuretase Pada banyak kasus, aborsi inkomplet dan kehamilan tuba dapat dibedakan dengan kuretase. Kuretase dianjurkan jika kadar progesteron serum kurang dari 5 ng/mL atau meningkat secara abnormal.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Salpingostomi </strong><br />
Tindakan ini digunakan untuk mengeluarkan kehamilan kecil yang biasanya panjangnya kurang dari 2 cm dan terletak di sepertiga distal tuba falopii. Dibuat sebuah sayatan lurus dengan panjang 10 sampai 15 mm atau kurang, di tepi antimesenterik tepat di atas kehamilan ektopik. Produk biasanya akan menyembul dari insisi tersebut dan dapat dikeluarkan secara hati-hati atau dibilas. Tempat perdarahan kecil diatasi dengan elektrokauterisasi atau laser, dan sayatan dibiarkan tidak dijahit untuk sembuh secara sekunder. Tindakan ini dapat dilakukan melalui laparoskop dan saat ini merupakan “baku emas” metode bedah untuk kehamilan ektopik yang belum terganggu.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Salpingotomi </strong><br />
Tindakan ini sama dengan salpingostomi kecuali sayatan ditutup dengan jahitan Vicryl 7-0 atau yang secara. Tidak terdapat perbedaan dalam prognosis dengan atau tanpa jahitan.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Salpingektomi Reseksi tuba dapat dilakukan melalui laparoskop operatif dan dapat digunakan baik pada kehamilan ektopik terganggu atau belum terganggu. Saat mengangkat tuba falopii, dianjurkan untuk membuat sayatan baji tidak melebihi sepertiga luar bagian interstisium tuba. Reseksi kornu ini dilakukan sebagai upaya memperkecil kemungkinan (walaupun jarang) kekambuhan kehamilan di kuntong tuba.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Reseksi segmental dan anastomosis </strong><br />
Reseksi massa dan anastomosis tuba kadang-kadang dilakukan untuk kehamilan ismus yang belum ruptur. Pendekatan ini digunakan untuk menghindari pembentukan jaringan parut dan penyempitan yang ditimbulkan oleh salpingostomi. Setelah segmen tuba dipajankan, mesosalping di bawah tuba disayat, dan ismus tuba yang mengandung massa ektopik direseksi. Mesosalping dijahit sehingga puntung tuba menyatu. Segmen tuba kemudian dijahit lapis demi lapis dengan Vicryl 7-0 interuptus. Prosedur ini paling baik dilakukan dengan teknik bedah mikro dan pembesaran lapangan operasi.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Pustaka</strong><br />
<code style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: Monaco, Consolas, 'Andale Mono', 'DejaVu Sans Mono', monospace; font-size: 13px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Obstetri Williams</code></div>Suhardihttp://www.blogger.com/profile/02077185241004712710noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1299833681263324372.post-86419526635543534072011-07-14T19:03:00.000+07:002011-07-14T19:03:27.760+07:00DIABETES MELLITUS<div style="color: #616161; font-family: Verdana; font-size: 11px; line-height: 18px;"><strong>Diabetes mellitus</strong> - often referred to simply as <strong>diabetes</strong> - is a condition in which the body either does not produce enough, or does not properly respond to, <a href="http://www.news-medical.net/health/What-is-Insulin.aspx" style="color: #3097c1; text-decoration: none;">insulin</a>, a <a href="http://www.news-medical.net/health/What-are-Hormones.aspx" style="color: #3097c1; text-decoration: none;">hormone</a> produced in the<a href="http://www.news-medical.net/health/What-Does-The-Pancreas-Do.aspx" style="color: #3097c1; text-decoration: none;">pancreas</a>. <a href="http://www.news-medical.net/health/What-is-Insulin.aspx" style="color: #3097c1; text-decoration: none;">Insulin</a> enables cells to absorb glucose in order to turn it into energy. In diabetes, the body either fails to properly respond to its own <a href="http://www.news-medical.net/health/What-is-Insulin.aspx" style="color: #3097c1; text-decoration: none;">insulin</a>, does not make enough <a href="http://www.news-medical.net/health/What-is-Insulin.aspx" style="color: #3097c1; text-decoration: none;">insulin</a>, or both. This causes glucose to accumulate in the blood, often leading to various complications.</div><div style="color: #616161; font-family: Verdana; font-size: 11px; line-height: 18px;">Many types of diabetes are recognized: pre-diabetes indicates a condition that occurs when a person's blood glucose levels are higher than normal but not high enough for a diagnosis of type 2 diabetes. As of 2009 there are 57 million Americans who have pre-diabetes.</div><a name='more'></a><br />
<ul style="color: #616161; font-family: Verdana; font-size: 11px; line-height: 18px; list-style-type: disc; margin-bottom: 12px; margin-left: 36px; margin-right: auto; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><li><strong><a href="http://www.news-medical.net/health/Gestational-Diabetes-What-is-Gestational-Diabetes.aspx" style="color: #2691c1; text-decoration: none;">Gestational diabetes</a>:</strong> Pregnant women who have never had diabetes before but who have<a href="http://www.news-medical.net/health/What-is-Hyperglycemia.aspx" style="color: #2691c1; text-decoration: none;">high blood sugar</a> (glucose) levels during pregnancy are said to have <a href="http://www.news-medical.net/health/Gestational-Diabetes-What-is-Gestational-Diabetes.aspx" style="color: #2691c1; text-decoration: none;">gestational diabetes</a>.<a href="http://www.news-medical.net/health/Gestational-Diabetes-What-is-Gestational-Diabetes.aspx" style="color: #2691c1; text-decoration: none;">Gestational diabetes</a> affects about 4% of all pregnant women. It may precede development of type 2 (or rarely type 1).</li>
</ul><div style="color: #616161; font-family: Verdana; font-size: 11px; line-height: 18px;">Many other forms of diabetes mellitus are categorized separately from these. Examples include congenital diabetes due to genetic defects of <a href="http://www.news-medical.net/health/What-is-Insulin.aspx" style="color: #3097c1; text-decoration: none;">insulin</a> secretion, <a href="http://www.news-medical.net/health/Cystic-Fibrosis-(CF).aspx" style="color: #3097c1; text-decoration: none;">cystic fibrosis</a>-related diabetes, steroid diabetes induced by high doses of glucocorticoids, and several forms of monogenic diabetes.</div><div style="color: #616161; font-family: Verdana; font-size: 11px; line-height: 18px;">All forms of diabetes have been treatable since <a href="http://www.news-medical.net/health/What-is-Insulin.aspx" style="color: #3097c1; text-decoration: none;">insulin</a> became medically available in 1921, but a cure is difficult. <a href="http://www.news-medical.net/health/What-Does-The-Pancreas-Do.aspx" style="color: #3097c1; text-decoration: none;">Pancreas</a> transplants have been tried with limited success in type 1 DM; <a href="http://www.news-medical.net/health/Gastric-Bypass-What-is-a-Gastric-Bypass.aspx" style="color: #3097c1; text-decoration: none;">gastric bypass surgery</a> has been successful in many with morbid <a href="http://www.news-medical.net/health/What-is-Obesity.aspx" style="color: #3097c1; text-decoration: none;">obesity</a> and type 2 DM; and <a href="http://www.news-medical.net/health/Gestational-Diabetes-What-is-Gestational-Diabetes.aspx" style="color: #3097c1; text-decoration: none;">gestational diabetes</a>usually resolves after delivery. Diabetes and its treatments can cause many complications. Acute complications including <a href="http://www.news-medical.net/health/What-is-Hypoglycemia.aspx" style="color: #3097c1; text-decoration: none;">hypoglycemia</a>, <a href="http://www.news-medical.net/health/Advanced-Diabetic-Ketoacidosis.aspx" style="color: #3097c1; text-decoration: none;">diabetic ketoacidosis</a>, or nonketotic hyperosmolar coma may occur if the disease is not adequately controlled. Serious long-term complications include<a href="http://www.news-medical.net/health/What-is-Cardiovascular-Disease.aspx" style="color: #3097c1; text-decoration: none;">cardiovascular disease</a>, chronic <a href="http://www.news-medical.net/health/Renal-Failure-What-is-Renal-Failure.aspx" style="color: #3097c1; text-decoration: none;">renal failure</a>, retinal damage, which can lead to blindness, several types of nerve damage, and microvascular damage, which may cause <a href="http://www.news-medical.net/health/What-is-Impotence-(Erectile-Dysfunction).aspx" style="color: #3097c1; text-decoration: none;">erectile dysfunction</a> and poor wound healing. Poor healing of wounds, particularly of the feet, can lead to gangrene, possibly requiring amputation. Adequate treatment of diabetes, as well as increased emphasis on blood pressure control and lifestyle factors such as not smoking and maintaining a healthy body weight, may improve the risk profile of most of the chronic complications. In the developed world, diabetes is the most significant cause of adult blindness in the non-elderly and the leading cause of non-traumatic amputation in adults, and <a href="http://www.news-medical.net/health/What-is-Diabetic-Nephropathy.aspx" style="color: #3097c1; text-decoration: none;">diabetic nephropathy</a> is the main illness requiring renal <a href="http://www.news-medical.net/health/What-is-Dialysis.aspx" style="color: #3097c1; text-decoration: none;">dialysis</a> in the United States.</div><div style="color: #616161; font-family: Verdana; font-size: 11px; line-height: 18px;">In 2000, according to the World Health Organization, at least 171 million people worldwide suffer from diabetes, or 2.8% of the population. Its incidence is increasing rapidly, and it is estimated that by the year 2030, this number will almost double.</div><div style="color: #616161; font-family: Verdana; font-size: 11px; line-height: 18px;">The Centers for Disease Control has termed the change an epidemic. The National Diabetes Information Clearinghouse estimates that diabetes costs $132 billion in the United States alone every year. About 5%–10% of diabetes cases in North America are type 1, with the rest being type 2. The fraction of type 1 in other parts of the world differs. Most of this difference is not currently understood. The American Diabetes Association cite the 2003 assessment of the National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion (Centers for Disease Control and Prevention) that 1 in 3 Americans born after 2000 will develop diabetes in their lifetime.</div><div style="color: #616161; font-family: Verdana; font-size: 11px; line-height: 18px;">According to the American Diabetes Association, approximately 18.3% (8.6 million) of Americans age 60 and older have diabetes. Diabetes mellitus prevalence increases with age, and the numbers of older persons with diabetes are expected to grow as the elderly population increases in number. The National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES III) demonstrated that, in the population over 65 years old, 18% to 20% have diabetes, with 40% having either diabetes or its precursor form of impaired glucose tolerance.</div><div style="color: #616161; font-family: Verdana; font-size: 11px; line-height: 18px;">Indigenous populations in first world countries have a higher prevalence and increasing incidence of diabetes than their corresponding non-indigenous populations. In Australia the age-standardised prevalence of self-reported diabetes in Indigenous Australians is almost 4 times that of non-indigenous Australians. Preventative community health programs such as Sugar Man are showing some success in tackling this problem.</div><div style="color: #616161; font-family: Verdana; font-size: 11px; line-height: 18px;"><br />
</div><h2 style="color: #616161; font-family: Verdana; font-size: 16px; font-weight: bold; line-height: 20px; margin-bottom: 5px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Further Reading</h2><div><br />
</div><div><span class="Apple-style-span" style="color: #616161; font-family: Verdana; font-size: 11px; line-height: 18px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #2691c1;"><a href="http://www.news-medical.net/health/Diabetes-Types.aspx">Diabetes Types</a></span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="color: #616161; font-family: Verdana; font-size: 11px; line-height: 18px;"><a href="http://www.news-medical.net/health/Diabetes-Symptoms.aspx">Diabetes Symptoms</a></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="color: #616161; font-family: Verdana; font-size: 11px; line-height: 18px;"><a href="http://www.news-medical.net/health/What-Causes-Diabetes.aspx">What Causes Diabetes?</a></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="color: #616161; font-family: Verdana; font-size: 11px; line-height: 18px;"><a href="http://www.news-medical.net/health/Diabetes-Pathophysiology.aspx">Diabetes Pathophysiology</a></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="color: #616161; font-family: Verdana; font-size: 11px; line-height: 18px;"><a href="http://www.news-medical.net/health/Diabetes-Diagnosis.aspx">Diabetes Diagnosis</a></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="color: #616161; font-family: Verdana; font-size: 11px; line-height: 18px;"><a href="http://www.news-medical.net/health/Diabetes-Screening.aspx">Diabetes Screening</a></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="color: #616161; font-family: Verdana; font-size: 11px; line-height: 18px;"><a href="http://www.news-medical.net/health/Diabetes-Management.aspx">Diabetes Management</a></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="color: #616161; font-family: Verdana; font-size: 11px; line-height: 18px;"><a href="http://www.news-medical.net/health/Diabetes-Complications.aspx">Diabetes Complications</a></span></div><div><br />
</div><div><br />
</div><div><br />
</div>Suhardihttp://www.blogger.com/profile/02077185241004712710noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1299833681263324372.post-8420642143015085102011-07-14T18:24:00.000+07:002011-07-14T18:39:25.634+07:00What is an Antibody?<div style="color: #616161; font-family: Verdana; font-size: 11px; line-height: 18px;">Antibodies (also known as immunoglobulins, abbreviated Ig) are gamma globulin proteins that are found in blood or other bodily fluids of vertebrates, and are used by the immune system to identify and neutralize foreign objects, such as bacteria and <a href="http://www.news-medical.net/health/What-is-a-Virus.aspx" style="color: #3097c1; text-decoration: none;">viruses</a>. </div><div style="color: #616161; font-family: Verdana; font-size: 11px; line-height: 18px;">They are typically made of basic structural units—each with two large heavy chains and two small light chains—to form, for example, monomers with one unit, dimers with two units or pentamers with five units. </div><div style="color: #616161; font-family: Verdana; font-size: 11px; line-height: 18px;">Antibodies are produced by a kind of white blood cell called a plasma cell.</div><div style="color: #616161; font-family: Verdana; font-size: 11px; line-height: 18px; text-align: center;"><object height="445" width="560"><embed src="http://www.youtube.com/v/lrYlZJiuf18?fs=1&hl=en_US&rel=0" type="application/x-shockwave-flash" allowscriptaccess="always" allowfullscreen="true" width="560" height="445"></object></div><div style="color: #616161; font-family: Verdana; font-size: 11px; line-height: 18px;">There are several different types of antibody heavy chains, and several different kinds of antibodies, which are grouped into different ''isotypes'' based on which heavy chain they possess.<br />
<a name='more'></a></div><div style="color: #616161; font-family: Verdana; font-size: 11px; line-height: 18px;">Five different antibody isotypes are known in mammals, which perform different roles, and help direct the appropriate immune response for each different type of foreign object they encounter.</div><div style="color: #616161; font-family: Verdana; font-size: 11px; line-height: 18px;">Though the general structure of all antibodies is very similar, a small region at the tip of the protein is extremely variable, allowing millions of antibodies with slightly different tip structures, or antigen binding sites, to exist. This region is known as the ''hypervariable region''. Each of these variants can bind to a different target, known as an antigen. </div><div style="color: #616161; font-family: Verdana; font-size: 11px; line-height: 18px;">This huge diversity of antibodies allows the immune system to recognize an equally wide variety of antigens. The unique part of the antigen recognized by an antibody is called the epitope. These epitopes bind with their antibody in a highly specific interaction, called induced fit, that allows antibodies to identify and bind only their unique antigen in the midst of the millions of different molecules that make up an organism. </div><div style="color: #616161; font-family: Verdana; font-size: 11px; line-height: 18px;">Recognition of an antigen by an antibody ''tags'' it for attack by other parts of the immune system. Antibodies can also neutralize targets directly by, for example, binding to a part of a pathogen that it needs to cause an infection.</div><div style="color: #616161; font-family: Verdana; font-size: 11px; line-height: 18px;">The large and diverse population of antibodies is generated by random combinations of a set of <a href="http://www.news-medical.net/health/Genes-What-are-Genes.aspx" style="color: #3097c1; text-decoration: none;">gene</a>segments that encode different antigen binding sites (or ''paratopes''), followed by random mutations in this area of the antibody <a href="http://www.news-medical.net/health/Genes-What-are-Genes.aspx" style="color: #3097c1; text-decoration: none;">gene</a>, which create further diversity. </div><div><div style="color: #616161; font-family: Verdana; font-size: 11px; line-height: 18px;">Antibody <a href="http://www.news-medical.net/health/Genes-What-are-Genes.aspx" style="color: #3097c1; text-decoration: none;">genes</a> also re-organize in a process called class switching that changes the base of the heavy chain to another, creating a different isotype of the antibody that retains the antigen specific variable region. This allows a single antibody to be used by several different parts of the immune system.</div><div style="color: #616161; font-family: Verdana; font-size: 11px; line-height: 18px;"><br />
</div><br />
<h2 style="color: #616161; font-family: Verdana; font-size: 16px; font-weight: bold; line-height: 20px; margin-bottom: 5px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Further Reading</h2><div><span class="Apple-style-span" style="color: blue; font-family: Verdana; font-size: xx-small;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><a href="http://www.news-medical.net/health/Antibody-Forms.aspx">Antibody forms</a></span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="color: blue; font-family: Verdana; font-size: xx-small;"><a href="http://www.news-medical.net/health/Antibody-Structure.aspx">Antibody Structure</a></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana; line-height: 18px;"><a href="http://www.news-medical.net/health/Antibody-Function.aspx"><span class="Apple-style-span" style="color: blue; font-size: xx-small;">Antibody Function</span></a></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana; line-height: 18px;"><a href="http://www.news-medical.net/health/Antibody-Immunoglobulin-Diversity.aspx"><span class="Apple-style-span" style="color: blue; font-size: xx-small;">Antibody Immunoglobulin Diversity</span></a></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana; line-height: 18px;"><a href="http://www.news-medical.net/health/Antibodies-in-Medicine.aspx"><span class="Apple-style-span" style="color: blue; font-size: xx-small;">Antibodies in Medicine</span></a></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana; line-height: 18px;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue; font-size: xx-small;"><a href="http://www.news-medical.net/health/Antibody-History.aspx">Antibody History</a></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana; line-height: 18px;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana; font-size: x-small;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><i>Antibody picture <a href="http://www.google.co.id/search?q=antibody&hl=id&biw=1280&bih=659&prmd=ivns&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ei=dNEeTsCqBeHomAWO3IDCAw&ved=0CFIQsAQ">Clik Here</a></i></span></span></div></div>Suhardihttp://www.blogger.com/profile/02077185241004712710noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1299833681263324372.post-13176559559684122982011-07-14T18:16:00.000+07:002011-07-14T18:17:03.309+07:00What is the Hypothalamus?<div style="color: #616161; font-family: Verdana; font-size: 11px; line-height: 18px;">he <strong>hypothalamus</strong> is a portion of the <a href="http://www.news-medical.net/health/The-Human-Brain.aspx" style="color: #3097c1; text-decoration: none;">brain</a> that contains a number of small nuclei with a variety of functions. One of the most important functions of the hypothalamus is to link the <a href="http://www.news-medical.net/health/What-is-the-Nervous-System.aspx" style="color: #3097c1; text-decoration: none;">nervous system</a> to the endocrine system via the pituitary gland (hypophysis).</div><div class="contentImage" style="color: #616161; font-family: Verdana; font-size: 11px; line-height: 18px; width: 557px;"><img complete="true" height="626" src="http://www.news-medical.net/image.axd?picture=2010%2f2%2fbrainside_lg1.jpg" width="557" /></div><div style="color: #616161; font-family: Verdana; font-size: 11px; line-height: 18px;">The hypothalamus is located below the <a href="http://www.news-medical.net/health/Thalamus-What-is-the-Thalamus.aspx" style="color: #3097c1; text-decoration: none;">thalamus</a>, just above the <a href="http://www.news-medical.net/health/The-Human-Brain.aspx" style="color: #3097c1; text-decoration: none;">brain</a> stem. In the terminology of neuroanatomy, it forms the ventral part of the diencephalon. All vertebrate brains contain a hypothalamus. In humans, it is roughly the size of an almond.</div><div style="color: #616161; font-family: Verdana; font-size: 11px; line-height: 18px;">The hypothalamus is responsible for certain metabolic processes and other activities of the Autonomic<a href="http://www.news-medical.net/health/What-is-the-Nervous-System.aspx" style="color: #3097c1; text-decoration: none;">Nervous System</a>. It synthesizes and secretes neurohormones, often called hypothalamic-releasing<a href="http://www.news-medical.net/health/What-are-Hormones.aspx" style="color: #3097c1; text-decoration: none;">hormones</a>, and these in turn stimulate or inhibit the secretion of pituitary <a href="http://www.news-medical.net/health/What-are-Hormones.aspx" style="color: #3097c1; text-decoration: none;">hormones</a>.</div>Suhardihttp://www.blogger.com/profile/02077185241004712710noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1299833681263324372.post-38924513049237110032011-07-14T18:02:00.000+07:002011-07-14T18:02:10.287+07:00Menopouse<div style="color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Akibat berhentinya haid, berbagai organ reproduksi akan mengalami perubahan. Rahim mengalami antropi (keadaan kemunduran gizi jaringan), panjangnya menyusut, dan dindingnya menipis. Jaringan miometrium (otot rahim) menjadi sedikit dan lebih banyak mengandung jaringan fibriotik (sifat berserabut secara berlebihan). Leher rahim (serviks) menyusut tidak menonjol kedalam vagina bahkan lama-lama akan merata dengan dinding vagina.</div><a name='more'></a><br />
<div style="color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Lipatan-lipatan saluran telur menjadi lebih pendek, menipis, dan mengerut. Rambut getar yang ada pada ujung saluran telur atau fimbria menghilang (Kasdu, 2002 : 58).</div><div style="color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Akibat perubahan organ reproduksi maupun hormon tubuh pada saat menopouse mempengaruhi berbagai keadaan fisik tubuh seorang wanita. Keadaan ini berupa keluhan-keluhan ketidaknyamanan yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.</div><div style="color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">1) <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Hot flushes</em> (perasaan panas)</div><div style="color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Adalah rasa panas yang luar biasa pada wajah dan tubuh bagian atas (seperti leher dan dada). Dengan perabaan tangan akan terasa adanya peningkatan suhu pada daerah tersebut. Gejolak panas terjadi karena jaringan-jaringan yang sensitif atau yang bergantung pada esterogen akan terpengaruh sewaktu kadar estrogen menurun. Pancaran panas diperkirakan merupakan akibat dari pengaruh hormon pada bagian otak yang bertanggung jawab untuk mengatur temperatur tubuh.</div><div style="color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">2) Keringat Berlebihan</div><div style="color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Cara bekerjanya secara persis tidak diketahui, tetapi pancaran panas pada tubuh akibat pengaruh hormon yang mengatur termostat tubuh pada suhu yang lebih rendah. Akibatnya, suhu udara yang semula dirasakan nyaman, mendadak menjadi terlalu panas dan tubuh mulai menjadi panas serta mengeluarkan keringat untuk mendinginkan diri. Selain itu, dalam kehidupan seorang wanita, jaringan-jaringan vagina menjadi lebih tipis dan berkurang kelembabannya seiring dengan kadar estrogen yang menurun. Gejala lain yang dialami wanita adalah berkeringat dimalam hari.</div><div style="color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">3) Vagina Kering</div><div style="color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Perubahan pada organ reproduksi, diantaranya pada daerah vagina sehingga dapat menimbulkan rasa sakit pada saat berhubungan intim. Selain itu, akibat berkurangnya estrogen menyebabkan keluhan gangguan pada epitel vagina, jaringan penunjang, dan elastisitas dinding vagina. Padahal, epitel vagina mengandung banyak reseptor estrogen yang sangat membantu mengurangi rasa sakit dalam berhubungan seksual.</div><div style="color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">4) Tidak dapat menahan air seni</div><div style="color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Ketika usia bertambah, air seni sering tidak dapat ditahan pada saat bersin dan batuk. Hal ini akibat estrogen yang menurun sehingga salah satu dampaknya adalah inkonsitensia urin (tidak dapat mengendalikan fungsi kandung kemih). Perlu diketahui, dinding serta lapisan otot polos uretra perempuan juga mengandung banyak reseptor estrogen. Kekurangan estrogen menyebabkan terjadinya gangguan penutupan uretra dan perubahan pola aliran urin menjadi abnormal sehingga mudah terjadi infeksi pada saluran kemih bagian bawah.</div><div style="color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">5) Hilangnya jaringan penunjang</div><div style="color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Rendahnya kadar estrogen dalam tubuh berpengaruh pada jaringan kolagen yang berfungsi sebagai jaringan penunjang pada tubuh. Hilangnya kolagen menyebabkan kulit kering dan keriput, rambut terbelah-belah, rontok, gigi mudah goyang dan gusi berdarah, sariawan, kuku rusak, serta timbulnya rasa sakit dan ngilu pada persendian.</div><div style="color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">6) Penambahan berat badan</div><div style="color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Saat wanita mulai menginjak usia 40 tahun, biasanya tubuhnya mudah menjadi gemuk, tetapi sebaliknya sangat sulit menurunkan berat badannya. Berdasarkan penelitian, setiap kurun 10 tahun, akan bertambah berat badan atau tubuh melebar kesamping secara bertahap. Hal ini diduga ada hubungannya dengan turunnya estrogen dan gangguan pertukaran zat dasar metabolisme lemak.</div><div style="color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">7) Gangguan mata</div><div style="color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Kurang dan hilangnya estrogen mempengaruhi produksi kelenjar air mata sehingga mata terasa kering dan gatal.</div><div style="color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">8) Nyeri tulang dan sendi</div><div style="color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Seiring dengan meningkatnya usia maka beberapa organ tidak lagi mengadakan remodeling, diantaranya tulang. Bahkan, mengalami proses penurunan karena pengaruh dari perubahan organ lain. Selain itu dengan bertambahnya usia penyakit yang timbul semakin beragam. Hal ini tentu saja berkaitan dengan kebugaran dan kesehatan tubuh wanita </div>Suhardihttp://www.blogger.com/profile/02077185241004712710noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1299833681263324372.post-32703634028935699832011-07-14T17:38:00.001+07:002011-07-14T17:38:53.265+07:00AKIBAT ABORRSI<div class="MsoNormal" style="color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span lang="EN-GB" style="font-size: 8pt; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi ia “tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang”.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka yang sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yang sudah terjadi.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span lang="EN-GB" style="font-size: 8pt; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Ada 2 macam resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi:<strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /></strong></span></span><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span lang="EN-GB" style="font-size: 8pt; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">1.<span style="font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"> </span></span><span lang="EN-GB" style="font-size: 8pt; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik</span><span lang="EN-GB" style="font-size: 8pt; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">2.<span style="font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"> </span></span><span lang="EN-GB" style="font-size: 8pt; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Resiko gangguan psikologis</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span lang="EN-GB" style="font-size: 8pt; font-style: normal; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"></strong></span></span></div><a name='more'></a><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />Resiko kesehatan dan keselamatan fisik</strong><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><span lang="EN-GB" style="font-size: 8pt; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang akan dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku “Facts of Life” yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd yaitu:</span><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span lang="EN-GB" style="font-size: 8pt; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">1.<span style="font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"> </span></span><span lang="EN-GB" style="font-size: 8pt; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Kematian mendadak karena pendarahan hebat</span><span lang="EN-GB" style="font-size: 8pt; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">2.<span style="font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"> </span></span><span lang="EN-GB" style="font-size: 8pt; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal</span><span lang="EN-GB" style="font-size: 8pt; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">3.<span style="font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"> </span></span><span lang="EN-GB" style="font-size: 8pt; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan</span><span lang="EN-GB" style="font-size: 8pt; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">4.<span style="font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"> </span></span><span lang="EN-GB" style="font-size: 8pt; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Rahim yang sobek (Uterine Perforation)</span><span lang="EN-GB" style="font-size: 8pt; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">5.<span style="font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"> </span></span><span lang="EN-GB" style="font-size: 8pt; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />anak berikutnya</span><span lang="EN-GB" style="font-size: 8pt; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">6.<span style="font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"> </span></span><span lang="EN-GB" style="font-size: 8pt; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)</span><span lang="EN-GB" style="font-size: 8pt; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">7.<span style="font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"> </span></span><span lang="EN-GB" style="font-size: 8pt; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Kanker indung telur (Ovarian Cancer)</span><span lang="EN-GB" style="font-size: 8pt; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">8.<span style="font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"> </span></span><span lang="EN-GB" style="font-size: 8pt; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Kanker leher rahim (Cervical Cancer)</span><span lang="EN-GB" style="font-size: 8pt; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">9.<span style="font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"> </span></span><span lang="EN-GB" style="font-size: 8pt; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Kanker hati (Liver Cancer)</span><span lang="EN-GB" style="font-size: 8pt; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">10.<span style="font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"> </span>Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />11.<span style="font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"> </span>Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />12.<span style="font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"> </span>Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />13.<span style="font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"> </span>Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)</span></span><br />
<div class="MsoNormal" style="color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><span lang="EN-GB" style="font-size: 8pt; font-style: normal; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Resiko kesehatan mental</strong></span><span lang="EN-GB" style="font-size: 8pt; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span lang="EN-GB" style="font-size: 8pt; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “Post-Abortion Syndrome” (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam “Psychological Reactions Reported After Abortion” di dalam penerbitan The Post-Abortion Review (1994).</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span lang="EN-GB" style="font-size: 8pt; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal seperti berikut ini:</span></span><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span lang="EN-GB" style="font-size: 8pt; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">1.<span style="font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"> </span></span><span lang="EN-GB" style="font-size: 8pt; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Kehilangan harga diri (82%)</span><span lang="EN-GB" style="font-size: 8pt; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">2.<span style="font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"> </span></span><span lang="EN-GB" style="font-size: 8pt; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Berteriak-teriak histeris (51%)</span><span lang="EN-GB" style="font-size: 8pt; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">3.<span style="font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"> </span></span><span lang="EN-GB" style="font-size: 8pt; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)</span><span lang="EN-GB" style="font-size: 8pt; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">4.<span style="font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"> </span></span><span lang="EN-GB" style="font-size: 8pt; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Ingin melakukan bunuh diri (28%)</span><span lang="EN-GB" style="font-size: 8pt; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">5.<span style="font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"> </span></span><span lang="EN-GB" style="font-size: 8pt; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)</span><span lang="EN-GB" style="font-size: 8pt; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">6.<span style="font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"> </span></span><span lang="EN-GB" style="font-size: 8pt; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)</span></span></div><div style="color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span style="color: black; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span lang="EN-GB" style="font-size: 8pt; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan aborsi akan dipenuhi perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam hidupnya.</span></span></div>Suhardihttp://www.blogger.com/profile/02077185241004712710noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1299833681263324372.post-5167571712258109842011-07-13T23:39:00.000+07:002011-07-13T23:39:10.468+07:00MENEJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN PENGEMBANGAN STAFF DAN PERTUMBUHAN DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN<a href="http://nursingbegin.com/"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
</style> <![endif]--> </a><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">BAB I</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">PENDAHULUAN</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 14.05pt; text-align: justify; text-indent: 0.15pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">A. Latar Belakang<br />
<span> </span>Saat ini masih terjadi persepsi yang keliru si masyarakat tentang profesi keperawatan di Indonesia. Persepsi keliru itu terjadi karena kesalahan informasi yang mereka terima dan kenyataan di lapangan. Kondisi ini didukung pula dengan kebudayaan dan kebiasaan-kebiasaan perawat seperti mengambilkan stetoskop, tissue untuk para dokter. Masih banyak para perawat yang tidak percaya diri ketika berjalan dan berhadapan dengan dokter. Paradigma ini harus dirubah, mengikuti perkembangan keperawatan dunia. Para perawat menginginkan perubahan mendasar dalam kegiatan profesinya. Kalau tadinya hanya membantu pelaksanaan tugas dokter, menjadi bagian dari upaya mencapai tujuan asuhan medis, kini mereka menginginkan pelayanan keperawatan mandiri sebagai upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan Institusi pendidikan keperawatan sangat bertanggungjawab dan berperan penting dalam rangka melahirkan generasi perawat yang berkuwalitas dan berdedikasi. Pemilik dan pengelola insititusi pendidikan keperawatan yang sama sekali tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang keperawatan baik secara disiplin ilmu atau profesi dapat menjadi penyebab rendahnya mutu lulusan dari pendidikan keperawatan yang ada. Hal ini dapat di ukur dengan kalah bersaingan para Perawat Indonesia biladi bandingkan dengan negara-negara lain seperti Philipina dan India. Pemicu yang paling nyata adalah karena dalam system pendidikan keperawatan kita masih menggunakan â</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Bahasa Indonesiaâ</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">sebagai pengantar dalam proses pendidikan. Hal tersebut yang membuat Perawat kita kalah bersaing di tingkat global.Disisi lain dengan berkembangnya pola pelayanan kesehatan di Indonesia memberikan kesempatan pada perawat untuk memperluas peran dan fungsinya, sehingga perlu ditunjang dengan latar belakang jenjang pendidikan tinggi dalam bidang keperawatan termasuk pendidikan spesialistik, sehingga mampu bekerja pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 14.05pt; text-align: justify; text-indent: 0.15pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><a name='more'></a><br />
Isu hangat di berbagai pertemuan keperawatan baik regional maupun nasional adalah isu tentang jasa keperawatan. Hal ini merupakan kebutuhan mendesak, karena dapat menimbulkan dampak serius, seperti penurunan mutu pelayanan, meningkatnya keluhan konsumen, ungkapan ketidakpuasan perawat lewat unjuk rasa dan sebagainya. Isu ini jika tidak ditanggapi dengan benar dan proporsional dikhawatirkan dapat menghambat upaya melindungi kepentingan pasien dan masyarakat yang membutuhkan jasa pelayanan kesehatan, menghambat perkembangan rumah sakit serta menghambat upaya pengembangan dari keperawatan sebagai profesi. Hal ini juga terkait dengan kesiapan Indonesia menghadapi AFTA 2003.Menurut Muhammad (2005) dan kompas (2001), Ada beberapa hal yang bisa dilakukan<br />
untuk mengatasi masalah tenaga perawat yang menganggur , antara lain :<br />
1.Mengembangkan praktik mandiri keperawatan secara berkelompok maupun indi vidu untuk konsultasi, melakukan kunjungan rumah, home care untuk pasien terminal</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 14.05pt; text-align: justify; text-indent: 0.15pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">2. perawat bisa bekerja di perusahaan untuk menjaga kesehatan pekerja dan<br />
kecelakaan kerja<br />
3.Perawat dapat melakukan dan terlibat secara aktif dalam melakukan riset<br />
dan penelitian di bidang keperawatan<br />
4.Pemerintah memfasilitasi dan menggalakkan penempatan tenaga perawat di l<br />
uar negeri bagi perawat yang memenuhi kualifikasi.<br />
5.Memberi sangsi kepada rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan yang memberikan gaji di bawah standar.Pada akhirnya keperawatan yang bermutu adalah suatu bentuk pelayanan yang mampu memenuhi kebutuhan dan kepuasan pasien sebagai pelanggan. Untuk mencapainya Perawat dapat memulai dari dirinya sendiri, Perawat harus bekerja sesuai standar praktek pelayanan keperawatan sesuai wewenang dan tangung jawabnya, selalu berupaya mengembangkan diri melalui pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan serta sistem jenjang karir.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 14.05pt; text-align: justify; text-indent: 0.15pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
B.Tujuan Penulisan<br />
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah menejemen d<br />
an kepemimpinan dalam keperawatan yang menjadi beban studi di semester III. Sela<br />
in itu untuk menambah pengetahuan penulis tentang pengembangaan staff dan pertu</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> n potensi perawat. Hal ini akan meningkatkan kualitas kerja perawat, ia akan ber<br />
usaha mengontrol karirnya dan memilih karir yang lebih baik sehingga ia terus be<br />
rprestasi dan memperoleh kepuasan kerja (Marquis &Huston, 2000). Sehubungan deng<br />
an hal tersebut manajemen rumah sakit harus berusaha mencitakan kepuasan kerja s<br />
ebaik-baiknya supaya moral kerja, dedikasi, kecintaan dan disiplin perawat menin<br />
gkat serta mendukung terwujudnya rumah sakit (Hasibuan, 2003).<br />
Menurut Gibson (1996) bahwa peningkatan jenjang/ posisi dan peningkatan penghasi<br />
lan merupakan hasil kerja staf yang produktif. Menurut pendapat penulis penerapa<br />
n dan pemberlakuan pengembangan jenjang karir di lahan klinik merupakan suatu pe<br />
rubahan yang mendasar bagi suatu organisasi pelayanan kesehatan dan merupakan up<br />
aya manajer keperawatan untuk terus mengembangkan diri perawat, sehingga perawat<br />
dapat mencapai kepuasan karir dan kepuasan kerja. Hal ini merupakan salah satu<br />
tantangan yang berat bagi manajemen rumah sakit saat ini, karena dalam pelaksana<br />
annya membutuhkan kerjasama dan partisipasi antara pihak manajemen rumah sakit d<br />
an staf keperawatan (Marquis, 2000)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 14.05pt; text-align: justify; text-indent: 0.15pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">1. Pengertian Karir<br />
Karir adalah suatu deretan posisi yang diduduki oleh seseorang selama perjalanan<br />
usianya (Robbins ,2001) Hal ini didukung oleh pendapat Saroso (2003), bahwa kar<br />
ir adalah suatu jalur yang dipilih atau kontrak yang dibuat seseorang untuk berk<br />
ontribusi dalam suatu profesi dengan memuaskan.<br />
Menurut pendapat penulis untuk mendapatkan karir yang berhasil harus dibangun ol<br />
eh diri perawat sendiri dan penilaian dari lingkungan terhadap analisa pekerjaan<br />
ya dan sehubungan dengan hal tersebut perawat harus terus memelihara dan menjaga<br />
pengetahuan dan ketrampilannya tetap mutakhir. Pemilihan karir secara bertahap<br />
akan menjamin individu untuk mempraktikkan bidang profesinya karena karir merupa<br />
kan investasi dan bukan hanya untuk mendapatkan penghargaan dan imbalan jasa.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">2. Pengembangan Karir<br />
Robbins (2001) menyatakan bahwa perawat menpunyai tanggung jawab utama terhadap<br />
karirnya sendiri. Selanjutnya ia menguraikan bahwa karir keperawatan mempunyai t<br />
iga komponen utama yaitu jalur karir, perencanaan karir dan pola karir.<br />
Komponen pertama adalah jalur karir, yaitu lintasan yang dapat ditempuh oleh seo<br />
rang perawat mulai dari jenjang terendah sampai jenjang tertinggi, yang mungkin<br />
dapat dicapai apabila perawat mampu bekerja secara produktif, loyal kepada organ<br />
isasi, menunjukkan perilaku yang profesional, serta mampu untuk tumbuh dan berke<br />
mbang dan memberi kesempatan kepada perawat untuk berprestasi dan meniti karir k<br />
e jenjang yang lebih tiinggi, serta berhak mendapat imbalan sesuai jalur yang pr<br />
ofesional.<br />
Komponen kedua adalah perencanaan karir, yang merupakan tanggung jawab perawat s<br />
endiri untuk melakukan evaluasi diri atau menseleksi jalur karir tentang pencapa<br />
ian pengetahuan, pengalaman, kemampuan dan keterampilan yang berhubungan dengan<br />
penyusunan tujuan karir, dan bagaimana cara untuk mencapai hal tersebut sehingga<br />
dapat mengembangkan profesionalisme. Dalam perencanaan karir dibutuhkan seorang<br />
perawat konselor karir/ supervisor/ staf pengembangan yang akan menolong perawa<br />
t pelaksana mengkaji dan menganalisa minat, keterampilan, dan pilihannya, sehing<br />
ga dapat membantu memudahkan perawat pelaksana mencapai karirnya.<br />
Komponen ketiga adalah pola pengembangan karir, merupakan suatu metoda atau sist<br />
em dimana manajer keperawatan membantu perawat profesional memilih tujuan karir,<br />
mengarahkan dalam merencanakan karir untuk meraih kepuasan karir dan mencapai t<br />
ujuan karir yang telah ditetapkan sesuai dengan pengalaman dan keahliannya.<br />
Ada enam prinsip pengembangan karir perawat (Direktorat Keperawatan Depkes RI, 2<br />
004) Yaitu:<br />
a.Kualifikasi<br />
Kualifikasi perawat dimulai dari lulusan D.III Keperawatan, saat ini sebagian be<br />
sar lulusan SPK, sehingga perlu penanganan khusus terhadap pengalaman kerja, lam<br />
anya pengabdian terhadap profesi, uji kompetensi dan sertifikasi.<br />
b.Penjenjangan<br />
Penjenjangan mempunyai makna tingkatan kompetensi untuk melaksanakan asuhan kepe<br />
rawatan yang akontebel dan etis sesuai dengan batas kewenangan praktek dan kompl</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> eksitas masalah pasien.<br />
Penerapan asuhan keperawatan<br />
Fungsi utama perawat klinik adalah memberikan asuhan keperawatan langsung sesuai<br />
standar praktik dan kode etik.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">c. Kesempatan yang sama.<br />
Setiap perawat klinik mempunyai kesempatan yang sama untuk meningkatkan karir sa<br />
mpai jenjang karir profesional tertinggi, sesuai ketentuan yang berlaku.<br />
d.Standar profesi<br />
Dalam memberikan asuhan keperawatan mengacu pada standar praktik keperawatan dan<br />
kode etik keperawatan.<br />
e.Komitmen pimpinan<br />
Pimpinan sarana kesehatan harus mempunyai komitmen yang tinggi terhadap pengemba<br />
ngan karir perawat, sehingga dapat dijamin kepuasan pasien serta kepuasan perawa<br />
t dalam pelayanan keperawatan.<br />
Pengembangan karir perawat merupakan suatu perencanaan dan penerapan rencana kar<br />
ir. Perencanaan karir merupakan bagian dari manajemen personal, dan menjadi hal<br />
utama untuk setiap organisasi keperawatan (Gillies, 2000). Program pengembangan<br />
karir dapat digunakan untuk penempatan perawat pada jenjang yang sesuai dengan k<br />
eahliannya, serta menyediakan kesempatan yang lebih sesuai dengan kemampuan dari<br />
potensi perawat. Dengan adanya program pengembangan karir akan meningkatkan kua<br />
litas kerja perawat, ia akan berusaha mengontrol karirnya dan mencapai karir yan<br />
g lebih baik sehingga ia akan terus berprestasi dan memperoleh kepuasan kerja (M<br />
arquis &Huston, 2000).<br />
Marquis (2000) Perawat mempunyai tanggung jawab utama terhadap karirnya sendiri<br />
dengan cara sebagai berikut:<br />
Perawat harus mengenali kekuatan, kelemahan, dan bakatnya, rencanakan karir prib<br />
adi dengan jujur pada diri sendiri. Mengelola reputasi diri sendiri dan lakukan<br />
pekerjaan kita berprestasi dan biarkan lingkungan menilai prestasi kerja kerja.<br />
Mengembangkan kontak jaringan kerja agar terinformasi perkembangan IPTEK yang mu<br />
takhir. Mengikuti perkembangan terbaru tentang pengetahuan, ketrampilan dan kema<br />
mpuan. Menjaga keseimbangan antara kompetensi spesialis dan generalis agar mampu<br />
bereaksi terhadap lingkungan kerja yang terus berubah.<br />
Mendokumentasikan prestasi diri, carilah pekerjaan dan penugasan yang akan membe<br />
ri tantangan yang semakin meningkat. Menjaga pilihan anda tetap terbuka.<br />
Manajemen bertanggung jawab pada pengembangan karir perawat (Marquis, 2000 dan R<br />
obbins, 2001). Untuk itu perlu langkah-langkah :<br />
Manajemen institusi harus menciptakan jalur karir dan kenaikan pangkat, berupaya<br />
mencocokan lowongan kerja dengan orang yang tepat, meliputi: mengkaji kinerja,<br />
dan potensi perawat yang baru dan lama,agar dapat memberikan bimbingan karir, pe<br />
ndidikan dan pelatihan yang tepat. Membentuk jenjang karir, dan hal ini harus di<br />
kominikasikan pada seluruh staf staf.<br />
Penyerahan informasi karir, direncanakan secara jelas tujuan dan strategi masa d<br />
epan rumah sakit sehingga karyawan akan mampu mengembangkan rencana pribadi.<br />
Penerapan posisi kerja. Manajer yang efektif harus mengetahui siapa yang dibutuh<br />
kan dan siapa yang kompeten dalam menerima tugas, tanggung jawab serta tantangan<br />
yang besar. Penilaian kinerja karyawan. Salah satu keuntungan dari sistem penil<br />
aian yang baik adalah adanya informasi penting tentang gambaran kinerja, kemampu<br />
an perawat yang potensial dan memudahkan untuk mobilisasi karir. Menciptakan pel<br />
uang pertumbuhan dan perkembangan bagi perawat dengan memberi pengalaman kerja y<br />
ang telah direncanakan, pengalaman baru, menarik dan secara profesional menantan<br />
g dan memacu perawat menggunakan keahliannya yang maksimal. Memberikan dukungan<br />
dan dorongan dengan menyediakan pelatihan dan pensisikan agar perawat mendapatka<br />
n kesempatan pengembangan keterampilan, kemampuan dan pengetahuan yang terbaru.<br />
Mengembangkan kebijakan-kebijakan personel, dengan diterapkannya program pengemb<br />
angan karir yang aktif yang menghasilkan beberapa kebijakan untuk mendukung prog<br />
ram tersebut. Manajemen yang mempromosikan sistem jenjang karir berpotensi untuk<br />
mampu menjamin meningkatkan produktivitas dan harus dapat pula menjamin terpeli</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">haranya asuhan keperawatan yang berkwalitas (Kron, 1987). </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 14.05pt; text-align: justify; text-indent: -7.1pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Berdasarkan uraian tersebut diatas dan memperhatikan pedoman pengembangan sistem<br />
jenjang karir tenaga perawat dari Direktorat Keperawatan (Depkes RI, 2004) penu<br />
lis menyimpulan bahwa karir keperawatan ditentukan oleh tenaga perawat sendiri d<br />
engan dibantu oleh konselor karir/ supervisor dan difasilitasi serta didukung ol<br />
eh pihak manajemen keperawatan dan manajemen rumah sakit untuk mengelola karir p<br />
erawat untuk dipromosikan. Rumah sakit bertanggung jawab terhadap peningkatan ka<br />
rir perawat agar dapat dipromosikan. Rumah sakit bertanggung jawab terhadap peni<br />
ngkatan karir perawat melalui upaya membentuk dan mengembangkan sistem jenjang k<br />
arir profesional keperawatan.<br />
http://www.poltekestniau.ac.id/node/29 diakses pada tgl 8 Feb 2010</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">B. Pertumbuhan Praktek Dalam Keperawatan </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">1. Tantangan Keperawatan Dimasa Datang<br />
Jika dianalisa lebih mendalam, ada empat tantangan utama yang sangat menentukan<br />
terjadinya perubahan dan perkembangan keperawatan di Indonesia, yang secara nyata dapat dirasakan khususnya dalam sistem pendidikan keperawatan, yaitu (1) terjadinya pergeseran pola masyarakat Indonesia; (2) Perkembangan IPTEk; (3) Globalisasi dalam pelayanan kesehatan; dan (4) Tuntutan tekanan profesi keperawatan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">a) Transisi Pola Masyarakat Indonesia<br />
Pergeseran pola masyarakat agrikultur ke masyarakat industri dan dari masyarakat<br />
tradisional berkembang menjadi masyarakat maju, menimbulkan dampak dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia, termasuk aspek kesehatan. Kendatipun masih ada masyarakat yang menderita penyakit terkait dengan kemiskinan seperti infeksi, penyakit yang disebabkan oleh kurang gizi dan pemukiman tidak sehat, tetapi penyakit atau kelainan kesehatan akibat pola hidup modern juga sudah makin meningkat. Angka kematian bayi dan angka kematian ibu sebagai indikator derajad kesehatan, masih tinggi. Peningkatan umur harapan hidup juga mengakibatkan masalah kesehatan yang terkait dengan masyarakat lanjut usia seperti penyakit generatif.Begitu pula masalah kesehatan yang berhubungan dengan urbanisasi, pencemaran kesehatan lingkungan dan kecelakaan kerja cenderung meningkat sejalan dengan pembangunan industri. Selain masalah kesehatan yang makin kompleks, pergeseran nilai-nilai keluarga pun turut terpengaruh di mana berkembang kecenderungan keluarga terhadap anggotanya menjadi berkurang. Keadaan ini akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan dan kesejahteraan kelompok lanjut usia yang cenderung meningkat juml<br />
ahnya dan sangat memerlukan dukungan keluarga. Selain daripada itu, kesempatan m<br />
endapatkan pendidikan yang lebih tinggi dan penghasilan yang lebih besar membuat<br />
masyarakat Indonesia lebih kritis dan mampu membayar pelayanan kesehatan yang bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">b) Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi<br />
Perkembangan IPTEk menuntut kemampuan spesifikasi dan penelitian bukan saja agar<br />
dapat memanfaatkan IPTEK, tetapi juga untuk menapis dan memastikan hanya IPTEK<br />
sesuai dengan kebutuhan dan sosial budaya masyarakat Indonesia yang akan diadopsi, disamping tentunya untuk mengembangkan IPTEK baru lainnya. IPTEK juga berdampak pada biaya kesehatan yang makin tinggi dan pilihan tindakan penanggulangan ma<br />
salah kesehatan yang makin banyyak dan kompleks, selain tentunya menurunkan jumlah hari rawat (Hamid, 1997; Jerningan, 1988). Penurunan jumlah hari rawat mempengaruhi kebutuhan pelayanan keeshatan yang belih berfokus kepada kualitas bukan hanya kuantitas, serta meningkatkan kebutuhan untuk pelayanan / asuhan keperawatan di rumah dengan mengikutsertakan klien dan keluarganya. Perkembangan IPTEk harus diikuti dengan upaya perlindungan terhadap hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang aman, hak untuk diberitahu, hak untuk memilih tindakan yang akan dilakukan dan hak untuk didengarkan pendapatnya. Oleh karena itu, pengguna jasa pelayanan kesehatan perlu memberikan persetujuan secara tertulis sebelum dilakukantindakan (informed cinsent).<br />
c)Globalisasi dalam Pelayanan Kesehatan </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Pada dasarnya dua hal utama dari globalisasi yang akan berpengaruh terhadap perk</span><span class="ib"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">embangan pelayanan keseahtan termasuk pelayanan keperawatan adalah : 1) tersedia nya alternatif pelayanan, dan 2) persaingan penyelenggaraan pelayanan untuk mena rik minat pemakai jasa pelayanan kualitas untuk memberikan jasa pelayanan keseah tanyang terbaik. Untuk hal ini berarti tenaga kesehatan, khususnya tenaga kepera watan diharapkan untuk dapat memenuhi standar global dalam memberikan pelayanan / asuhan keperawatan. Dengan demikian diperlukan perawat yang mempunyai kemampua n profesional dengan standar internasional dalam aspek intelektual, interpersona l dan teknikal, bahkan peka terhadap perbedaan sosial bidaya dan mempunyai penge tahuan transtruktural yang luas serta mampu memanfaatkan alih IPTEK. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">d) Tuntutan Profesi Keperawatan<br />
Keyakinan bahwa keperawatan merupakan profesi harus disertai dengan realisasi pe<br />
menuhan karakteristik keperawatan sebagai profesi yang disebut dengan profesiona<br />
l (Kelly & Joel, 1995).<br />
Karakteristik profesi yaitu :<br />
(1)Memiliki dan memperkaya tubuh pengetahuan melalui penelitian </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">(2) Memiliki kemampuan memberikan pelayanan yang unik kepada orang lain. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">(3) Pendidikan yang memenuhi standar </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">(4) Terdapat pengendalian terhadap praktek </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">(5) Bertanggung jawab & bertanggung gugat terhadap tindakan yang dilakukan </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">(6) Merupakan karir seumur hidup </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">(7) Mempunyai fungsi mandiri dan kolaborasi. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 14.05pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Praktek keperawatan sebagai tindakan keperawatan profesional masyarakat penggunaan pengetahuan teoritik yang mantap dan kokoh dari berbagai ilmu dasar serta ilmu keperawatan sebagai landasan untuk melakukan pengkajian, menegakkan diagnostik, menyusun perencanaan, melaksanakan asuhan keperawatan dan mengevaluasi hasil tindakan keperawatan serta mengadakan penyesuaian rencana keperawatan untuk menentukan tindakan selanjutnya. Selain memiliki kemampuan intelektual, interpersonal<br />
dan teknikal, perawat juga harus mempunyai otonomi yang berarti mandiri dan bersedia menanggung resiko, bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap tindakan yang dilakukannya, termasuk dalam melakukan dan mengatur dirinya sendiri.<br />
Dapat disimpulkan bahwa menghadapi tantangan yang sangat berat tersebut, diperlukan perawat dengan sikap yang selalu dilandasi oleh kaidah etik profesi. Upaya yang paling strategik untuk dapat menghasilkan perawat profesional melalui pendidikan keperawatan profesional dan beberapa langkah yang telah disebutkan diatas.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">2. Perkembangan dan Pertumbuhan Dunia Keperawatan Sekarang<br />
Dewasa ini dunia terus meningkatkan kepercayaan pada berbagai teknologi untuk me<br />
menuhi kebutuhan informasi. Perkembangan teknologi informasi juga merambah dunia<br />
kesehatan. Kebutuhan layanan kesehatan juga termasuk keperawatan yang cepat, efisien dan efektif menjadi tuntutan masyarakat modern saat ini.Pertumbuhan Pengguna internet di Indonesia semakin meningkat. Diprediksikan pada tahun 2010 ada 54 juta pengguna internet di Indonesia. Sebuah angka yang fantastis besarnya dan merupakan sebuah peluang bagi perawat untuk meningkatkan cakupan pelayanan keperawatan keseluruh wilayah Indonesia dengan efisiensi yang tinggi. teknologi informasi internet tersebut, istilah telemedicine, telehealth dan telenursing menjadi popular sebagai salah satu model layanan kesehatan (Martono N,2006).Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan medis jarak-jauh. Aplikasi telenursing saat ini, menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatandi dua negara dan memakai peralatan video conference. Telenursing adalah praktek<br />
kesehatan dengan memakai komunikasi audio, visual dan data. Termasuk perawatan,<br />
diagnosis, konsultasi dan pengobatan serta pertukaran data medis dan diskusi il<br />
miah jarak jauh. Dengan demikian cakupan telenursing cukup luas, meliputi penye<br />
diaan pelayanan kesehatan (termasuk klinis, pendidikan dan pelayanan administras<br />
i) jarak jauh, melalui transfer informasi (audio, video, grafik), dengan menggun<br />
akan perangkat-perangkat telekomunikasi (audio-video interaktif dua arah, komputer, dan telemetri) dengan melibatkan dokter, perawat, pasien, dan pihak-pihak l</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> ain.<br />
Telenursing sudah diterapkan di berbagai negara seperti di Amerika, Yunani, Israel, Jepang, Italia, Denmark, Belanda, Norwegia, Jordania, India dan bahkan Malaysia. Organisasi perawat Amerika pada tahun 1999 telah merekomendasikan pengembangan analisa komprehensif penggunaan telenursing. Di Amerika Serikat, 36% peningk<br />
atan kebutuhan perawat home care dalam 7 tahun mendatang dapat ditanggulangi dengan telenursing dan di negara lainpun dilaporkan telah menggunakan pelayanan telekomunikasi di rumah untuk perawatan home care dengan telenursing.Layanan kesehatan khususnya keperawatan jarak jauh dengan menggunakan media teknologi informatika (internet) memberikan kemudahan bagi masyarakat. Masyarakat atau pasien tidak perlu datang ke rumah sakit, dokter atau perawat untuk mendapatkan layanan kesehatan. Waktu yang diperlukan untuk layanan kesehatan juga semakin<br />
pendek. Pasien hanya dapat dirumah dan melakukan kontak via internet atau melal<br />
ui video converence untuk mendapatkan informasi kesehatan, perawatan dan bahkan<br />
sampai pengobatan.Terdapat manfaat-manfaat yang dapat diambil dari penggunaan telenursing atau telemedicine yaitu: efektif dan efisien dalam segi biaya keperawatan, dengan sumberdaya minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan keperawatan tanpa batas geografis, pasien merasakan tetap dekat dengan rumah dimana keluarga dan sahabat dapat memberikan dukungan langsung, dapat mengurangi jumlah kunjungan<br />
dan lama hari rawat di rumah sakit, dan dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan ( model distance learning) dan perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan.Praktik keperawatan jarak jauh (telenursing) di Indonesia belum berkembang seperti di Negara-negara maju seperti di Amerika atau Australia. Penggunaan telenursing di Indonesia masih terbatas pada area pendidikan seperti yang dikembangkan diUGM melalui program e-learning atau model e-lisa yang terintegrasi di semua fakultas UGM dan beberapa universitas swasta lainnya.Baru-baru ini di Indonesia berdiri organisasi yang bergerak dalam layanan asuhan keperawatan di rumah ( Home Care.) Home care di Indonesia belum menggunakan system Telenursing, akan tetapi masih bersifat home visit, artinya perawat mendatangi rumah-rumah pasien untuk dilakukan perawatan secara langsung tidak menggunakan jasa teknologi canggih. Media yang digunakan masih sebatas penggunaan media telepon sebagai call center. Itupun masih terbatas pada kota-kota besar, kota - kota kabupaten belum tersentuh layanan home care.<br />
Asuhan keperawatan model ini ( home care ) sebenarnya bisa dikatakan sebagai layanan asuhan keperawatan jarak jauh ( telenursing) walaupun sangat sederhana. Setidaknya organisai profesi dapat segera membangun konsep pengembangan layanan perawatan jarak jauh dengan mengembangkan Home Care yang sudah mulai berjalan denga<br />
n meningkatkan cakupan layanan ke daerah-daerah dan pada akhirnya kita benar-ben<br />
ar bisa mengembangkan layanan melalui penggunaan fasilitas teknologi yang lebih<br />
canggih.Hal yang perlu disiapkan dalam legalitas daripada layanan kesehatan atau keperawatan jarak jauh dalam hal ini penggunaan telenursing atau telemedicine yang adadi rumah sakit yang dilakukan oleh instansi-instansi kesehatan seperti perawat,dokter, dan yang lain-lain adalah dimana perawat menggunakan pengetahuan, keterampilan, pertimbangan, dan pemikiran kritis yang tidak bisa dipisahkan di dalam ilmu pendidikan perawatan. Aktifitas tersebut sudah dapat diberikan lisensi untukmelakukan asuhan keperawatan. Definisi legal ilmu perawatan hampir selalu meliputi yaitu: penggunaan ilmu perawatan pendidikan, pemikiran kritis, dan pengambilan keputusanDengan melihat potensi dan perkembangan pelayanan keperawatan, sistem informasi<br />
kesehatan dan penggunaan internet di Indonesia, bukan tidak mungkin hal ini mendasari telenursing berkembang di Indonesia (dalam berbagai bentuk aplikasi tehnikkomunikasi) dan beragam tujuan. Hal ini tidak lain agar pelayanan asuhan keperawatan dan perkembangan ilmu, riset dan pendidikan keperawatan di Indonesia dapat<br />
sejajar minimal dengan perkembangan tehnologi kesehatan, dan kedokteran di Indonesia.<br />
3.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Pembentukan Komite Keperawatan Di RS </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Asuhan yang berkualitas dapat dicapai dengan adanya profesionalisme keperawatan. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Pelayanan keperawatan profesional di RS diberikan oleh kelompok keperawatan. Kelompok keperawatan yang bertanggung jawab untuk terlaksananya peran dan kegiatanperawat di RS dapat berupa komite yang berada dalam struktur tetapi menjalankanperan fungsional. Komite Keperawatan di RS merupakan media utama untuk mengakomodasi dan memfasilitasi tumbuhnya komunitas profesi keperawatan melalui sistem pengampu keilmuan yang dapat mempertahankan profesionalisme pelayanan keperawatan yang diberikan.Komite Keperawatan merupakan wadah non struktural yang berkembang dari struktur organisasi formal rumah sakit bertujuan untuk menghimpun, merumuskan dan mengkomunikasikan pendapat dan ide-ide perawat/bidan sehingga memungkinkan penggunaan gabungan pengetahuan, keterampilan, dan ide dari staf profesional keperawatan.Komite Keperawatan merupakan oganisasi yang berfungsi sebagai wahana bagi tenaga keperawatan untuk berpartisipasi dalam memberikan masukan tentang hal-hal yang terkait masalah profesi dan teknis keperawatan.Penerapan Komite Keperawatan di berbagaai rumah sakit ini mempunyai peranan yang antara lain adalah 1. Fasilitator pertumbuhan dan perkembangan profesi melalui kegiatan yang terkoordinasi. 2. Tim kendali mutu untuk mempertahankan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan aman. 3. Problem solver dalam mengatasi masalah keperawatan yang terkait dengan etik dan sikap moral perawat. 4. Investigator, kelompok peneliti yang mengkaji berbagai aspek keperawatan untuk meningkatkan pelayanan. 5. Implementator,vmenjamin diterapkannya standar praktek, asuhan, dan prosedur. 6. Human relation team, menjamin hubungan kerja dengan staff 7. Designer/implementator/pemantau dan evaluator ide baru.8. Komunikator, edukator, negosiator, dan pemberi rekomendasi terhadap hasil kerja staff.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">BAB III</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">PENUTUP</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">A. Kesimpulan<br />
Pengembangan karir perawat merupakan suatu perencanaan dan penerapan rencana karir. Perencanaan karir merupakan bagian dari manajemen personal, dan menjadi halutama untuk setiap organisasi keperawatan (Gillies, 2000). Program pengembangankarir dapat digunakan untuk penempatan perawat pada jenjang yang sesuai dengan keahliannya, serta menyediakan kesempatan yang lebih sesuai dengan kemampuan berdasarkan potensi perawat. Dengan adanya program pengembangan karir akan meningkatkan kualitas kerja perawat, ia akan berusaha mengontrolkarirnya dan mencapai karir yang lebih baik sehingga ia akan terus berprestasi dan memperoleh kepuasan kerja (Marquis &Huston, 2000).Pertumbuhan praktek dalam keperawatan, yang harus diperhatikan oleh perawat adalah tantangan di masa yang akan datang sehingga perawat dapat mempersiapkan dirimenghadapi tantangan tersebut dengan cermat dan bermanfaat juga dalam proses pengembangan karirnya. Selain itu perawat juga harusmengetahui perkembangan keperawatan masa sekarang dan mengikuti perkembangannya. Dan akhir-akhir ini pertumbuhan keperawatan di Indonesia adalah pembentukan komite keperawatan disetiap RumahSakit sehingga proses keperawatan dan pemantauan kualitas keperawatan yang dapat digunakan indicator pengembangan karir perawat.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">B.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 14.05pt; text-align: justify; text-indent: 56.15pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Saran<br />
Bagi para dosen agar dapat menjelaskan pada mahasiswa tentang meteri ini agar lebih paham sehingga setiap mahasiswa mampu menjelaskan dan mampu menerapkan di dunia karirnya nanti. Untuk para mahasiswa agar lebih aktif pada forum diskusi maupun pada saat presentasi di kelas, sehingga tingkat pemahamaan dan pengetahuan mahasiswa dapat meningkat.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">DAFTAR PUSTAKA </span></div><div class="pl" style="line-height: 14.05pt; text-align: justify;">http://blog.asuhankeperawatan.com/blog/2008/10/31/langkah-langkah-membentuk-komi<br />
te-keperawatan/<br />
http://irwannursing.multiply.com/journal/item/1/<br />
http://perawatblog.blogspot.com/perawatindonesia/34<br />
http://scrib.com/tantangan-dalam-praktek-keperawataan-profesional/<br />
http://www.poltekestniau.ac.id/node/29</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 14.05pt; text-align: justify; text-indent: 56.15pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 14.05pt; text-align: justify; text-indent: 56.15pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 14.05pt; text-align: justify; text-indent: 56.15pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 14.05pt; text-align: justify; text-indent: 56.15pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 14.05pt; text-align: justify; text-indent: 56.15pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div>Suhardihttp://www.blogger.com/profile/02077185241004712710noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1299833681263324372.post-86135697243243017412011-07-13T23:13:00.000+07:002011-07-13T23:13:35.168+07:00perkembangan keperawatan di indonesia<a href="http://nursingbegin.com/"><img src="http://nursingbegin.com/nursingbeginbanner.bmp" /><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";}
</style> <![endif]--> </a><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">Seiring dengan era reformasi dan era globalisasi di Indonesia saat ini, juga <span> </span>diikuti dengan perubahan pemahaman terhadap konsep sehat-sakit, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penyebaran informasi tentang determinan kesehatan yang bersifat multifaktorial . Kondisi ini <span> </span>mendorong pembangunan kesehatan nasional ke arah paradigma baru yaitu paradigma sehat. Dalam perkembangannya keperawatan mengalami pasang surut sekaligus babak baru bagi kehidupan profesi keperawatan di Indonesia.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"></div><a name='more'></a><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Gambaran Keperawatan di Indonesia</b></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="EN-US">Kondisi keperawatan di Indonesia memang cukup tertinggal dibandingkan negara-negara ASEAN seperti Piliphina, Thailand, dan Malaysia, apalagi bila ingin disandingkan dengan Amerika dan Eropa. Pendidikan rendah, gaji rendah, pekerjaan selangit inilah paradoks yang ada. Rendahnya gaji menyebabkan tidak sedikit perawat yang bekerja di dua tempat, pagi hingga siang di rumah sakit negeri, siang hingga malam di rumah sakit swasta. Dalam kondisi yang demikian maka sulit untuk mengharapkan kinerja yang maksimal. Apalagi bila dilihat dari rasio perawat dan pasien, dalam satu shift hanya ada 2-3 perawat yang jaga sedangkan pasien ada 20-25 per bangsal jelas tidak proporsional(Yusuf,2006).</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="EN-US"><br />
<span> </span><span> </span>Jumlah perawat yang menganggur di Indonesia ternyata cukup mencengangkan. Hingga tahun 2005 mencapai 100 ribu orang. Hal ini disebabkan</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">k</span><span>ebijakan <i>zero growth</i> pegawai pemerintah</span><span lang="EN-US">, </span><span>ketidakmampuan rumah sakit swasta mempekerjakan perawat dalam jumlah memadai</span><span lang="EN-US">, <span> </span>rendahnya pertumbuhan rumah sakit dan lemahnya kemampuan <span> </span>berbahasa asing. Ironisnya, data WHO 2005 menunjukkan bahwa dunia justru kekurangan 2 juta perawat, baik di AS, Eropa, Australia dan Timur Tengah. Fakta lain di lapangan, saat ini banyak tenaga perawat yang bekerja di rumah sakit dan puskesmas dengan status magang (tidak menerima honor seperserpun) bahkan ada rumah sakit yang meminta bayaran kepada perawat bila ingin magang. </span><span lang="SV">Alasan klasik dari pihak rumah sakit “mereka sendiri yang datang minta magang”. Dilematis memang, tinggal di rumah menganggur , magang di rumah sakit/puskesmas tidak dapat apa-apa . Padahal kalau kita menyadari sebenarnya banyak sekali kesempatan dan tawaran kerja di luar negeri seperti :<span style="color: black;"><a href="http://www.nursesjob.blogspot.com/"><span style="color: black; text-decoration: none;">USA,. Canada, United Kingdom (Inggris), Kuwait, Saudi Arabia, Australia, New Zaeland, Malaysia, Qatar, Oman, UEA, Jepang, German, Belanda,<span> </span>Swiss</span></a></span> (Yusuf, 2006). <span> </span></span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><br />
</div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="SV"><span> </span></span><span lang="EN-US">Kemampuan bersaing perawat Indonesia bila di bandingkan dengan negara-negara lain seperti Philipines dan India masih kalah . Pemicu yang paling nyata adalah karena dalam system pendidikan keperawatan kita masih menggunakan “Bahasa Indonesia”sebagai pengantar dalam proses pendidikan. Hal tersebut yang membuat Perawat kita kalah bersaing di tingkat global. Salah satu tolak ukur kualitas dari Perawat di percaturan internasional adalah kemampuan untuk bias lulus dalam Uji Kompetensi keperawatan seperti ujian NCLEX-RN dan EILTS sebagai syarat mutlak bagi seorang perawat untuk dapat bekerja di USA. Dalam hal ini kualitas dan kemampuan perawat Indonesia masih sangat memprihatinkan (Muhammad, 2005)</span><span style="color: black;"></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">Sejak disepakatinya keperawatan sebagai suatu profesi pada Lokakarya Nasional Keperawatan tahun 1983, terjadilah pergeseran paradigma keperawatan dari pelayanan yang sifatnya vokasional menjadi pelayanan yang bersifat professional. Keperawatan kini dipandang sebagai suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang meliputi aspek bio,psiko,sosio dan spiritual yang komperehensif, dan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat yang baik yang sehat maupun yang sakit dan mencakup seluruh siklus hidup manusia . Sebagai profesi yang masih dalam proses menuju “perwujudan diri”, profesi keperawatan dihadapkan pada berbagai tantangan. Pembenahan internal yang meliputi empat dimensi domain yaitu; Keperawatan, pelayanan keperawatan, asuhan keperawatan, dan praktik keperawatan. Belum lagi tantangan eksternal berupa tuntutan akan adanya registrasi, lisensi, sertifikasi, kompetensi dan perubahan pola penyakit, peningkatan kesadaran masyarakat akan hak dan kewajiban, perubahan sistem pendidikan nasional, serta perubahan-perubahan pada suprasystem dan pranata lain yang terkait (Yusuf, 2006).</div><div style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: black;">Keluarnya Undang-Undang (UU) Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, UU No 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional serta Surat Keputusan Menteri Kesehatan No 1239/Menkes/SK/2001 tentang registrasi dan praktik keperawatan lebih mengukuhkan keperawatan sebagai suatu profesi di Indonesia. </span><span>Adanya Undang-undang No. 8 tahun 1999 tetang Perlindungan Konsumen semakin menuntut perawat untuk melaksanakan praktik keperawatan secara profesional menjadi suatu keharusan dan kewajiban yang sudah tidak dapat ditawar-tawar lagi. Penguasaan Ilmu dan keterampilan, pemahaman tetang standar praktik, standar asuhan dan pemahaman hak-hak pasien menjadi suatu hal yang penting bagi setiap insan pelaku praktik keperawatan di Indonesia<span> </span>(Yanto, 2001)<span style="color: black;"></span></span></div><div style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: black;">Konsekuensi dari perkembangan itu harus ada jenjang karier dan pengembangan staf yang tertata baik, imbalan jasa, insentif serta sistem penghargaan yang sesuai dan memadai. Rendahnya imbalan jasa bagi perawat selama ini mempengaruhi kinerja perawat. Banyak perawat bergaji di bawah upah minimum regional (UMR). Sebagai gambaran, gaji perawat pemerintah di Indonesia antara Rp 300.000-Rp 1 juta per bulan tergantung golongan. Sementara perawat di Filipina tak kurang dari Rp 3,5 juta (Kompas, 2001)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">Selain memiliki kemampuan intelektual, interpersonal dan teknikal, perawat di Indonesia juga harus mempunyai otonomi yang berarti mandiri dan bersedia menanggung resiko, bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap tindakan yang dilakukannya, termasuk dalam melakukan dan mengatur dirinya sendiri. Tetapi yang terjadi di lapangan sangat memilukan, banyak sekali rekan-rekan Perawat yang melakukan “Praktek Pelayanan Kedokteran dan Pengobatan” yang sangat tidak relevan dengan ilmu keperawatan itu sendiri. Hal tersebut telah membuat profesi Perawat di pandang rendah oleh profesi lain. Banyak hal yang menyebabkan hal ini berlangsung berlarut-larut antara lain:</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">a. <span> </span>Kurangnya kesadaran diri dan pengetahuan dari individu perawat itu sendiri.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">b. Tidak jelasnya aturan yang ada serta tidak tegasnya komitmen penegakan <span> </span>hukum di Negara Republik Indonesia.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">c.Minimnya pendapatan secara finansial dari rekan-rekan perawat secara umum<br />
d.Kurang peranya organisasi profesi dalam membantu pemecahan permasalah tersebut.<br />
e.Rendahnya pengetahuan masyarakat, terutama di daerah yang masih menganggap bahwa Perawat juga tidak berbeda dengan “DOKTER”atau petugas kesehatan yang lain (Muhammad, 2005)</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Kondisi Sistem Pendidikan Keperawatan di Indonesia</b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">Pengakuan <i>body of knowledge</i> keperawatan di Indonesia dimulai sejak tahun 1985, yakni ketika program studi ilmu keperawatan<span> </span>untuk pertama kali dibuka di Fakultas Kedokteran UI. Dengan telah diakuinya <i>body of knowledge</i> tersebut maka pada saat ini pekerjaan profesi keperawatan tidak lagi dianggap sebagai suatu okupasi, melainkan suatu profesi yang kedudukannya sejajar dengan profesi lain di Indonesia. <span style="color: black;">Tahun 1984 dikembangkan kurikulum untuk mempersiapkan perawat menjadi pekerja profesional, pengajar, manajer, dan peneliti. Kurikulum ini diimplementasikan tahun 1985 sebagai Program Studi Ilmu Keperawatan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Tahun 1995 program studi itu mandiri sebagai Fakultas Ilmu Keperawatan, lulusannya disebut ners atau perawat profesional. Program Pascasarjana Keperawatan dimulai tahun 1999. Kini sudah ada Program Magister Keperawatan dan Program Spesialis Keperawatan Medikal Bedah, Komunitas, Maternitas, Anak Dan Jiwa.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 45pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">Sejak tahun 2000 terjadi euphoria Pendirian Institusi <span> </span>Keperawatan baik itu tingkat Diploma III (akademi keperawatan) maupun Strata I. Pertumbuhan institusi keperawatan di Indonesia menjadi tidak terkendali. Seperti jamur di musim kemarau. Artinya di masa sulitnya lapangan kerja, proses produksi tenaga perawat justru meningkat pesat. Parahnya lagi, fakta dilapangan menunjukkan penyelenggara pendidikan tinggi keperawatan berasal dari pelaku bisnis murni dan dari profesi non keperawatan, sehingga pemahaman tentang hakikat profesi keperawatan dan arah pengembangan perguruan tinggi keperawatan kurang dipahami. <span lang="SV">Belum lagi sarana prasarana cenderung untuk dipaksakan, kalaupun ada sangat terbatas (Yusuf, 2006). </span><span style="color: black;">Saat ini di Indonesia berdiri 32 buah Politeknik kesehatan dan 598 Akademi Perawat yang berstatus milik daerah,ABRI dan swasta (DAS) yang telah menghasilkan lulusan sekitar 20.000 – 23.000 lulusan tenaga keperawatan setiap tahunnya. Apabila dibandingkan dengan jumlah kebutuhan untuk menunjang Indonesia sehat 2010 sebanyak 6.130 orang setiap tahun,<span> </span>maka akan terjadi surplus tenaga perawat sekitar 16.670 setiap tahunnya. (Sugiharto, 2005). </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 45pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: black;">Salah satu tantangan terberat adalah peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga keperawatan yang walaupun secara kuantitas merupakan jumlah tenaga kesehatan terbanyak dan terlama kontak dengan pasien, namun secara kualitas masih jauh dari harapan masyarakat. Indikator makronya adalah rata-rata tingkat pendidikan formal perawat yang bekerja di unit pelayanan kesehatan (rumah sakit/puskesmas) hanyalah tamatan SPK (sederajat SMA/SMU). Berangkat dari kondisi tersebut, maka dalam kurun waktu 1990-2000 dengan bantuan dana dari World Bank, melalui program “health project” (HP V) dibukalah kelas khusus D III keperawatan hampir di setiap kabupaten. Selain itu bank dunia juga memberikan bantuan untu peningkatan kualitas guru dan dosen melalui program “GUDOSEN”. Program tersebut merupakan suatu percepatan untuk meng-upgrade tingkat pendidikan perawat dari rata-rata hanya berlatar belakang pendidikan SPK menjadi Diploma III (Institusi keperawatan). Tujuan lain dari program ini diharapkan bisa memperkecil gap antara perawat dan dokter sehingga perawat tidak lagi menjadi perpanjangan tangan dokter (<i>Prolonged physicians arms</i>) tapi sudah bisa menjadi mitra kerja dalam pemberian pelayanan kesehatan(Yusuf, 2006).</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US">Kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan sisitem pendidikan keperawatan di Indonesia adalah UU no. 2 tahun 1989 tentang pendidikan nasional, Peraturan pemerintah no. 60 tahun 1999 tentang pendidikan tinggi dan keputusan Mendiknas no. 0686<span> </span>tahun 1991 tentang Pedoman Pendirian<span> </span>Pendidikan Tinggi (Munadi, 2006). <span style="color: black;">Pengembangan sistem pendidikan tinggi keperawatan yang bemutu merupakan cara untuk menghasilkan tenaga keperawatan yang profesional dan memenuhi standar global. Hal-hal lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu lulusan pendidikan keperawatan menurut Yusuf (2006) dan Muhammad (2005) adalah :</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="color: black;"><span>1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black;">Standarisasi jenjang, kualitas/mutu, kurikulum dari institusi pada pendidikan.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="FI"><span>2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="FI">Merubah bahasa pengantar dalam pendidikan keperawatan dengan menggunakan bahasa inggris. Semua Dosen dan staf pengajar di institusi pendidikan keperawatan harus mampu berbahasa inggris secara aktif</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="color: black;"><span>3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black;">Menutup institusi keperawatan yang tidak berkualitas</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="color: black;"><span>4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black;">institusi harus dipimpin oleh seorang dengan latar belakang pendidikan keperawatan</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="color: black;"><span>5.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black;">Pengelola insttusi hendaknya memberikan warna tersendiri dalam institusi dalam bentuk muatan lokal,misalnya emergency Nursing, pediatric nursing, coronary nursing.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="color: black;"><span>6.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="FI">Standarisasi kurikulum dan evaluasi bertahan terhadap staf pengajar di insitusi pendidikan keperawatan</span><span style="color: black;"></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span>7.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><span lang="SV" style="color: black;">Departemen Pendidikan, Departemen Kesehatan, dan Organisasi profesi serta sector lain yang terlibat mulai dari proses perizinan juga memiliki tanggung jawab moril untuk melakukan pembinaan.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><br />
</span><b>Trend Dan Isu Keperawatan Di Indonesia</b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;">Salah satu masalah kesehatan yang menonjol di Indonesia semenjak otonomi daerah adalah kasus gizi buruk. Salah satu cara pemerintah untuk mengatasi masalah ini adalah dengan melakukan revitalisasi untuk menghidupkan kembali konsep Posyandu melalui konsep Desa Siaga. Kebijakan pemerintah ini dapat mengalami hambatan untuk diwujudkan karena tidak melibatkan perawat untuk ambil bagian<span> </span>dari desa siaga tersebut, yang disebabkan kurangnya pemahaman pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan tersebut atau memang sengaja pemerintah untuk tidak melibatkan perawat. Padahal dengan adanya spesialisasi keperawatan komunitas dan keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1239 tahun 2001 tentang registrasi dan praktik perawat, tenaga keperawatan dapat memberikan kontribusi yan maksimal dalam penyukseskan program desa siaga.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">Saat ini masih terjadi persepsi yang keliru si masyarakat tentang profesi keperawatan di Indonesia. Persepsi keliru itu terjadi karena kesalahan informasi yang mereka terima dan kenyataan di lapangan. Kondisi ini didukung pula dengan kebudayaan dan kebiasaan-kebiasaan perawat seperti mengambilkan stetoskop, tissue untuk para dokter. Masih banyak para perawat yang tidak percaya diri ketika berjalan <span> </span>dan berhadapan dengan dokter. Paradigma ini harus dirubah, <span style="color: black;">mengikuti perkembangan keperawatan dunia. Para perawat menginginkan perubahan mendasar dalam kegiatan profesinya. Kalau tadinya hanya membantu pelaksanaan tugas dokter, menjadi bagian dari upaya mencapai tujuan asuhan medis, kini mereka menginginkan pelayanan keperawatan mandiri sebagai upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 45pt;">Institusi pendidikan keperawatan sangat bertanggungjawab dan berperan penting dalam rangka melahirkan generasi perawat yang berkuwalitas dan berdedikasi. Pemilik dan pengelola insititusi pendidikan keperawatan <span> </span>yang sama sekali tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang keperawatan baik secara disiplin ilmu atau profesi dapat menjadi penyebab rendahnya mutu lulusan dari pendidikan keperawatan yang ada. Hal ini dapat di ukur dengan kalah bersaingan para Perawat Indonesia bila di bandingkan dengan negara-negara lain seperti Philipina dan India. Pemicu yang paling nyata adalah karena dalam system pendidikan keperawatan kita masih menggunakan “Bahasa Indonesia”sebagai pengantar dalam proses pendidikan. Hal tersebut yang membuat Perawat kita kalah bersaing di tingkat global.Disisi lain dengan berkembangnya pola pelayanan kesehatan di Indonesia memberikan kesempatan pada perawat untuk memperluas peran dan fungsinya, sehingga perlu ditunjang dengan latar belakang jenjang pendidikan tinggi dalam bidang keperawatan termasuk pendidikan spesialistik, sehingga mampu bekerja pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan. </div><div style="text-align: justify; text-indent: 45pt;"><span style="color: black;">Isu hangat di berbagai pertemuan keperawatan baik regional maupun nasional adalah isu tentang jasa keperawatan. Hal ini merupakan kebutuhan mendesak, karena dapat menimbulkan dampak serius, seperti penurunan mutu pelayanan, meningkatnya keluhan konsumen, ungkapan ketidakpuasan perawat lewat unjuk rasa dan sebagainya. Isu ini jika tidak ditanggapi dengan benar dan proporsional dikhawatirkan dapat menghambat upaya melindungi kepentingan pasien dan masyarakat yang membutuhkan jasa pelayanan kesehatan, menghambat perkembangan rumah sakit serta menghambat upaya pengembangan dari keperawatan sebagai profesi. Hal ini juga terkait dengan kesiapan Indonesia menghadapi AFTA 2003. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Menurut Muhammad (2005) dan kompas (2001), Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tenaga perawat yang menganggur , antara lain :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="color: black;"><span>1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black;">Mengembangkan praktik mandiri keperawatan secara berkelompok maupun individu untuk konsultasi, melakukan kunjungan rumah, hospice care untuk pasien terminal</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="color: black;"><span>2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black;">Perawat<span> </span>bisa bekerja di perusahaan untuk menjaga kesehatan pekerja dan kecelakaan kerja</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="color: black;"><span>3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black;">Perawat dapat melakukan dan terlibat secara aktif dalam melakukan riset dan penelitian di bidang keperawatan</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="color: black;"><span>4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black;">Pemerintah memfasilitasi dan menggalakkan penempatan tenaga perawat di luar negeri bagi perawat yangmemenuhi kualifikasi.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="color: black;"><span>5.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black;">Memberi sangsi kepada rumah sakit<span> </span>atau institusi pelayanan kesehatan yang memberikan gaji di bawah standar.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pada akhirnya keperawatan yang bermutu adalah suatu bentuk pelayanan yang mampu memenuhi kebutuhan dan kepuasan pasien sebagai pelanggan. Untuk mencapainya Perawat dapat memulai dari dirinya sendiri, Perawat<span> </span>harus bekerja sesuai standar praktek pelayanan keperawatan sesuai wewenang dan tangung jawabnya, selalu berupaya mengembangkan diri melalui pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan serta sistem jenjang karir.<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">Referensi :</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;">Kompas. (2001). <i>Nasib Perawat : Pendidikan Rendah, Gaji Rendah</i>, Diperoleh tanggal 12 April 2007 dari <a href="http://www.kompas.com/kompas"><span style="color: windowtext;">http://www.kompas.com/kompas</span></a>.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;">Kompas. (2001). <i>Diskusi Era Baru Profesi Keperawatan : Perawat Menjadi Mitra Sejajar Dokter.</i> Diperoleh tanggal 12 April 2007 dari<span> </span>http://www.kompas.com/kompas</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;">Muhammad, SM. (2005). <i>Jadi Perawat ? Ogah Ah</i>. Diperoleh tanggal 12 April 2007 dari</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;">http://www.inna-ppni.or.id/index.php</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;">Muhammad, SM. (2005). <i>Reformasi Keperawatan</i>. Diperoleh tanggal 12 April 2007 dari http://www.inna-ppni.or.id/index.php</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;">Munadi, R. (2006). <i>Seratus Ribu Perawat Di Ri Nganggur !.</i> Diperoleh tanggal 12 April 2007 dari <a href="http://perawatoverseas.blogspot.com/"><span style="color: windowtext;">http://perawatoverseas.blogspot.com</span></a></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;">Pusdiknakes. (2001). <i>Kemandirian Dan Profesionalisme Perawat Dalam Praktik Keperawatan</i>. Diperoleh tanggal 12 April 2007 dari http://www.pusdiknakes.or.id/new</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;">Sugiharto (2005). Antisipasi Perencanaan Tenaga Kesehatan Guna Mendukung Indonesia Sehat 2010, Diperoleh tanggal 14 April 2007 dari <a href="http://www.twnagakesehatan.or.id/artikel_detail"><span style="color: windowtext;">http://www.twnagakesehatan.or.id/artikel_detail</span></a></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;">Yusuf, S. (2006). Maraknya Pendirian Institusi Kesehatan. Diperoleh tanggal 14 April 2007 dari http://inna-ppni.or.id/html</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><br />
</div><a href="http://nursingbegin.com/"></a>Suhardihttp://www.blogger.com/profile/02077185241004712710noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1299833681263324372.post-82348026811199523272011-07-13T23:08:00.000+07:002011-07-13T23:08:12.444+07:00Kanker ParuLatar belakang<br />
Kanker paru merupakan kanker kedua yang paling sering pada laki – laki, dan penyebabkan kematian akibat kanker baik pada laki – laki dan wanita ( 32%). Diperkirakan 169,400 kasus baru pada tahun 2002 telah didiagnosa, yang merupakan 14 % dari semua kanker . Setiap tahun kanker primer dari paru terjadi pada 94.000 laki – laki dan 78.000 pada wanita di Amerika Serikat , 86% dari keseluruhannya meninggal setlah 5 tahun . hal ini membuat kanker paru menjadi penyebab kematian tertinggi pada pria dan wanita untuk segala jenis ras . Kejadian kanker juga berkisar antara 55 dan 65 tahun . Kematian kanker paru sekitar 31% dari semua kejadian kanker pada pria dan sekitar 25% dari seluruh kejadian kanker pada wanita. Diperkirakan sekitar 171.500 kasus baru dari kanker paru didiagnosa di Amerika Serikat pada tahun 1998 . Kematian akibat kanker paru di AS sekitar 160.100 kematian setiap tahunnya , angka ini menjadikan kanker paru sebagai penyebab kematian tertinggi akibat kanker di Amerika dan juga di Eropa. Penyakit kanker paru digambarkan sebagai suatu pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel paru. Kanker dapat menyebabkan kematian dengan cara penekanan kanker terhadap organ – organ yang disekitarnya, dan juga dengan cara menyebar ke tempat yang jauh melewati darah , limfe dan permukaan. Biasanya gejala tumor paru tidak akan muncul pada stadium awal tetapi akan muncul pada stadium akhir sehingga penyakit kanker paru sering terdiagnosa pada pemerikasaan medis yang lain, biasanya pemerikasaan tersebut memerlukan foto thorax ataupun CT scan thorax. Penyakit kanker paru merupakan penyebab kematian yang sering di amerika serikat faktor yang sangat berperan adalah rokok , penangannya didasarkan pada struktur histology dari kanker itu. Tindakan pembedahan sangat dianjurkan pada kanker tipe tertentu.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;"><br />
</div><br />
Definisi<br />
Kanker paru digolongkan sebagai penyakit yang ditandai dengan tidak terkendalinya pertumbuhan sel paru. Kanker paru dapat membunuh dengan cara melakukan invasi yang bersifat merusak ke jaringan atau organ disekitarnya yang masih sehat atau menyebar ke bagian tubuh yang jauh melalui darah , limfa , dan permukaan serus . Sifat sel kanker yang tidak normal ini sering dihubungkan dengan mutasi genetik , translokasi kromosom , dan sekresi hormon serta enzim yang tidak normal. Setiap kanker paru memiliki bentuk klinis yang berbeda – beda.<br />
<br />
Epidemiologi<br />
Kanker paru merupakan salah satu keganasan organ viseral yang paling banyak dan umum ditemukan, tercatat dimana sepertiga dari seluruh kematian karena kanker disebabkan oleh kanker paru dan merupakan kanker yang paling banyak berhubungan dengan kematian karena kanker pada kedua jenis kelamin baik pria maupun wanita. Di Amerika Serikat tercatat angka insidennya 172.000 kasus baru per tahun. Kanker merupakan salah satu kanker yang paling letal di dunia, tercatat 3 juta kematian disebabkan karena kanker paru. Akhir-akhir ini terjadi penurunan angka insidens pada laki-laki sebaliknya terjadi peningkatan insidens pada wanita dimana meningkatnya kasus baru kanker paru tipe NSCLC (non-small cell lung cancer) secara relatif pada wanita muda yang bukan perokok.<br />
<br />
Patofisiologi<br />
Kebanyakan dari teori – teori tentang karsinogenesis melibatkan tiga langkah penting yaitu inisiation, promotion dan progression. Begitu juga pada patofisiologi terjadinya kanker paru. Inisiation Inisiasi diawali dengan kerusakan atau mutasi dari DNA yang terjadi ketika sel – sel tubuh kita terpapar oleh berbagai zat ( seperti kimia , virus , radiasi ) selama replikasi DNA (transkripsi ) . Dalam kondisi normal , enzym akan mendeteksi kerusakan dalam proses transkripsi dan memperbaikinya, tetapi kadang kerusakan ini tidak terdeteksi. Ketika kerusakan ini berhasil dideteksi maka akan terjadi proses perbaikan dan menghentikan pembelahan berikutnya , tetapi apabila kerusakan itu tidak berhasil dideteksi maka akan menjadi mutasi yang permanen . Promotion Promosi ini melibatkan promoters ( paparan yang menyebabkan mutasi ) dapat terjadi segera setelah inisiasi atau beberapa tahun berikutnya , pada kejadian kanker paru promoters yang paling sering adalah nikotin pada rokok, yang mampu mengubah fungsi dari sel , respon dari sel terhadap hormon pertumbuhan , dan komunikasi antar sel . Progression Para ahli percaya tahap ini merupakan tahap yang paling bebahaya, dimana akan meng-invasi, metastase , dan menjadi resisten terhadap obat . tahap ini bersivat irreversible.<br />
<br />
Etiology<br />
Merokok sampai saat ini merupakan faktor resiko utama dari kanker paru , sekitar 87% kanker paru diperkirakan disebabkan karena merokok dan sisanya dari perokok pasif. Semakin lama seseorang terpapar dengan rokok maka semakin besar resiko menderita kanker paru. Para perokok pasif ( secondhand smoker ) juga beresiko menderita kanker paru sebesar 30% dari orang yang tidak merokok. Asbes juga dikatakan menjadi salah satu faktor resiko terjadinya kanker paru dimana , para pekerja yang bergerak dibidang asbes dikatakan mempunyai resiko sebesar 7 kali lebih besar menderita kanker paru ,terpapar oleh asbes merupakan faktor resiko yang paling penting dari terjadinya kanker paru . Asbes dihubungkan sebagai penyebab keganasan pada mesotel atau mesotelioma. Kanker jenis ini berhubungan dengan tumor pada pleura dan bukan tipe dari kanker paru. Paparan asbes meningkatkan resiko terjadinya kanker paru terutama pada perokok, resikonya 3 kali lebih besar jika dibandingkan hanya dengan merokok saja. Sehingga resiko terjadinya kanker paru pada perokok yang terpapar asbes meningkat menjadi 90 kali lipat. Radiasi- Radon merupakan produk zat dari uranium 228 dan radium 226. menghirup gas radon dapat menyebabkan terjadinya kanker paru, dikatakan radon menjadi penyebab terjadinya kanker sebesar 5% dari semua kejadian kanker paru di United Kingdom , dimana berdasakan meta analisi dikatakan bahwa dosis radon yang dapat menimbulkan faktor resiko sebesar 150 Bq/m3. Polusi udara-polusi udara juga menjadi salah satu penyebab terjadinya kanker paru , termasuk diantaranya adalah hasil pembakaran dari batu bara dan kayu bakar dan hidrokarbon dari minyak goreng panas, dibeberapa kota di dunia dikatakan polusi udara bisa menyebabkan terjadinya kanker paru walaupun resikonya lebih kecil daripada merokok Silica- Beberapa studi kohort mengatakan bahwa pada orang dengan silicosis memiliki peningkatan ratio terhadap terjadinya kanker paru antara 2 sampai 4 kali lebih besar. Faktor keturunan- Salah satu studi dari case-control menyebutkan bahwa resiko terjadinya kanker paru pada mereka yang merokok dengan riwayat keluarga menderita kanker paru jauh lebih besar dari mereka yang merokok pada kelompok kontrol studi yang lainnya di iceland juga dikatakan bahwa resiko terjadinya kanker paru menjadi dua kali lebih besar pada sibling atau orang tua menderita kanker paru. Makanan- Dimana dikatakan faktor makanan juga menjadi salah satu faktor resiki terjadinya kanker paru , dimana rendahnya mengkonsumsi makanan yang mengandung ß- karoten dapat menyebabkan terjadinya kanker paru<br />
<br />
Patology<br />
Berdasarkan kriteria WHO 1999 ada 4 jenis sel kanker paru berdasarkan histologisnya yaitu karsinoma sel skuamus, adenokarsinoma, kanker tipe sel besar, dan kanker tipe sel kecil.Untuk memudahkan pembagian jenis sel kanker tersebut dilakukan pembagian sel kanker berdasarkan klinis dan tujuan terapinya yaitu kanker paru tipe sel kecil (SCLC) dan kanker paru tipe bukan sel kecil (NSCLC).<br />
<br />
Kanker paru tipe sel kecil<br />
Kanker paru tipe sel kecil atau small cell lung cancer (SCLC) meliputi 15% dari seluruh kanker paru. SCLC ini terdiri dari beberapa subtipe histologi yaitu sel oat, sel poligonal, limfositik dan sel spindel. Lokasi yang paling sering adalah pada daerah sentral atau hilus (95%) sedangkan sisanya di daerah perifer (5%). Pasien dengan SCLC biasanya telah menunjukkan berbagai gejala dan tanda penyakit pada saat SCLC didiagnosis. Penurunan kondisi klinis yang cepat pada seseorang yang terdapat massa di daerah thorax ini dapat mengindikasikan adanya SCLC. Metastase SCLC biasanya melalui jalur peredaran darah ke otak, sumsum tulang dan hati. Effusi pleura sering terjadi pada SCLC. Sering kambuh pada tempat yang baru setelah radioterapi atau kemoterapi. SCLC dihubungkan dengan sindrom paraneoplastik seperti SIADH, Hiperkoagulasi, sindrom ACTH ektopik, sindrom myastenia dan hiperkalsemia. Kanker paru tipe bukan sel kecil<br />
Kanker paru tipe bukan sel kecil atau non-small cell lung cancer (NSCLC) dibagi atas tiga variant yaitu karsinoma sel skuamosa, adenokarsinoma dan kanker sel besar yang dikelompokkan menjadi satu karena memiliki persamaan dalam presentasi tumor, terapi dan perjalanan alamiahnya. Karsinoma sel skuamosa merupakan 30% dari kanker paru lebih sering terjadi di perifer dan secara klinis biasanya terlokalisasi pada tempatnya dan kekambuhan setelah operasi maupun radiasi atau kemoterapi biasanya pada tempat yang sama. Karsinoma sel skuamosa ini dihubungkan dengan sindrom paraneoplastik seperti hiperkalsemia dan hiperkoagulasi. Adenokarsinoma dan kanker sel besar meliputi 60% kanker paru dimana keduanya sering berlokasi di perifer namun adenokarsinoma dapat juga terjadi di sentral. Secara klinis pasien dengan adenokarsinoma biasanya menunjukkan gambaran nodul di perifer dan biasanya telah mengalami metastase regional. Adenokarsinoma dan kanker sel besar memiliki perjalanan penyakit dan penyebaran yang sama yaitu melalui aliran darah paling banyak ke tulang, hati dan otak. Kedua kanker ini berhubungan dengan sindrom paraneoplastik seperti hipertropikosteoartropati, hiperkoagulasi, hiperkalsemia, dan ginekomastia (kanker sel besar). Gambaran adenokarsinoma khas dengan bentuk formasi glandular dan cenderung kearah pembentukan konfigurasi papilar biasanya membentuk musin sering tumbuh dari bekas kerusakan jaringan paru ( scar ), dengan petanda tumor CEA ( Carsinoma Embrionic Antigen ). Gejala Klinis Pada satu populasi 1539 kanker paru dari new Hampshire and Vermont hanya 2% ( 28 pasien ) yang asimptomatis , kebanyakan dari penderita yang asimptomatis ini terdiagnosa setelah dilakukan pemerikasaan rontgen , pada dasarnya gejala tumor paru ini dibagi menjadi 3 kategori berdasarkan gejala lokal yang timbul , penyakit metastatis dan sindrome paraneoplastik. Kebanyakan manifestasi yang muncul berupa gejala lokal dan metastase sedangkan paraneoplastik sindrome jarang bermanifestasi<br />
<br />
Gejala lokal<br />
Gejala yang umunya terjadi pada penderita kanker paru adalah batuk , dimana terjadi pada hampir 45%-75% dari semua pasien dan biasanya berhubungan dengan produksi sputum , produksi sputum yang banyak dinamakan bronchorhea , terjadi pada sekitar 15% pasien dengan carcinoma sel bronkoalveolar. Bronchorea sangat jarang terjadi pada subtipe yang lain. Sesak terjadi pada sepertiga sampai setengah dari seluruh pasien kanker paru. Ini juga merupakan gejala yang nonspesifik dan berhubungan dengan penyakit COPD. Sulit bernafas pada pasien kanker paru mungkin berhubungan dengan banyak faktor , termasuk obstruksi saluran nafas , obstruksi pneumonitis atau atelektasis , penyebaran limfangitis , efusi pleura dan perikardial atau penyakit tromboemboli. Hemoptisis juga dilaporkan pada 27% - 57% dari pasien kanker paru . walaupun bronkhitis masih menjadi penyebab yang paling sering dari hemoptisis, tetapi kanker paru terdiagnosa pada 19% - 29% semua pasien yang mengalami gejala hemoptisis, pada kasus tersebut jumlah darah yang bercampur dengan dahak jumlahnya sedikit. Nyeri dada terjadi pada seperempat sampai setengah pasien . Beberapa pasien mengalamai nyeri yang intermiten pada hemithorax dimana tumor itu berada, hal ini tidak menunjukan terjadinya invasi ke struktur yang berada didekatnya, tetapi pada nyeri yang berat dan persisten menunjukan adanya invasi kanker ke dinding dada atau mediastinum, dan sering dihubungkan dengan rib erosion. Whezing yang unilateral jarang terjadi , tetapi ketika hal tersebut terjadi harus dicurigai adanya bronkogenik karsinoma yang menyebabkan obstruksi saluran nafas. Obstruksi trakea mungkin akan menimbulkan stridor. gejala ini selalu berhubungan dengan dispneu yang berat. Penurunan berat badan juga telah dilaporkan pada 8%-68% dari semua kanker paru, ini merupakan gejala yang bersifat lokal ,metastase atau sindrom paraneoplastik. Kebanyakan penurunan berat badan pada kanker paru menunjukan adanya prognostik yang buruk<br />
<br />
Penyakit Metastase<br />
Sekitar 70% pasien dengan kanker paru muncul dengan gejala – gejala yang menunjukan adanya metastase intrathorax atau extrathorax. Efusi pleura umumnya disebabkan oleh penyebaran tumor ke pleura. Efusi perikardial juga dapat terjadi pada penyebaran kanker ke perikardium dan epikardium. Serak , pada kanker paru disebabkan oleh penekanan nervus rekuren laring , hal ini dilaporkan pada 2% sampai 18% kasus. Hal ini kebanyakan terjadi pada tumor sebelah kiri , karena nervus rekuren berjalan mengelilingi arkus aorta. Vena cava superior sindrom mungkin timbul dari penekanan atau invasi vena besar oleh kelenjar limenodus di mediastinum atau oleh tumornya sendiri. Hal ini paling sering disebabkan oleh karsinoma tipe sel kecil. Gejala dari sindrom vena cava superior termasuk sakit kepala, dengan perasaan penuh dikepala dan sesak nafas. Tanda fisik yang biasa ditemukan seperti bengkak pada wajah atau extremitas atas, plethora, pelebaran vena leher. Sindrom vena cava superior ditemukan pada 4% dari 2000 pasien kanker paru. Brachial plexopathy sering disebabkan oleh tumor di atas sulkus superior paru, yang sering disebut dengan pancoast tumor , gejala yang muncul berupa perasaan nyeri pada daerah yang dipersarfi oleh C-8, T-1 dan T-2, sindrom horner (enophthalmos, ptosis, miosis, and facial anhidrosis), kerusakan pada tulang iga , dan atropi otot tangan, nyeri bahu dan kelemahan kelopak mata. Biasanya keluhan sindrom horner dan sindrom pancoast terjadi secara bersamaan. Organ yang paling sering terlibat pada metastase jauh dari kanker paru adalah otak , tulang liver , kelenjar adrenal dan kulit. Kanker paru dapat bermetastase ke tulang, terutama tulang belakang , dapat juga bermetastase ke hati yang menimbukan gejala lemah dan penurunan berat badan . sakit kepala ,mual , muntah, gejala fokal neurologik. kejang merupakan tanda adanya metastase ke otak<br />
<br />
Sindrom Paraneoplastik (Non Metastase)<br />
Gejala yang ketiga adalah, yang menunjukan adanya manifestasi sistemik yang non metastase (sindrom paraneoplastik) , gejala ini muncul akibat adanya produksi substansi yang aktif oleh tumor paru itu sendiri atau respon tubuh sendiri terhadap tumor. Secara klinis gejala ini muncul pada 10-20% pasien dengan kanker paru. Gejalanya bersifat sistemik seperti terjadinya penurunan berat badan , anoreksia, demam. Pada hematologi ditemukan adanya anemia , lekositosis. Pada sistem neurologi ditemukan adanya demensia , ataksia , tremor dan neuropati perifer. Pada sistem endokrin yang paling sering ditemukana adalah adanya sekresi yang berlebihan dari hormon paratiroid ( hiperkalsemia).<br />
<br />
Diagnosis<br />
Kebanyakan dari kasus kanker paru ditegakkan dari hasil temuan foto rontgen thorax .Definit diagnosa dari kanker paru mungkin ditegakkan dengan pemeriksaan sitologi jaringan yang diperoleh dari tumornya sendiri. Teknik diagnostik spesifik adalah sitologi sputum , bronkoskopi fiberoptik , biopsi pleural dan analisis cairan, fine needle aspiration (FNA), mediastinoscopy, dan thorakotomi. Semua pasien dengan kanker paru seharusnya dilakukan pemerikasaan CT-Scan thorax, dengan kontras bila mungkin. MRI juga dapat dilakukan apabila dicurigai telah terjadi invasi ke pembuluh darah, bone scan dilakukan apabila terdapat kecurigaan metastase ke tulang.<br />
<br />
Deteksi dini kanker paru<br />
Langkah pertama adalah secara radiologis dengan menentukan apakah lesi intratorakal tersebut jinak atau ganas. Bila fasilitas ada , dengan teknik positron emission tomografi (PET) dapat dibedakan kedua jenis kanker tersebut. Kemudian tentukan letaknya apakah sentral atau perifer, yang bertujuan menentukan cara pengambilan jaringan tumor. Pada foto thorax PA dan lateral dapat dilihat adanya gambaran massa di daerah hilus atau parahiler atau apeks, lesi parenkim, obstruksi, kolaps di daerah peripleura dan pembesaran mediastinum. Pemeriksaan CT-scan dada lebih sensitif dibandingkan dengan foto dada PA karena dapat mendeteksi massa ukuran 3 mm. MRI biasanya dilakukan untuk mengetahui adanya penyebaran tumor ke tulang belakang. Pemeriksaan Bone scanning juga dilakukan untuk mengetahui adanya metastasis tumor ke tulang. Zat radioaktif yang dialirkan pada pembuluh darah yang melayani tulang yang dicurigai telah mengalami metastasis akan diserap oleh sel kanker yang kemudian di scan akan memperlihatkan gambaran berbeda dari sel normal sekitarnya.<br />
<br />
Pemeriksaan sitologi<br />
Pemeriksaan sitologi dilakukan dengan pemeriksan sitologi sputum terutama pada kasus tumor paru yang menginvasi saluran nafas dengan gejala batuk. Dalam pemeriksaan mikroskopis akan ditemukan gambaran sel-sel kanker dalam sputum. Pemeriksaan ini tidak invasif. Pada kanker yang letaknya sentral pemerikasaan sputum yang baik dapat memberikan hasil yang positif sampai 67%-85% pada kasrsinoma sel skuamosa, dan saat ini sedang dikembangkan pemerikasaan menggunakan immune staining dengan Mab dengan antibody 624H12 untuk antigen SCLC dan antibody 703D4 untuk antigen NSCLC, laporan dari National Cancer Institute menyatakan teknik ini memberikan hasil 91% sensitive dan 88% spesifik.<br />
<br />
Pemeriksaan Histopatologi<br />
merupakan standar baku penegakan diagnosis kanker paru. Pengumpulan bahannya dapat melalui bronkoskopi, biopsi transtorakal, torakoskopi, mediastinoskopi dan torakotomi. Hasil pemeriksaan dapat mengklasifikasikan tipe kanker. SCLC ditandai dengan gambaran yang khas dari sel kecil mirip gandum dengan sitoplasma yang sedikit dalam sarang-sarang atau kelompok tanpa organisasi skuamosa atau glandular. Pada karsinoma sel skuamus ditandai dengan variasi sel-sel neoplasma yang berkeratin yang berdiferensiasi baik sampai dengan tumor anaplastik dengan beberapa fokus diferensiasi. Pada adenokarsinoma ditandai dengan sel-sel kanker berbentuk sel kelenjar dengan produksi musin dan dikelilingi dengan jaringan desmoplastik di sekitarnya. Sedangkan pada karsinoma sel besar menunjukkan gambaran histologi yang aneh dan tidak khas selain ketiga jenis lainnya, bisa dalam bentuk skuamosa dan glandular dengan diferrensiasi buruk dengan sel datia, sel jernih dan varian sel berbentuk kumparan di dalamnya. Teknik pengumpulannya dapat dilakukan dengan beberapa cara<br />
<br />
Pemerikasaan serologi<br />
Beberapa petanda kanker paru yang dipakai sebagai penunjang diagnosis yaitu CEA (carcinoma embryonic antigen), NSE (neuron-spesific enolase) dan Cyfra 21-1(Cytokeratin fragment 19).<br />
<br />
Staging kanker paru<br />
Staging kanker paru menggunakan sistem TNM yaitu T untuk tumor primernya, N untuk terlibatnya kelenjar limfe dan M untuk adanya metastase jauh., sistem TNM ini biasanya digunakan pada jenis kanker bukan sel kecil ( NSCLC) sedangkan pada kanker tipe sel kecil biasa ditemukan dengan gambaran metastase yang jelas sehingga prognosisnya tidak diperngaruhi oleh besar kecilnya tumor. Sistem yang sering digunakan adalah limited stage disease dan extensive stage disease: Staging pada kanker tipe bukan sel kecil (NSCLC ) I a : T1 N0 M0 b : T2 N0 M0 II a : T1 N1 M0 b : T2 N1 M0 ; T3 N0 M0 III a : T3 N1 M0 ; T1-3 N2 M0 b : T1-4 N3 M0 ; T4 N1-3 M0 IV : T1-4 N1-3 M1 Keterangan : Tx : tumor tidak dapat ditentukan, sel tumor ada dalam pemeriksaan sputum tapi tidak ada pada foto dada. T0 : tidak ada tumor primer Tis : karsinoma in situ T1 : tumor diameter <> T2 : tumor diameter ≥3 cm terdapat atelektasis pada distal hilus T3 : tumor ukuran apapun yang meluas ke pleura, diding dada, diafragma, Perikardium, <> T4 : tumor ukuran apapun dengan invasi ke mediastinum dan adanya effusi pleura maligna Nx : terlibatnya KGB tidak dapat ditentukan N0 : tidak ada KGB yang terlibat N1 : metastase KGB bronkopulmoner atau ipsilateral hilus N2 : metastase KGB mediastinal atas sub karina N3 : metastase KGB mediastinal kontralateral atau hilus atau skalenus atau Supraklavikula M0 : tidak ada metastase jauh M1 : ada metastase jauh<br />
<br />
Staging kanker tipe sel kecil<br />
Limited stage disease Stage ini menunjukan adanya gambaran tumor yang terbatas pada hemithorax dari tumor itu berasal ,mediastinum , KGB supraklavikula yang bisa dicakup oleh sinar radiasi (tolerable radiation therapy port), tidak ada definisi yang universal untuk terminologi tersebut.<br />
Extensive stage disease Pada stage ini tumor terlalu luas untuk digolongkan dalam limited stage disease, pasien dengan metastase(M1) digolongkan pada stage ini.<br />
<br />
Penatalaksanaan Penatalaksanaan dari kanker paru berupa pembedahan, radioterapi, kemoterapi, atau kombinasi .Terapi dari kanker paru sangat ditentukan dari jenis sel kanker dan stadium kanker tersebut.<br />
<br />
PembedahanPembedahan merupakan tindakan yang bisa dilakukan pada NSCLC, lobektomi umumnya dilakukan dalam penanganan pasien NSCLC stage I dan II, cara ini dapat menghilangkan semua penyakit dengan tetap memperhatikan fungsi paru, pneumektomi juga dapat dilakukan pada tumor proksimal yang luas, sleeve resection juga bisa dilakukan pada tumor karina yang lebih dari 2 cm, Teknik VATS (video-assisted thoracoscopic surgery )juga dapat dilakukan pada pasien dengan kanker paru , merupakan teknologi yang paling mutahir pada saat ini, meminimalisasi teknik invasi yang mampu menurunkan morbiditas pembedahan, termasuk nyeri pasca operasi. VATS dapat dilakukan sebagai tindakan diagnostik dan terapi, dan sebagai teknik reseksi segmental dan luas pada penderita NSCLC. Terapi pembedahan pada pasien NSCLC stage I dan II mempunyai angka keberhasilan yang bervarisi dimana 50% pasien NSCLC stage I dan 30% pasien NSCLC stage II mampu bertahan selama 5 tahun.<br />
<br />
Radioterapi<br />
Terapi radiasi dilakukan pada penanganan kanker tipe NSCLC yang tidak bisa dilakukan tindakan pembedahan, dan pada penanganan post operative dengan reseksi (Stage II). Terapi radiasi juga digunakan sebagai terapi alternative utama pada pembedahan pasien dengan teknik reseksi, selain itu juga dapat digunakan pada terapi paliatif dengan komplikasi (sindrom vena cava superior, dll). Pasien yang melakukan terapi ini adalah pasien yang tua, menolak tindakan pembedahan , dan mempunyai faktor komorbid yang signifikan. Radiasi dapat dilakukan sebelum operasi untuk mengecilkan tumor atau setelah operasi apabila diperlukan. Pada penelitian dengan 347 penderita kanker paru NSCLC stage I dengan terapi radiasi , yang mampu bertahan selama 5 tahun adalah 27% dan sisanya rata – rata hanya mampu bertahan selama 27,5 bulan.<br />
<br />
Kemoterapi<br />
Kemoterapi merupakan terapi dengan menggunakan obat anti kanker yang diberikan secara oral maupun intravena , obat anti kanker ini akan mencapai jaringan tubuh melalui sistemik ,sehingga sering digunakan pada pasien dengan metastase yang luas, kemoterapi digunakan pada penanganan kanker tipe SCLC. Kemotherapi digunakan sebagai terapi baku pada NSCLC mulai dari pasien dengan stage IIIA dan untuk pengobatan paliatif, kemotherapi adjuvant diberikan mulai dari stage II cara pemberian setelah terapi definitif berupa pembedahan, radiotherapy atau kombinasi keduanya. Sedangkan kemoterapi nonadjuvan diberikan mulai dari stage II dimana terapi definitive seperti pembedahan dan radioterapi diberikan diantaranya. Ada juga pemberian kemoterapi bersama dengan radioterapi yang disebut dengan kemoradioterai konkomitan, dimulai dari stage III. Obat anti kanker ini selain membunuh sel kanker juga dapat merusak sel tubuh yang normal efek samping yang mungkin muncul pada pemberian obat anti kanker adalah mual ,muntah ,menurunnya nafsu makan, kerontokan rambut, dan timbulnya sariawan, beberapa obat juga dilaporkan dapat menimbulkan gejala diare. Selain itu juga dapat merusak produksi sel darah merah di sumsum tulang, sehingga dapat terjadi leukopenia dan menimbulkan infeksi ,perdarahan minor, perasaan lemah. Cisplatin dan carboplatin digunakan bersama dengan etoposide agar menimbulkan efek yang optimal pada terapi SCLC beberapa obat yang baru pada saat ini seperti gemcitabine, paclitaxel, vinorelbine, topotecan, and irinotecan menunjukan hasil yang menjanjikan pada SCLC. Immunoterapi Pada dasarnya kanker paru dapat terjadi penurunan respon immun, sehingga pada pasien kanker paru memungkinkan untuk diberikan peptide vaccine therapy ,yang bertujuan untuk meningkatkan respon immune yang dapat membunuh sel kanker itu sendiri. Hal ini telah dicoba pada pasien penderita SCLC. Hasilnya dapat meningkatkan five year survival rate dari 34% menjadi 75% dibandingkan kelompok Kontrol.<br />
<br />
Prognosis<br />
Prognosis pasien dengan kanker paru dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor klinis dan faktor histopatologi. A. Faktor klinis meliputi : 1. Adanya gejala dan tanda yang masif dan jelas. Gejala dan tanda yang masif dan jelas dari adanya tumor seperti batuk, batuk darah, nyeri dada dan sesak memberikan prognosis yang lebih buruk dibandingkan yang asimptomatik. Dengan survival rate dalam lima tahun 41% berbanding 72%. 2. Keadaan umum. Keadaan umum pasien mempengaruhi prognosis dimana pasien dengan keadaan umum yang lebih baik memiliki prognosis lebih baik. Dengan survival rate selama lima tahun 7% lebih tinggi pada yang keadaan umum baik dibandingkan dengan keadaan umum yang buruk. 3. Umur. Umur lebih tua memiliki prognosis yang lebih buruk dibandingkan penderita umur muda. 4. Jenis kelamin. Laki-laki dengan kanker paru memiliki prognosis yang lebih buruk dibandingkan perempuan dengan perkecualian pada Adenocarcinoma. B. Faktor histopatologi meliputi : 1. Status atau ukuran tumor. Semakin besar ukuran tumor prognosis pasien semakin buruk. T1 memiliki survival rate dalam lima tahun sebesar 67-83%. T2 sebesar 50-65%. 2. Status kelenjar getah bening. Terlibatnya kelenjar getah bening pada pasien kanker paru memperburuk prognosis pasien. Dengan perbandingan survival rate selama lima tahun pada N1, N2 dan N3 sebesar 45% : 31% : 23%. 3. Status metastasis. Adanya metastase jauh sel kanker memperburuk prognosis pasien. Dengan survival rate selama lima tahun antara M0 berbanding M1 sebesar 50% : 14%. 4. Subtipe histologi. Kanker paru tipe SCLC memiliki prognosis yang lebih buruk dibandingkan dengan NSCLC. Sedangkan di antara karsinoma sel skuamus , Adenocarcinoma dan kanker sel besar memiliki prognosis yang bervariasi. 5. Diferensiasi tumor. Tumor dengan diferensiasi buruk memiliki prognosis yang lebih buruk dibandingkan dengan tumor yang berdiferensiasi dengan baik. Dengan perbandingan survival rate selama lima tahun antara diferensiasi baik berbanding diferensiasi buruk yaitu 87% : 71%. 6. Invasi pembuluh darah dan pembuluh limfe. Adanya invasi tumor pada pembuluh darah dan limfe sekitarnya memberikan prognosis yang lebih buruk dengan survival rate selam lima tahun sebesar 54% dibandingkan dengan tanpa invasi sebesar 74%.<br />
<br />
REFERENCE<br />
<br />
AJCC Cancer Staging Handbook 6th Edition 2002: by Frederick L. Greene, David L. Page, Irving D. Fleming (Editor), April Fritz, Charles M. Balch By Springer Verlag B Copas, J Q Shi in: research fellow Reanalysis of epidemiological evidence on lung cancer and passive smoking. 2000 february 12. http://bmj.bmjjournals.comSuhardihttp://www.blogger.com/profile/02077185241004712710noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1299833681263324372.post-79266028061439732912011-07-13T23:03:00.000+07:002011-07-13T23:03:26.107+07:00ARTI SEBUAH KEHIDUPANsuatu hari..pernah kurenungi...<br />
adakah seorang insan yang mengerti..<br />
apakah arti kehidupan ini...<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
pernah kucari arti cinta sejati<br />
namun yang kutemui hanyalah mimpi..<br />
suatu mimpi kosong yang tak bertepi<br />
apakah salah hati ini<br />
ingin memiliki sebuah cinta sejati..<br />
<br />
apakah arti sebuah persahabatan sejati<br />
apakah itu juga sebuah mimpi..?<br />
jika benar, apalah arti semua ini..<br />
sudah banyak hari kujalani<br />
tanpa suatu tujuan yang pasti...<br />
<br />
semua seakan hanyalah ilusi..<br />
ilusi yang tiada memiliki arti<br />
<br />
namun akhirnya satu hal kusadari<br />
hanya Tuhan yang sungguh mengerti,<br />
tentang semua arti kehidupan ini..<br />
<br />
kekosongan hati ini<br />
tidak lagi diisi dengan benci..<br />
tak ada yang lebih murni<br />
dari kesucian cinta IlahiSuhardihttp://www.blogger.com/profile/02077185241004712710noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1299833681263324372.post-91820988027545814752011-07-10T17:42:00.001+07:002011-07-13T22:38:28.832+07:00Draft rancangan undang-undang keperawatan...silahkan teman sejawat pelajari dan renungkan.....<div style="text-align: justify;">Rancangan</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">NOMOR 20</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">TENTANG</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">PRAKTIK KEPERAWATAN</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Menimbang : a. bahwa pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">b. bahwa kesehatan sebagai hak asasi manusia harus diwujudkan dalam bentuk pemberian berbagai upaya kesehatan kepada seluruh masyarakat melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat; (?)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">c. bahwa penyelenggaraan praktik keperawatan merupakan bagian integral dari penyelenggaraan upaya kesehatan yang dilakukan oleh perawat berdasarkan kaidah etik, nilai-nilai moral serta standar profesi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">d. bahwa penyelenggaraan praktik keperawatan didasarkan pada kewenangan yang diberikan karena keahlian yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan kesehatan masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan globalisasi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">e. bahwa penyelenggaraan praktik keperawatan dan penyelesaian masalah yang timbul dalam penyelenggaraan praktik keperawatan, perlu keterlibatan organisasi profesi;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">f. bahwa untuk memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada penerima pelayanan kesehatan dan perawat diperlukan pengaturan mengenai penyelenggaraan praktik keperawatan;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">g. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e dan huruf f, perlu ditetapkan Undang-Undang tentang Praktik Keperawatan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mengingat : 1. Undang-Undang Dasar 1945; Pasal 20 dan pasal 21 ayat (1) (cek ulang di UUD 45)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">2. Undang-Undang No. 23, tahun 1992 tentang kesehatan.(di konsulkan ulang)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dengan Persetujuan Bersama</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">dan</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">MEMUTUSKAN :</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG PRAKTIK KEPERAWATAN</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">BAB I</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">KETENTUAN UMUM</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 1</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(1) Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(2) Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat melalui kolaborasi dengan sistem klien dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk praktik keperawatan individual dan berkelompok.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(3) Asuhan keperawatan adalah proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan baik langsung atau tidak langsung diberikan kepada sistem klien di sarana dan tatanan kesehatan lainnya, dengan menggunakan pendekatan ilmiah keperawatan berdasarkan kode etik dan standar praktik keperawatan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(4) Perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan keperawatan baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(5) Perawat terdiri dari perawat vokasional dan perawat profesional.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(6) Perawat vokasional adalah seseorang yang telah lulus pendidikan Diploma III Keperawatan dan Sekolah Perawat Kesehatan yang terakreditasi dan diakui oleh pejabat yang berwenang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(7) Perawat profesional adalah seseorang yang lulus dari pendidikan tinggi keperawatan dan terakreditasi, terdiri dari ners generalis, ners spesialis dan ners konsultan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(8) Ners generalis adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan Ners.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(9) Ners Spesialis adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan spesialis keperawatan 1.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(10) Ners Konsultan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan spesialis keperawatan 2.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(11) Registered Nurse disingkat RN adalah perawat profesional yang teregistrasi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(12) Licensed Practical Nurse disingkat LPN adalah perawat vokasional yang teregistrasi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(13) Konsil Keperawatan Indonesia adalah suatu badan otonom yang bersifat independen.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(14) Sertifikasi adalah proses pengakuan terhadap program pendidikan dan pelatihan keperawatan dalam menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan di seluruh Indonesia yang dilaksanakan oleh organisasi profesi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(15) Sertifikat kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap kemampuan seorang perawat untuk menjalankan praktik keperawatan di seluruh Indonesia setelah lulus uji kompetensi oleh konsil keperawatan. (?)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(16) Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap perawat yang telah memiliki sertifikat kompetensi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(17) Registrasi ulang adalah pencatatan ulang terhadap perawat yang telah diregistrasi setelah memenuhi persyaratan yang berlaku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(18) Surat Izin Praktik Perawat (SIPP) adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kepada perawat yang akan menjalankan praktik keperawatan setelah memenuhi persyaratan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(19) SIPP I adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Konsil Keperawatan kepada perawat vokasional yang telah memenuhi persyaratan</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(20) SIPP II adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Konsil Keperawatan kepada perawat profesional yang telah memenuhi persyaratan</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(21) Sarana pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(22) Klien dan atau pasien/klien dan atau pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada perawat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(23) Organisasi profesi adalah Persatuan Perawat Nasional Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(24) Kolegium keperawatan adalah kelompok perawat generalis dan perawat spesialisasi sesuai bidang keilmuan keperawatan yang dibentuk oleh organisasi profesi keperawatan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(25) Komite adalah badan kelengkapan konsil yang dibentuk untuk melaksanakan tugas-tugas konsil.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(26) Menteri adalah menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang kesehatan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">BAB II</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">ASAS DAN TUJUAN</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 2</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Praktik keperawatan dilaksanakan berasaskan Pancasila dan berlandaskan pada nilai ilmiah, etika dan etiket, manfaat, keadilan, kemanusiaan, keseimbangan dan perlindungan serta keselamatan penerima dan pemberi pelayanan keperawatan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 3</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pengaturan penyelenggaraan praktik keperawatan bertujuan untuk:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">a. memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada penerima dan pemberi jasa pelayanan keperawatan. (?)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">b. Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang diberikan oleh perawat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">BAB III</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">LINGKUP PRAKTIK KEPERAWATAN</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 4</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Lingkup praktik keperawatan adalah :</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">a. Memberikan asuhan keperawatan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam menyelesaikan masalah kesehatan sederhana dan kompleks.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">b. Memberikan tindakan keperawatan langsung, pendidikan, nasehat, konseling, dalam rangka penyelesaian masalah kesehatan melalui pemenuhan kebutuhan dasar manusia dalam upaya memandirikan sistem klien.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">c. Memberikan pelayanan keperawatan di sarana kesehatan dan tatanan lainnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">d. Memberikan pengobatan dan tindakan medik terbatas, pelayanan KB, imunisasi, pertolongan persalinan normal dan menulis permintaan obat/resep.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">e. Melaksanakan program pengobatan secara tertulis dari dokter.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">BAB IV</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">KONSIL KEPERAWATAN INDONESIA</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Bagian Kesatu</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Nama dan Kedudukan</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 6</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(1) Dalam rangka mencapai tujuan yang dimaksud pada Bab II pasal 3, dibentuk konsil keperawatan yang selanjutnya disebut Konsil Keperawatan Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(2) Konsil Keperawatan Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab kepada Presiden.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(3) Konsil Keperawatan Indonesia bersifat nasional dan dapat membentuk kantor perwakilan bila diperlukan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 7</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Konsil Keperawatan Indonesia berkedudukan di Ibu Kota Negara Republik Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Bagian Kedua</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Fungsi, Tugas dan Wewenang Konsil Keperawatan</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 8</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Konsil Keperawatan Indonesia mempunyai fungsi pengaturan, pengesahan, serta penetapan kompetensi perawat yang menjalankan praktik keperawatan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 9</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Konsil Keperawatan Indonesia mempunyai tugas:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">1. Melakukan uji kompetensi dan registrasi perawat;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">2. Membuat peraturan-peraturan terkait dengan praktik perawat untuk melindungi masyarakat..?(sebatas apa/aakah peraturan internal .?)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 10</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 Konsil Keperawatan Indonesia mempunyai wewenang :</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">a. Menyetujui dan menolak permohonan registrasi perawat;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">b. Mengesahkan standar kompetensi perawat yang dibuat oleh organisasi profesi keperawatan dan asosiasi institusi pendidikan keperawatan;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">c. Menetapkan ada tidaknya kesalahan yang dilakukan perawat;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">d. Menetapkan sanksi terhadap kesalahan praktik yang dilakukan perawat; dan</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">e. Menetapkan penyelenggaraan program pendidikan keperawatan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 11</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenang Konsil Keperawatan Indonesia serta pelaksanaannya diatur dengan Peraturan Konsil Keperawatan Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Bagian Ketiga</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Susunan Organisasi dan Keanggotaan</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 12</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(1) Susunan organisasi dan keanggotaan Konsil Keperawatan Indonesia terdiri dari :</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">a. Ketua</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">b. Sekretaris Eksekutif</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">c. Bendahara</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">d. Komite-komite</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(2) Komite sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas :</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">a. Komite Uji Kompetensi dan registrasi</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">b. komite praktik keperawatan</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">c. komite disiplin keperawatan</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(3) Komite sebagaimana dimaksud pada ayat (2) masing-masing dipimpin oleh 1 (satu) orang Ketua Komite merangkap anggota dan dapat membentuk sub komite sesuai kebutuhan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 13</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(1) Ketua konsil keperawatan Indonesia dan ketua komite adalah perawat dan dipilih oleh dan dari anggota konsil keperawatan Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(2) Ketentuan lebih lanjut tentang pemilihan ketua konsil dan ketua Komite diatur dalam peraturan konsil keperawatan Indonesia</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 14</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(1) Komite Uji Kompetensi dan Registrasi mempunyai tugas untuk melakukan uji kompetensi dan proses registrasi keperawatan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(2) Komite Praktik Keperawatan mempunyai tugas untuk melakukan pemantauan mutu praktik Keperawatan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(3) Komite Disiplin Keperawatan mempunyai tugas untuk menentukan ada tidaknya kesalahan yang dilakukan perawat dalam penerapan praktik keperawatan dan memberikan masukan kepada Ketua Konsil.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 15</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(1) Keanggotaan Konsil Keperawatan Indonesia terdiri dari unsur-unsur wakil Pemerintah, organisasi profesi, institusi pendidikan, pelayanan, dan wakil masyarakat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(2) Jumlah anggota Konsil Keperawatan Indonesia 21 (dua puluh satu) orang yang terdiri atas unsur-unsur yang berasal dari:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">a. Anggota yang ditunjuk adalah 11 (sebelas) orang terdiri dari:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">- Persatuan Perawat Nasional Indonesia 2 (dua) orang;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">- Kolegium keperawatan 2 (dua) orang;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">- Asosiasi institusi pendidikan keperawatan 1 (satu) orang;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">- Asosiasi rumah sakit 1 (satu) orang;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">- Asosiasi institusi pelayanan kesehatan masyarakat 1 (satu) orang;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">- Tokoh masyarakat 1 (satu) orang;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">- Departemen Kesehatan 1 (satu) orang;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">- Departemen Pendidikan Nasional 1 (satu) orang;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">- Departemen Hukum 1 (satu) orang; dan</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">b. Anggota yang dipilih adalah 10 (sepuluh) perawat dari 3 (tiga) wilayah utama (barat, tengah, timur) Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 16</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">1. Keanggotaan Konsil Keperawatan Indonesia ditetapkan oleh Presiden atas usul Menteri dengan rekomendasi organisasi profesi</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">2. Menteri dalam mengusulkan keanggotaan Konsil keperawatan Indonesia harus berdasarkan usulan dari organisasi profesi dan asosiasi sebagaimana dimaksud pada pasal 14 ayat (2).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">3. Ketentuan mengenai tata cara pengangkatan keanggotaan Konsil Keperawatan Indonesia diatur dengan Peraturan Presiden.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">4. Masa bakti satu periode keanggotaan Konsil Keperawatan Indonesia adalah 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk masa bakti 1 (satu) periode berikutnya, dengan memperhatikan sistem manajemen secara berkesinambungan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 17</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">1. Personalia Konsil Keperawatan sebelum memangku jabatan terlebih dahulu harus mengangkat sumpah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">2. Sumpah /janji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbunyi sebagai berikut :</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">² Saya bersumpah/berjanji dengan sungguh-sungguh bahwa saya, untuk melaksanakan tugas ini, langsung atau tidak langsung, dengan menggunakan nama atau cara apapun juga, tidak memberikan atau menjanjikan sesuatu apapun kepada siapapun juga.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saya bersumpah/berjanji bahwa saya, untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam tugas ini, tidak sekali-kali akan menerima langsung atau tidak langsung dari siapapun juga suatu janji atau pemberian.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saya bersumpah/berjanji bahwa saya, dalam menjalankan tugas ini, senantiasa menjunjung tinggi ilmu keperawatan dan mempertahankan serta meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan tetap akan menjaga rahasia kecuali jika diperlukan untuk kepentingan hukum.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saya bersumpah/berjanji bahwa saya, akan setia, taat kepada Negara Republik Indonesia, mempertahankan, mengamalkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar tahun 1945, serta peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saya bersumpah/berjanji bahwa saya, senantiasa akan menjalankan tugas dan wewenang saya ini dengan sungguh-sungguh, saksama, obyektif, jujur, berani, adil, tidak membeda-bedakan jabatan, suku, agama, ras, jender, dan golongan tertentu dan akan melaksanakan kewajiban saya dengan sebaik-baiknya serta bertanggung jawab sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, bangsa dan negara.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saya bersumpah/berjanji bahwa saya, senantiasa akan menolak atau tidak menerima atau tidak mau dipengaruhi oleh campur tangan siapapun juga dan saya akan tetap teguh melaksanakan tugas dan wewenang saya yang diamanatkan Undang-Undang kepada saya.“</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 18</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi anggota Konsil Keperawatan Indonesia :</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">b. Warga Negara Republik Indonesia;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">c. Sehat rohani dan jasmani;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">d. Memiliki kredibilitas baik di masyarakat;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">e. Berusia sekurang-kurangnya 40 (empat puluh) tahun dan setinggi-tingginya 65 (enam puluh lima) tahun pada waktu menjadi anggota Konsil Keperawatan Indonesia;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">f. Mempunyai pengalaman dalam praktik keperawatan minimal 5 tahun dan memiliki Registrasi Tenaga Perawat, kecuali untuk non perawat;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">g. Cakap, jujur, memiliki moral, etika dan integritas yang tinggi serta memiliki reputasi yang baik; dan</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">h. Melepaskan jabatan struktural dan/atau jabatan lainnya pada saat diangkat dan selama menjadi anggota Konsil Keperawatan Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 19</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(1) Keanggotaan Konsil Keperawatan Indonesia berakhir apabila :</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">a. Berakhir masa jabatan sebagai anggota;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">b. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri dan disetujui konsil;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">c. Meninggal dunia;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">d. Bertempat tinggal tetap di luar wilayah Republik Indonesia;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">e. Ketidakmampuan melakukan tugas secara terus-menerus selama 3 (tiga) bulan;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">f. Dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap; atau</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">g. Melakukan tindakan tercela yang dibuktikan dari hasil investigasi Badan Kehormatan Konsil Keperawatan. (hapus...?)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(2) Dalam hal anggota Konsil Keperawatan Indonesia menjadi tersangka tindak pidana kejahatan, diberhentikan sementara dari jabatannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(3) Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Ketua Konsil Keperawatan Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(4) Pengusulan pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh Konsil kepada Menteri kesehatan dan diteruskan kepada Presiden.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 20</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(1) Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya Konsil Keperawatan Indonesia dibantu sekretariat yang dipimpin oleh seorang sekretaris.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(2) Sekretaris diangkat dan diberhentikan oleh Konsil</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(3) Sekretaris sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan pegawai Konsil Keperawatan Indonesia</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(4) Dalam menjalankan tugasnya sekretaris bertanggung jawab kepada pimpinan Konsil Keperawatan Indonesia</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(5) Ketentuan fungsi dan tugas sekretaris ditetapkan oleh Ketua Konsil Keperawatan Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Bagian Keempat</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tata Kerja</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 21</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(1) Setiap keputusan Konsil Keperawatan yang bersifat mengatur dilputuskan oleh rapat pleno anggota.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(2) Rapat pleno Konsil Keperawatan Indonesia dianggap sah jika dihadiri oleh paling sedikit setengah dari jumlah anggota ditambah satu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(3) Keputusan diambil dengan cara musyawarah untuk mufakat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(4) Dalam hal tidak terdapat kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), maka dapat dilakukan pemungutan suara.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 22</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pimpinan Konsil Keperawatan Indonesia melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan tugas anggota dan pegawai konsil agar pelaksanaan tugas dilakukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Bagian Kelima</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pembiayaan</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 23</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(1) Biaya untuk pelaksanaan tugas-tugas Konsil Keperawatan Indonesia dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan sumber pendapatan lain yang sah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(2) Sumber pendapatan lain sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi biaya yang diperoleh dari registrasi perawat dan sumbangan lain yang tidak mengikat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(3) Pembiayaan Konsil Keperawatan Indonesia ditetapkan oleh Ketua Konsil Keperawatan Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">BAB V</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">STANDAR PENDIDIKAN PROFESI KEPERAWATAN</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 24</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(1) Standar pendidikan profesi keperawatan disusun oleh organisasi profesi keperawatan dan disahkan oleh Konsil Keperawatan Indonesia</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(2) Dalam rangka memperlancar penyusunan standar pendidikan profesi keperawatan, organisasi profesi dapat membentuk Kolegium Keperawatan</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(3) Standar pendidikan profesi keperawatan dimaksud pada ayat (1):</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">a. untuk pendidikan profesi Ners disusun oleh Kolegium Ners generalis dengan melibatkan asosiasi institusi pendidikan keperawatan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">b. untuk pendidikan profesi Ners Spesialis I dan II disusun oleh Kolegium Ners Spesialis dengan melibatkan asosiasi institusi pendidikan keperawatan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">BAB VI</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPERAWATAN BERKELANJUTAN</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 25</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pendidikan dan pelatihan keperawatan berkelanjutan, untuk memberikan kompetensi kepada perawat, dilaksanakan sesuai dengan standar pendidikan keperawatan berkelanjutan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 26</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(1) Setiap perawat yang berpraktik wajib meningkatkan kompetensinya melalui pendidikan dan pelatihan keperawatan berkelanjutan yang diselenggarakan oleh organisasi profesi dan lembaga lain yang diakreditasi oleh organisasi profesi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(2) Pendidikan dan pelatihan keperawatan berkelanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan standar pendidikan berkelanjutan perawat yang ditetapkan oleh organisasi profesi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">BAB VII</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">REGISTRASI KEPERAWATAN</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 27</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(1) Setiap perawat yang akan melakukan praktik keperawatan di Indonesia harus memiliki Surat Tanda Registrasi Perawat (STRP).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(2) Registrasi perawat dilakukan dalam 2 (dua) kategori:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">a. LPN untuk perawat vokasional</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">b. RN untuk perawat profesional</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(3) Untuk melakukan registrasi awal, perawat harus memenuhi persyaratan :</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">a. memiliki ijazah perawat Diploma III dan SPK untuk LPN (diakomodasi pada pasal peralihan)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">b. memiliki ijazah Ners, atau Ners Spesialis I, atau Ners Spesialis II untuk RN</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">c. mempunyai surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji perawat</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">d. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">e. lulus uji kompetensi</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">f. membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan kode etik profesi keperawatan</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">g. rekomendasi dari organisasi profesi</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 28</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(1) Dalam menjalankan praktik keperawatan di Indonesia, ijin tempat praktik diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang disebut dengan Surat Ijin Praktik Perawat (SIPP).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(2) Perawat vokasional yang telah memenuhi persyaratan LPN berhak memperoleh SIPP I dan dapat melakukan praktik keperawatan di sarana pelayanan kesehatan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(3) Perawat profesional yang telah memenuhi persyaratan RN berhak memperoleh SIPP II dan dapat melakukan praktik keperawatan di sarana pelayanan kesehatan dan praktik mandiri.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(4) PN dengan latar belakang Diploma III Keperawatan dan pengalaman kerja sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di sarana pelayanan kesehatan dapat mengikuti uji kompetensi RN dan berhak memperoleh SIPP II.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 29</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Syarat untuk memperoleh SIPP:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">a. Memiliki STRP</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">b. Mempunyai tempat praktek</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">c. Memiliki rekomendasi dari organisasi profesi keperawatan</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">SIPP masih tetap berlaku sepanjang:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">d. STRP masih berlaku</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">e. Tempat praktik masih sesuai dengan yang tercantum dalam SIPP</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ketentuan lebih lanjut mengenai SIPP diatur dalam peraturan tersendiri.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 30</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(1) Perawat yang teregistrasi berhak menggunakan sebutan RN (Register Nurse) di belakang nama, khusus untuk perawat profesional, atau PN (Practical Nurse) untuk perawat vokasional.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(2) Sebutan RN dan PN ditetapkan oleh Konsil Keperawatan Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 31</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(1) Surat Izin Praktik Perawat berlaku selama 5 (lima) tahun dan diregistrasi ulang setiap 5 (lima) tahun sekali.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(2) Registrasi ulang dilakukan dengan persyaratan sebagaimana dimaksud pada pasal 27 ayat (3) huruf d dan huruf g, ditambah dengan:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">a. rekomendasi dari Komite Etik dan Disiplin</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">b. angka kredit pendidikan berlanjut</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(3) SIPP hanya diberikan paling banyak di 2 (dua) tempat pelayanan kesehatan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 32</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(1) Perawat Asing yang akan melaksanakan praktik keperawatan di Indonesia harus dilakukan adaptasi dan evaluasi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(2) Adaptasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pada sarana pendidikan milik pemerintah sesuai dengan jenjang pendidikan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(3) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">a. keabsahan ijazah;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">b. kemampuan untuk melakukan praktik keperawatan yang dinyatakan dengan surat keterangan telah mengikuti program adaptasi dan STRP;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">c. mempunyai surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji perawat;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">d. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental; dan</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">e. membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan kode etik keperawatan Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(4) Perawat asing selain memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) juga harus melengkapi surat izin kerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kemampuan berbahasa Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(5) Perawat asing yang telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (3) diberikan SIPP oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 33</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(1) SIPP sementara dapat diberikan kepada perawat warga negara asing yang melakukan kegiatan dalam rangka pendidikan, pelatihan, penelitian, pelayanan keperawatan yang bersifat sementara di Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(2) SIPP sementara berlaku selama 1 ( satu) tahun dan dapat diperpanjang untuk 1 ( satu) tahun berikutnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(3) SIPP sementara dapat diberikan apabila telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada pasal 32 ayat (2) dan (3).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 34</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(1) SIPP bersyarat diberikan kepada peserta program pendidikan keperawatan warga negara asing yang mengikuti pendidikan dan pelatihan di Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(2) Perawat warga negara asing yang akan memberikan pendidikan dan pelatihan dalam rangka alih ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan untuk waktu tertentu, tidak memerlukan SIPP bersyarat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(3) Perawat warga negara asing sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus mendapat persetujuan dari Konsil Keperawatan Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(4) SIPP dan persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) diberikan melalui program adaptasi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 35</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">SIPP tidak berlaku karena:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">a. dicabut atas dasar ketentuan peraturan perundang-undangan;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">b. habis masa berlakunya dan yang bersangkutan tidak mendaftar ulang;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">c. atas permintaan yang bersangkutan;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">d. yang bersangkutan meninggal dunia; atau</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">e. dicabut oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 36</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara registrasi, registrasi ulang, registrasi sementara, dan registrasi bersyarat diatur dengan Peraturan Konsil Keperawatan Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">BAB VIII</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">PENYELENGGARAAN PRAKTIK KEPERAWATAN</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 37</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Praktik keperawatan dilakukankan berdasarkan pada kesepakatan antara perawat dengan klien dan atau pasien dalam upaya untuk peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan kesehatan, kuratif, dan pemulihan kesehatan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 38</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dalam melaksanakan praktik keperawatan, perawat yang telah memililki SIPP berwenang untuk:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">a. melaksanakan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, penetapan diagnosis keperawatan, perencanaan, melaksanakan tindakan keperawatan dan evaluasi keperawatan;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">b. tindakan keperawatan sebagaimana dimaksud pada huruf a meliputi: intervensi/tritmen keperawatan, observasi keperawatan, pendidikan dan konseling kesehatan;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">c. dalam melaksanakan asuhan keperawatan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b harus sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang ditetapkan oleh organisasi profesi;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">d. melaksanakan intervensi keperawatan seperti yang tercantum dalam pasal 4.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 39</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dalam melaksanakan praktik keperawatan, perawat yang telah memiliki SIPP I berwenang untuk :</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">a. melakukan tindakan keperawatan dibawah pengawasan perawat yang memiliki SIPP II;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">b. melaksanakan asuhan keperawatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 38 huruf a harus sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang ditetapkan oleh organisasi profesi;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 40</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(1) Dalam keadaan darurat yang mengancam kehidupan atau nyawa klien dan atau pasien, perawat dapat melakukan tindakan diluar kewenangan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(2) Dalam keadaan luar biasa/bencana, perawat dapat melakukan tindakan diluar kewenangan untuk membantu mengatasi keadaan luar biasa atau bencana tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(3) Perawat yang bertugas di daerah yang sulit terjangkau dapat melakukan tindakan diluar kewenangannya sebagai perawat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 41</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(1) Praktik keperawatan dilakukan oleh perawat profesional (RN) dan perawat vokasional (PN).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(2) PN dalam melaksanakan tindakan keperawatan dibawah pengawasan RN.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(3) Perawat dapat mendelegasikan dan atau menyerahkan tugas kepada perawat lain yang setara kompetensi dan pengalamannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 42</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dilarang mempekerjakan perawat yang tidak memiliki SIPP untuk melakukan praktik keperawatan di sarana pelayanan kesehatan tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 43</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hak Klien dan atau Pasien</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Klien dan atau pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik keperawatan, mempunyai hak:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">a. mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan keperawatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 38;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">b. meminta pendapat perawat lain;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">c. mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan keperawatan;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">d. menolak tindakan keperawatan; dan</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">e. mendapatkan resume keperawatan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 44</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kewajiban Klien dan atau Pasien</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Klien dan atau pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik keperawatan, mempunyai kewajiban:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">a. memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">b. mematuhi nasihat dan petunjuk perawat;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">c. mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan; dan</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">d. memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 45</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pengungkapan Rahasia Klien dan atau Pasien</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pengungkapan rahasia klien dan atau pasien/klien dan atau pasien hanya dapat dilakukan atas dasar:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">a. Persetujuan klien dan atau pasien</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">b. Perintah hakim pada sidang pengadilan</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">c. Ketentuan perundangan yang berlaku</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">d. Kepentingan umum</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 46</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hak Perawat</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dalam melaksanakan praktik keperawatan, perawat mempunyai hak :</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">1) Memperoleh perlindungan hukum dan profesi sepanjang melaksanakan tugas sesuai standar profesi dan Standar Operasional Prosedur (SOP);</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">2) Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari klien dan atau pasien atau keluarganya;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">3) Melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi dan otonomi profesi;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">4) Memperoleh penghargaan sesuai dengan prestasi, dedikasi yang luar biasa dan atau bertugas di daerah terpencil dan rawan;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">5) Memperoleh jaminan perlindungan terhadap resiko kerja yang berkaitan dengan tugasnya;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">6) Menerima imbalan jasa profesi yang proporsional sesuai dengan ketentuan/peraturan yang berlaku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 47</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kewajiban Perawat</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dalam melaksanakan praktik keperawatan, perawat mempunyai kewajiban :</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">1) Memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan standar profesi, standar praktek keperawatan, kode etik, dan SOP serta kebutuhan klien dan atau pasien;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">2) Standar profesi, standar praktek, kode etik ditetapkan oleh organisasi profesi dan merupakan pedoman yang harus diikuti oleh setiap tenaga keperawatan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">3) Merujuk klien dan atau pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau tindakan;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">4) Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang klien dan atau pasien, kecuali untuk kepentingan hukum;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">5) Menghormati hak-hak klien dan atau pasien dan profesi lain sesuai dengan ketentuan/peraturan yang berlaku;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">6) Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">7) Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu keperawatan dalam meningkatkan profesionalisme.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 48</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Praktik Mandiri</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(1) Praktik mandiri dapat dilakukan secara perorangan dan atau berkelompok.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(2) Perawat dalam melakukan praktik mandiri sekurang-kurangnya memenuhi persyaratan:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">a. Memiliki tempat praktik yang memenuhi persyaratan kesehatan;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">b. Memiliki perlengkapan untuk tindakan asuhan keperawatan di luar institusi pelayanan kesehatan termasuk kunjungan rumah;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">c. Memiliki perlengkapan administrasi yang meliputi buku catatan kunjungan, formulir catatan tindakan asuhan keperawatan serta formulir rujukan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(3) Persyaratan perlengkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), sesuai dengan standar perlengkapan asuhan keperawatan yang ditetapkan oleh organisasi profesi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(4) Perawat yang telah mempunyai SIPP dan menyelenggarakan praktik mandiri wajib memasang papan nama praktik keperawatan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">BAB IX</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">PEMBINAAN, PENGEMBANGAN DAN PENGAWASAN</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 49</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pemerintah, Konsil Keperawatan, dan Organisasi Profesi Perawat membina, mengembangkan dan mengawasi praktik keperawatan sesuai dengan fungsi serta tugas masing-masing.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 50</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(1) Pembinaan dan pengembangan perawat meliputi pembinaan profesi dan karir</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(2) Pembinaan dan pengembangan profesi perawat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi kompetensi profesional dan kepribadian</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(3) Pembinaan dan pengembangan profesi perawat dilakukan melalui jabatan fungsional perawat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(4) Pembinaan dan pengembangan karir perawat sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi penugasan, kenaikan pangkat dan promosi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 51</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(1) Pemerintah dan profesi membina serta mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi profesional perawat pada institusi baik pemerintah maupun swasta;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(2) Pemerintah memberikan anggaran untuk meningkatkan profesionalisme perawat pada institusi pelayanan pemerintah;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(3) Pemerintah menetapkan kebijakan anggaran untuk meningkatkan profesionalisme perawat pada institusi pelayanan swasta</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 52</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pembinaan, pengembangan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 50, diarahkan untuk:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">a. Melindungi masyarakat atas tindakan yang dilakukan perawat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">b. Memberikan kepastian hukum bagi masyarakat dan perawat</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">c. Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh perawat;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">d. Melindungi perawat terhadap keselamatan dan risiko kerja.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 53</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(1) Setiap orang dilarang menggunakan identitas berupa gelar atau bentuk lain yang menimbulkan kesan bagi masyarakat seolah-olah yang bersangkutan adalah perawat yang telah memiliki SIPP.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang diberi kewenangan oleh peraturan perundang-undangan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 54</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dalam rangka pembinaan dan pengawasan perawat yang menyelenggarakan praktik keperawatan dapat dilakukan supervisi dan audit sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 55</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sanksi Administratif</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(1) Perawat yang melanggar ketentuan yang diatur dalam pasal 38 dikenakan sanksi administrasi berupa pencabutan sementara SIPP paling lama 1 (satu) tahun</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(2) Perawat yang dinyatakan melanggar Etik dan disiplin Profesi dikenakan sanksi administrasi sebagai berikut:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">a. Pelanggaran ringan dikenakan sanksi pencabutan sementara SIPP paling lama 6 (enam) bulan</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">b. Pelanggaran sedang dikenakan sanksi pencabutan sementara SIPP paling lama 1 (satu) tahun</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">c. Pelanggaran berat dikenakan sanksi pencabutan sementara SIPP paling lama 3 (tiga) tahun</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 56</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sanksi Pidana</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setiap perawat yang dengan sengaja melakukan praktik keperawatan tanpa memiliki SIPP sebagaimana dimaksud dalam pasal 28 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setiap perawat asing yang dengan sengaja melakukan praktek keperawatan tanpa SIPP sementara sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 30 ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setiap perawat asing yang dengan sengaja melakukan praktek keperawatan tanpa SIPP bersyarat sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 32 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 57</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan identitas berupa gelar atau bentuk lain yang menimbulkan kesan bagi masyarakat seolah-olah yang bersangkutan adalah perawat yang telah memiliki SIPP yang dimaksud dalam pasal 48 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda paling banyak Rp. 75.000.000,00 (tujuh puluh lima juta rupiah).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 58</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Institusi pelayanan kesehatan, organisasi, perorangan yang dengan sengaja mempekerjakan perawat yang tidak memiliki SIPP sebagaimana dimaksud dalam pasal 41 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp. 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 59</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Perawat yang dengan sengaja:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">tidak memasang papan nama sebagaimana dimaksud pada pasal 45 ayat (4);</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam pasal 37 huruf a sampai dengan huruf f</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp. 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 60</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Penetapan sanksi administrasi maupun pidana harus didasarkan pada motif pelanggaran dan berat ringannya risiko yang ditimbulkan sebagai akibat pelanggaran.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">BAB X</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">KETENTUAN PERALIHAN</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 61</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pada saat diundangkannya Undang-Undang ini semua peraturan perundang-undangan yang merupakan pelaksanaan Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan yang berkaitan dengan pelaksanaan praktik keperawatan, masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diganti berdasarkan Undang-undang ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pada saat diundangkannya Undang-Undang ini, ijin praktik yang diberikan sesuai KepMenKes Nomor 1239 Tahun 2001 tentang Registrasi dan Praktik Keperawatan, masih tetap berlaku sampai berakhirnya izin praktik tersebut sesuai ketentuan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 62</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dengan telah diberlakukannya Undang Undang Praktik Keperawatan, sebelum terbentuknya Konsil Keperawatan Indonesia maka dalam kegiatan perijinan dilaksanakan sesuai ketentuan yang ada.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">BAB XI</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">KETENTUAN PENUTUP</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 63</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Konsil Keperawatan Indonesia sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (1) harus dibentuk paling lama 6 (enam) bulan sejak Undang-undang ini diundangkan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasal 64</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Undang-Undang ini mulai berlaku 1 (satu) tahun sejak tanggal diundangkan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini dengan penempatan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Disahkan di Jakarta</div><div style="text-align: justify;">Pada tanggal …………………</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">PPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">ttd</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">SUSILO BAMBANG YUDHOYONO</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Diundangkan di Jakarta</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pada Tanggal ……………….</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">SEKRETARIS NEGARA</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">REPUBLIK INDONESIA</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">ttd</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">YUSRIL IHZA MAHENDRA</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN ……………</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">NOMOR ………………</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">LABEL: RUU KEPERAWATAN</div>Suhardihttp://www.blogger.com/profile/02077185241004712710noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1299833681263324372.post-68332650854328791482011-07-05T09:44:00.000+07:002011-07-05T09:44:58.247+07:00Klasifikasi mempunyai halaman brand yang cool!<a href="http://id.netlog.com/Klasifikasi">Klasifikasi mempunyai halaman brand yang cool!</a><br /><br /><a href="http://nursingbegin.com" ><img src="http://nursingbegin.com/nursingbeginbanner.bmp" ></a>Suhardihttp://www.blogger.com/profile/02077185241004712710noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1299833681263324372.post-4273759593165849642010-11-19T13:35:00.000+07:002011-07-13T22:43:10.371+07:00Askep Anak DHF<div style="text-align: justify;">A. Pengertian</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (Christantie Efendy,1995 ).</div><div style="text-align: justify;"></div><a name='more'></a>Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina) (Seoparman, 1990).<br />
<div style="text-align: justify;">DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan beberapa nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara efidemik. (Sir, Patrick manson, 2001).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">B. Etiologi</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">1. Virus dengue sejenis arbovirus.</div><div style="text-align: justify;">2. Virus dengue tergolong dalam family Flavividae dan dikenal ada 4 serotif, Dengue 1 dan 2 ditemukan di Irian ketika berlangsungnya perang dunia ke II, sedangkan dengue 3 dan 4 ditemukan pada saat wabah di Filipina tahun 1953-1954. Virus dengue berbentuk batang, bersifat termoragil, sensitif terhadap in aktivitas oleh diatiter dan natrium diaksikolat, stabil pada suhu 70 oC.</div><div style="text-align: justify;">Keempat serotif tersebut telah di temukan pula di Indonesia dengan serotif ke 3 merupakan serotif yang paling banyak.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">C. Patofisiologi</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty dan kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus-antibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a,dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine dan merupakan mediator kuat sebagai factor</div><div style="text-align: justify;">meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.</div><div style="text-align: justify;">Terjadinya trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan factor penyebab terjadinya perdarahan hebat , terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.</div><div style="text-align: justify;">Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan diathesis hemorrhagic, renjatan terjadi secara akut.</div><div style="text-align: justify;">Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hipovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoxia jaringan, acidosis metabolic dan kematian.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">D. Tanda dan gejala</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">1. Demam tinggi selama 5 – 7 hari.</div><div style="text-align: justify;">2. Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi.</div><div style="text-align: justify;">3. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, echymosis, hematoma.</div><div style="text-align: justify;">4. Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri.</div><div style="text-align: justify;">5. Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati.</div><div style="text-align: justify;">6. Sakit kepala.</div><div style="text-align: justify;">7. Pembengkakan sekitar mata.</div><div style="text-align: justify;">8. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening.</div><div style="text-align: justify;">9. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">E. Pemeriksaan penunjang</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">* Darah</div><div style="text-align: justify;">1. Trombosit menurun.</div><div style="text-align: justify;">2. HB meningkat lebih 20 %</div><div style="text-align: justify;">3. HT meningkat lebih 20 %</div><div style="text-align: justify;">4. Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3</div><div style="text-align: justify;">5. Protein darah rendah</div><div style="text-align: justify;">6. Ureum PH bisa meningkat</div><div style="text-align: justify;">7. NA dan CL rendah</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">* Serology : HI (hemaglutination inhibition test).</div><div style="text-align: justify;">1. Rontgen thorax : Efusi pleura.</div><div style="text-align: justify;">2. Uji test tourniket (+)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Askep Anak DHF</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">F. Penatalaksanaan</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">* Tirah baring</div><div style="text-align: justify;">* Pemberian makanan lunak</div><div style="text-align: justify;">* Pemberian cairan melalui infus</div><div style="text-align: justify;">* Pemberian obat-obatan : antibiotic, antipiretik</div><div style="text-align: justify;">* Anti konvulsi jika terjadi kejang</div><div style="text-align: justify;">* Monitor tanda-tanda vital (Tekanan Darah, Suhu, Nadi, RR).</div><div style="text-align: justify;">* Monitor adanya tanda-tanda renjatan</div><div style="text-align: justify;">* Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut</div><div style="text-align: justify;">* Periksa HB,HT, dan Trombosit setiap hari.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">G. Tumbuh kembang pada anak usia 6-12 tahun</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran berbagai organ fisik berkaitan dengan masalah perubahan dalam jumlah, besar, ukuran atau dimensi tingkat sel. Pertambahan berat badan 2 – 4 Kg / tahun dan pada anak wanita sudah mulai mengembangkan cirri sex sekundernya.</div><div style="text-align: justify;">Perkembangan menitikberatkan pada aspek diferensiasi bentuk dan fungsi termasuk perubahan sosial dan emosi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">1. Motorik kasar</div><div style="text-align: justify;">* Loncat tali</div><div style="text-align: justify;">* Memukul</div><div style="text-align: justify;">* Badminton</div><div style="text-align: justify;">* Motorik kasar di bawah kendali kognitif dan berdasarkan secara bertahap meningkatkan irama dan kehalusan.</div><div style="text-align: justify;">2. Motorik halus</div><div style="text-align: justify;">* Menunjukan keseimbangan dan koordinasi mata dan tangan</div><div style="text-align: justify;">* Dapat meningkatkan kemampuan menjahit, membuat model dan bermain alat musik.</div><div style="text-align: justify;">3. Kognitif</div><div style="text-align: justify;">* Dapat berfokus pada lebih dan satu aspek dan situasi</div><div style="text-align: justify;">* Dapat mempertimbangkan sejumlah alternatif dalam pemecahan masalah</div><div style="text-align: justify;">* Dapat membelikan cara kerja dan melacak urutan kejadian kembali sejak awal</div><div style="text-align: justify;">* Dapat memahami konsep dahulu, sekarang dan yang akan datang.</div><div style="text-align: justify;">4. Bahasa</div><div style="text-align: justify;">* Mengerti kebanyakan kata-kata abstrak</div><div style="text-align: justify;">* Memakai semua bagian pembicaraan termasuk kata sifat, kata keterangan, kata penghubung dan kata depan</div><div style="text-align: justify;">* Menggunakan bahasa sebagai alat pertukaran verbal</div><div style="text-align: justify;">* Dapat memakai kalimat majemuk dan gabungan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DHF</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">1. Pengkajian</div><div style="text-align: justify;">Pengkajian merupakan tahap awal yang dilakukan perawat untuk mendapatkan data yang dibutuhkan sebelum melakukan asuhan keperawatan . pengkajian pada pasien dengan “DHF” dapat dilakukan dengan teknik wawancara, pengukuran, dan pemeriksaan fisik. Adapun tahapan-tahapannya meliputi :</div><div style="text-align: justify;">* Mengidentifikasi sumber-sumber yang potensial dan tersedia untuk memenuhi kebutuhan pasien.</div><div style="text-align: justify;">* Kaji riwayat keperawatan.</div><div style="text-align: justify;">* Kaji adanya peningkatan suhu tubuh ,tanda-tanda perdarahan, mual, muntah, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati, nyeri otot dan sendi, tanda-tanda syok (denyut nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin dan lembab terutama pada ekstrimitas, sianosis, gelisah, penurunan kesadaran).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">2. Diagnosa keperawatan yang Muncul</div><div style="text-align: justify;">1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.</div><div style="text-align: justify;">2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, tidak ada nafsu makan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">3. Intervensi</div><div style="text-align: justify;">Diagnosa 1. :</div><div style="text-align: justify;">Gangguan volume cairan tubuh kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan , muntah dan demam.</div><div style="text-align: justify;">Tujuan : Gangguan volume cairan tubuh dapat teratasi</div><div style="text-align: justify;">Kriteria hasil :</div><div style="text-align: justify;">* Volume cairan tubuh kembali normal</div><div style="text-align: justify;">Intervensi :</div><div style="text-align: justify;">* Kaji KU dan kondisi pasien</div><div style="text-align: justify;">* Observasi tanda-tanda vital ( S,N,RR )</div><div style="text-align: justify;">* Observasi tanda-tanda dehidrasi</div><div style="text-align: justify;">* Observasi tetesan infus dan lokasi penusukan jarum infus</div><div style="text-align: justify;">* Balance cairan (input dan out put cairan)</div><div style="text-align: justify;">* Beri pasien dan anjurkan keluarga pasien untuk memberi minum banyak</div><div style="text-align: justify;">* Anjurkan keluarga pasien untuk mengganti pakaian pasien yang basah oleh</div><div style="text-align: justify;">keringat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Diagnosa 2. :</div><div style="text-align: justify;">Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.</div><div style="text-align: justify;">Tujuan : Hipertermi dapat teratasi</div><div style="text-align: justify;">Kriteria hasil :</div><div style="text-align: justify;">* Suhu tubuh kembali normal</div><div style="text-align: justify;">Intervensi :</div><div style="text-align: justify;">* Observasi tanda-tanda vital terutama suhu tubuh</div><div style="text-align: justify;">* Berikan kompres dingin (air biasa) pada daerah dahi dan ketiak</div><div style="text-align: justify;">* Ganti pakaian yang telah basah oleh keringat</div><div style="text-align: justify;">* Anjurkan keluarga untuk memakaikan pakaian yang dapat menyerap keringat seperti terbuat dari katun.</div><div style="text-align: justify;">* Anjurkan keluarga untuk memberikan minum banyak kurang lebih 1500 – 2000 cc per hari</div><div style="text-align: justify;">* kolaborasi dengan dokter dalam pemberian Therapi, obat penurun panas.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Diagnosa 3. :</div><div style="text-align: justify;">Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,</div><div style="text-align: justify;">muntah, tidak ada nafsu makan.</div><div style="text-align: justify;">Tujuan : Gangguan pemenuhan nutrisi teratasi</div><div style="text-align: justify;">Kriteria hasil :</div><div style="text-align: justify;">* Intake nutrisi klien meningkat</div><div style="text-align: justify;">Intervensi :</div><div style="text-align: justify;">* Kaji intake nutrisi klien dan perubahan yang terjadi</div><div style="text-align: justify;">* Timbang berat badan klien tiap hari</div><div style="text-align: justify;">* Berikan klien makan dalam keadaan hangat dan dengan porsi sedikit tapi</div><div style="text-align: justify;">sering</div><div style="text-align: justify;">* Beri minum air hangat bila klien mengeluh mual</div><div style="text-align: justify;">* Lakukan pemeriksaan fisik Abdomen (auskultasi, perkusi, dan palpasi).</div><div style="text-align: justify;">* Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian Therapi anti emetik.</div><div style="text-align: justify;">* Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet.</div>Suhardihttp://www.blogger.com/profile/02077185241004712710noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1299833681263324372.post-55668362850795720402010-11-19T13:25:00.001+07:002011-07-13T23:01:25.296+07:00Rumus Menghitung Masa Subur"Banyak Anak Banyak Rejeki" adalah kepercayaan kuno orang zaman dulu karena semakin banyak anak maka semakin tenaga banyak sumber daya manusia yang dapat digunakan untuk membantu kegiatan ekonomi keluarga. Zaman modern sekarang ini justru menganggap dua anak cukup guna membentuk keluarga berencana atau keluarga berkualitas alias KB.<br />
<div style="text-align: justify;"></div><a name='more'></a><br />
<br />
Berbagai cara dilakukan untuk mencegah kehamilan akibat hubungan rutin suami istri. Mulai dari memasang alat kontrasepsi, minum pil KB, sterilisasi pria (vasektomi), sterilisasi wanita (tubektomi), hingga cara tradisional sistem kalender. Cara kalender bisa meleset karena tingkat ketepatannya hanya 60% sampai 70%.<br />
<br />
Rumus Menghitung Masa Subur Wanita / Perempuan Sistem Kelender :<br />
<br />
Masa Subur = Hari Terakhir Haid Menstruasi + 13<br />
Masa Prasubur = Masa Subur -3 & Masa Subur + 3<br />
<br />
Contoh : Jika hari terakhir mens adalah tangal 10 maka tanggal masa subur adalah tanggal 23, masa prasubur awal tanggal 20 dan masa prasubur akhir tanggal 26.<br />
<br />
Agar lebih tepat sebaiknya melakukan pencatatan 6 siklus haid terakhir untuk menentukan masa prasubur. Kurangi dan tambahkan 3 hari pada siklus terpendek dan terpanjang dari catatan yang telah dibuat.<br />
<br />
Jadi berhati-hatilah dalam berhubungan suami isteri ketika masa subur istri tanpa alat kontrasepsi atau teknik KB lainnnya yang dapat mencegah kehamilan. Pelajari dengan baik sebelum menentukan metode pencegah kehamilan yang tepat dengan ahli kadungan seperti dokter dan bidan.<br />
<br />
Sistem kalender dalam menentukan masa subur hanya dapat digunakan pada wanita yang teratur mens 28 sampai 35 hari. Rokok dan gizi buruk juga mempengaruhi rutinitas keluarnya sel telur.<br />
<br />
Tambahan :<br />
- Ada sistem perhitungan kalender lain yang menggunakan waktu masa subur 14 hari dengan jeda masing-masing 2 hari di awal dan di akhir.<br />
- Gunakan alat tes masa subur yang dijual bebas dengan media air seni perempuan untuk mengetahui kapan subur dan kapan tidak subur dengan tingkat ketepatan 90% sampai 95%.<br />
- Cara lain adalah dengan cek lendir leher rahim dengan jari. Cek kekentalan cairan lendir tersebut dengan meletakkan lendir antara jari telunjuk dan ibu jari. Rekatkan keduanya lalu buat jarak 2 sampai 3 cm. Jika lendir putus maka tidak subur dan jika tidak putus maka sedang dalam masa subur. Cara ini mungkin hanya tepat 60% s/d 70% saja.<br />
- Disarankan banyak membaca sumber lain sebagai pelengkap.Suhardihttp://www.blogger.com/profile/02077185241004712710noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1299833681263324372.post-31214094754631887672010-11-19T12:57:00.001+07:002011-07-13T23:00:38.173+07:00HipertensiHIPERTENSI<br />
<br />
1. Pengertian<br />
<br />
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996).<br />
<br />
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman Sorensen,1996).<br />
<br />
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg ataulebih. (Barbara Hearrison 1997)<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;"><br />
</div><br />
<br />
2. Etiologi<br />
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer.<br />
Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:<br />
* Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atautransport Na.<br />
* Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkantekanan darah meningkat.<br />
* Stress Lingkungan.<br />
* Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua sertapelabaran pembuluh darah.<br />
<br />
Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:<br />
1. Hipertensi Esensial (Primer)<br />
Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, systemrennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan stress.<br />
2. Hipertensi SekunderDapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler renal.<br />
Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll.<br />
<br />
3.<br />
<br />
Patofisiologi<br />
Menurunnya tonus vaskuler meransang saraf simpatis yang diterukan ke seljugularis. Dari sel jugalaris ini bias meningkatkan tekanan darah. Danapabila diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkanretensi natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanandarah. Dengan Peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan pada organ organ seperti jantung.<br />
<br />
4. Manifestasi Klinis<br />
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah :<br />
* Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg<br />
* Sakit kepala<br />
* Epistaksis<br />
* Pusing / migrain<br />
* Rasa berat ditengkuk<br />
* Sukar tidur<br />
* Mata berkunang kunang<br />
* Lemah dan lelah<br />
* Muka pucat<br />
* Suhu tubuh rendah<br />
<br />
5. Pemeriksaan Penunjang<br />
* Pemeriksaan Laborat<br />
o Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti : hipokoagulabilitas, anemia.<br />
o BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.<br />
o Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapatdiakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.<br />
o Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal danada DM.<br />
* CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati<br />
* EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.<br />
* IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal,perbaikan ginjal.<br />
* Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup,pembesaran jantung.<br />
<br />
6. Penatalaksanaan<br />
* Penatalaksanaan Non Farmakologis<br />
1. DietPembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.<br />
2. Aktivitas<br />
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan denganbatasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,bersepeda atau berenang.<br />
* Penatalaksanaan Farmakologis<br />
Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:<br />
1. Mempunyai efektivitas yang tinggi.<br />
2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.<br />
3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.<br />
4. Tidak menimbulakn intoleransi.<br />
5. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.<br />
6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.<br />
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi sepertigolongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,golongan penghambat konversi rennin angitensin.<br />
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Hipertensi<br />
<br />
<br />
1. Pengkajian<br />
* Aktivitas/ Istirahat<br />
o Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.<br />
o Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.<br />
* Sirkulasi<br />
o Gejala :Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi.<br />
o Tanda :Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,radialis, tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis,kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisiankapiler mungkin lambat/ bertunda.<br />
* Integritas Ego<br />
o Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress multiple(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan.<br />
o Tanda :Letupan suasana hat, gelisah, penyempitan continue perhatian,tangisan meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.<br />
* Eliminasi<br />
o Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayatpenyakit ginjal pada masa yang lalu).<br />
* Makanan/cairan<br />
o Gejala: Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini(meningkat/turun) Riowayat penggunaan diuretic<br />
o Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema, glikosuria.<br />
* Neurosensori<br />
o Genjala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit kepala,subojksipital (terjadi saat bangun dan menghilangkan secara spontansetelah beberapa jam) Gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan kabur,epistakis).<br />
o Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara,efek, proses piker, penurunan keuatan genggaman tangan.<br />
* Nyeri/ ketidaknyaman<br />
o Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung),sakitkepala.<br />
* Pernafasan<br />
o Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja takipnea,ortopnea,dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.<br />
o Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyinafas tambahan (krakties/mengi), sianosis.<br />
* Keamanan<br />
o Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.<br />
<br />
2. Diagnosa Keperawatan yang Muncul<br />
* Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.<br />
* Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.<br />
* Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.<br />
* Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan gangguan sirkulasi.<br />
<br />
3. Intervensi<br />
Diagnosa Keperawatan 1. :<br />
Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.<br />
Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi iskemia miokard.<br />
Kriteria Hasil : Klien berpartisifasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah / bebankerja jantung , mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapatditerima, memperlihatkan norma dan frekwensi jantung stabil dalam rentangnormal pasien.<br />
Intervensi :<br />
* Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang tepat.<br />
* Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer.<br />
* Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas.<br />
* Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler.<br />
* Catat edema umum.<br />
* Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas.<br />
* Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditemapt tidur/kursi<br />
* Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan<br />
* Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan leher<br />
* Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan<br />
* Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah<br />
* Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi<br />
* Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi.<br />
<br />
Diagnosa Keperawatan 2. :<br />
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.<br />
Tujuan : Aktivitas pasien terpenuhi.<br />
Kriteria Hasil :Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan / diperlukan,melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur.<br />
Intervensi :<br />
* Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan menggunkan parameter :frekwensi nadi 20 per menit diatas frekwensi istirahat, catat peningkatanTD, dipsnea, atau nyeridada, kelelahan berat dan kelemahan, berkeringat,pusig atau pingsan. (Parameter menunjukan respon fisiologis pasienterhadap stress, aktivitas dan indicator derajat pengaruh kelebihan kerja/ jantung).<br />
* Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh : penurunan kelemahan / kelelahan, TD stabil, frekwensi nadi, peningkatan perhatian padaaktivitas dan perawatan diri. (Stabilitas fisiologis pada istirahatpenting untuk memajukan tingkat aktivitas individual).<br />
* Dorong memajukan aktivitas / toleransi perawatan diri. (Konsumsioksigen miokardia selama berbagai aktivitas dapat meningkatkan jumlah oksigen yang ada. Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatantiba-tiba pada kerja jantung).<br />
* Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan penggunaan kursi mandi, menyikat gigi / rambut dengan duduk dan sebagainya. (teknik penghematan energi menurunkan penggunaan energi dan sehingga membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen).<br />
* Dorong pasien untuk partisifasi dalam memilih periode aktivitas.(Seperti jadwal meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas danmencegah kelemahan).<br />
<br />
Diagnosa Keperawatan 3. :<br />
Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral<br />
Tujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat.<br />
Kriteria Hasil :Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak nyaman.<br />
Intervensi :<br />
* Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan<br />
* Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan.<br />
* Batasi aktivitas.<br />
* Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin.<br />
* Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan.<br />
* Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres es, posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari konstipasi.<br />
<br />
Diagnosa keperawatan 4. :<br />
Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan gangguan sirkulasi.<br />
Tujuan : Sirkulasi tubuh tidak terganggu.<br />
Kriteria Hasil :Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti ditunjukkan dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada keluhan sakit kepala, pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas normal.<br />
Intervensi :<br />
* Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur.<br />
* Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan pemantau tekanan arteri jika tersedia.<br />
* Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan.<br />
* Amati adanya hipotensi mendadak.<br />
* Ukur masukan dan pengeluaran.<br />
* Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai pesanan.<br />
* Ambulasi sesuai kemampuan; hindari kelelahan.<br />
<br />
<br />
DAFTAR PUSTAKA<br />
Doengoes, Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, 2000<br />
Gunawan, Lany. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Yogyakarta, Penerbit Kanisius, 2001<br />
Sobel, Barry J, et all. Hipertensi : Pedoman Klinis Diagnosis dan Terapi, Jakarta, Penerbit Hipokrates, 1999<br />
Kodim Nasrin. Hipertensi : Yang Besar Yang Diabaikan, @ tempointeraktif.com, 2003<br />
Smith Tom. Tekanan darah Tinggi : Mengapa terjadi, Bagaimana mengatasinya ?, Jakarta, Penerbit Arcan, 1995<br />
Semple Peter. Tekanan Darah Tinggi, Alih Bahasa : Meitasari Tjandrasa Jakarta, Penerbit Arcan, 1996<br />
Brunner & Suddarth. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC, 2002<br />
Chung, Edward.K. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskuler, Edisi III, diterjemahkan oleh Petrus Andryanto, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1995<br />
Marvyn, Leonard. Hipertensi : Pengendalian lewat vitamin, gizi dan diet, Jakarta, Penerbit Arcan, 1995<br />
Tucker, S.M, et all . Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, diagnosis dan evaluasi , Edisi V, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1998Suhardihttp://www.blogger.com/profile/02077185241004712710noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1299833681263324372.post-45227731254495040142010-11-19T12:44:00.001+07:002011-07-13T23:05:08.003+07:004 TIPS agar selalu Ereksi,Tubuh manusia tak berbeda dengan mesin. Keterampilan seksual tak hanya tergantung pada kebugaran fisik, tetapi juga pikiran dan sikap mentalnya yang dapat dilatih.<br />
<br />
Menurut Graham Masterton dalam bukunya, Wild In Bed Together, kinerja puncak seks adalah 10 persen kemampuan fisik, 20 persen pengalaman dan pengetahuan, dan 60 persen kontrol mental. Pikiran sadar memang dibutuhkan agar dapat ereksi.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;"><br />
</div><br />
Namun, jika pria dapat melatih dirinya, maka yang didapatkan adalah pertahanan konsentrasinya agar dapat ereksi dengan baik. Untuk itu, Graham memberikan beberapa kiat yang dapat dicoba.<br />
<br />
1. Jangan gugup<br />
Apabila bercinta, jangan terlalu mengkhawatirkan diri apakah bisa ereksi atau tidak. Anda tak perlu memercayai apa pun untuk membuktikan kejantanan dengan tidak bisa ereksi. Ingatlah, wanita sebetulnya paham bahwa pria tak selalu bisa ereksi. Mereka hanya tidak enak dengan pria yang selalu tak bisa ereksi.<br />
<br />
2. Jangan pikirkan ereksi saja<br />
Lebih baik pikirkan saja bagaimana caranya memuaskan pasangan. Misalnya, mengetahui bagian mana dari pasangan yang paling suka disentuh.<br />
<br />
3. Ajak pasangan untuk membantu<br />
Kesulitan hendaknya dibagi dengan pasangan Anda. Jangan minta maaf dan cari alasan karena itu bukan semata kesalahan Anda. Hal ini sama dengan tugas pasangan merangsang Anda sebelum bersetubuh.<br />
<br />
4. Jangan terburu-buru<br />
Janganlah terburu-buru melakukan penetrasi karena berpikir mumpung selagi ereksi agar supaya jangan lemas lagi. Cara ini malah hanya menambah kecemasan dan meningkatkan peluang Anda untuk lemas lagi.<br />
<br />
Bahkan yang paling gawat, dengan melakukan segalanya dengan terburu-buru, Anda dapat mengalami ejakulasi prematur. Akan lebih baik Anda melakukannya pelan-pelan saja dan teruskan berpikir bagaimana memberi kesenangan kepada pasangan sebaik mungkin<br />
<br />
<br />
Baca Selengkapnya Disini : http://www.unikaja.com/2010/11/4-tips-agar-selalu-ereksi-wajib-baca.html#ixzz15hiu4VbQSuhardihttp://www.blogger.com/profile/02077185241004712710noreply@blogger.com0